JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Sebanyak 27 sekolah ikut bimbingan teknis operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) yang digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik bidang kurikulum pendidikan dasar dan menengah, yang berlangsung selama empat hari (4-7/9/2017), di Merlynn Park Hotel, Jakarta.
Daniel Mangu, ketua panitia Bimtek Operator Dapodik SMAK, mengatakan, seiring dengan terus bertambahnya jumlah SMAK dan bertambahnya jumlah peserta didiknya, maka diperlukan sebuah upaya penataan melalui sebuah sistem pendataan.
“Kami sudah koordinasi dengan pihak menteri pendidikan dan kebudayaan sebagai sektor bidang pendidikan termasuk soal Dapodik,” kata Daniel dalam sambutannya.
Diakui, aplikasi Dapodik kementerian pendidikan dan kebudayaan sudah tertata dengan sangat baik melalui sebuah sistem atau aplikasi Dapodik yang sangat canggih.
“Sistem atau aplikasi ini yang kita harapkan untuk bisa digunakan dalam upaya pendataan bagi SMAK di lingkungan Dirjen Bimas Katolik,” jelasnya dalam kegiatan bertajuk “Menuju tata kelola SMAK yang tertib, profesional, transparan dan aktual”.
Lanjut Daniel, saat ini sudah bisa akses aplikasi Dapodik dari kementerian pendidkan dan kebudayaan dan pada waktunya nanti akan ditandatangani perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama terkait penggunaan up-load aplikasi Dapodik oleh SMAK di seluruh Indonesia yang berada dibawah pembinaan Dirjen Bimas Katolik.
“Penggunaan aplikasi Dapodik dapat berjalan dengan baik, maka perlu disiapkan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil dalam mengoperasikan aplikasi Dapodik. Dan untuk maksud itu pula kegiatan bimbingan teknis ini dilaksanakan,” kata Daniel.
Direktur Jenderal Bimas Katolik dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Bagian Keuangan, Albertus Triyatmojo, mengatakan, pendidikan merupakan suatu fondasi bangunan untuk suatu masyarakat dan bangsa, maka kita pun sebagai warga gereja dan warga negara mengambil pernyataan tersebut. Kita mengenal istilah pendidikan iman dan pendidikan karakter.
“Pendidikan merupakan fondasi bangunan untuk suatu masyarakat dan bangsa dan juga kita pun sebagai warga gereja dan negara perlu mengambil peran penting dalam pendidikan iman dan pendidikan karakter,” tutur Albertus.
Selain itu, ia juga tekankan bahwa pendidikan berawal dari keluarga.
Pewarta: Yulianus Mote
Editor: Arnold Belau