Komunitas Jurnalis Jayapura Pinta Simpati Wabah di Asmat

0
3739
Tim Terpadu Pemkab Asmat melakukan pelayanan pemberian imunisasi, pengobatan campak, pemberian vitamin dan makanan tambahan di Distrik Pulau Tiga. (Humas Setda Asmat/SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Merebaknya wabah campak dan gizi buruk anak-anak Papua di Kabupaten Asmat sejak sepekan lalu mengundang keprihatinan jurnalis di Jayapura. Mereka membuktikan keprihatinannya itu dengan menggelar aksi pengumpulan koin dan bagi bunga di pinggir jalan raya.

Kedua kegiatan itu, menurut kata Meirto Tangkepayung, koordinator komunitas jurnalis di Jayapura, diadakan untuk mendukung langkah pemerintah daerah menangani wabah tersebut.

“Sebagai sesama manusia tentunya kita ikut peduli dengan situasi buruk yang sedang dialami anak-anak di Asmat,” kata Meirto.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika

Aksi kumpul koin dan bagi bunga, lanjut dia, akan diadakan beberapa kali dan selanjutnya hasil dari itu nantinya diserahkan ke posko penanganan wabah campak dan gizi buruk yang telah dibentuk Pemkab Asmat.

Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Papua ini juga menambahkan, aksi mereka dimulai sejak Senin (15/1/2018) lalu. Saat itu pengurus IJTI kumpulkan dana awal senilai Rp2 juta.

ads

Lanjut Meirto, sebenarnya tidak hanya jurnalis, pihaknya juga mengundang simpati dari masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan tersebut.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

“Mari kita sama-sama peduli sama anak-anak di Kabupaten Asmat,” ajaknya.

Ia berharap, hasil dari aksi koin sekiranya bisa mengurangi beban keluarga korban di Asmat dalam menangani wabah campak dan gizi buruk tersebut.

Selain kepada Meirto, partisipasi dari jurnalis maupun siapapun yang ingin berbagi bisa menghubungi saudari Beatrix Ibo dari TVPapua.com dan Odeodata Hermina Julia Vanduk dari koran Bisnis Papua.

Dikabarkan, kasus gizi buruk dan campak di Asmat menewaskan sedikitnya 67 anak dan balita. Itu terjadi selama empat bulan terakhir. Menurut informasi, sebelum dirujuk ke rumah sakit, para pasien rata-rata mengalami demam, muntah-muntah, buang air terus menerus hingga tak sadarkan diri. RSUD Agats saat ini sedang tangani 25 orang pasien gizi buruk dan campak.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Sementara, data Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyebutkan, sebanyak 558 kasus campak terjadi di Kabupaten Asmat sejak September 2017 hingga Januari 2018.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaDPRP Minta Eceng Gondok di Danau Paniai Dikeruk
Artikel berikutnyaPersipura Disponsori Bank Papua dan Freeport Setelah Delapan “Jagoan” Pindah