NABIRE, SUARAPAPUA.com — Pengamat kesehatan di wilayah Meepago, Kristianus Tebai, SKM, M.Kes meminta kepada Pemkab di Papua agar segera membentuk satu tim yang nantinya mampu memutuskan mata rantai gizi buruk dan campak di Papua.
Hal itu disampaikannya kepada suarapapua.com saat diwawancarai di kediamannya tidak lama ini di Nabire, Papua.
Tebai mengatakan, gizi buruk dan campak bukanlah penyakit yang baru muncul di Papua, tetapi penyakit tersebut sudah lama, sehingga sangat dibutuhkan sweeping massal serta pelacakan gizi buruk di setiap wilayah kabupaten di Papua agar mendapat sampel yang real.
Menurutnya, berbagai kasus gizi buruk dan campak yang terselubung itu kini mulai nampak di Asmat.
“Penyakit semacam ini tidak hanya terdapat di Asmat, tetapi juga di beberapa kabupaten di wilayah Meepago seperti Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai dan Intan Jaya,” katanya.
Ia menjelaskan, untuk menghadapi kondisi penyakit semacam ini sangat penting untuk melakukan upaya preventif dan promotif di berbagai kabupaten di Tanah Papua.
Ia menambahkan bahwa di wilayah kabupaten Dogiyai, Deiyai, Paniai dan Intan Jaya memiliki cakupan imunisasi yang cukup rendah, sehingga sangat rawan jika terjadi kasus yang sama seperti di Asmat dan Pegunungan Bintang.
Menanggapi kasus tersebut, Kris menyarankan agar alangkah baiknya jika tim multisektoral terbentuk secara cepat agar dapat memutuskan mata rantai penyebaran penyakit menular yang berakibat kematian. Ini adalah cara antisipasi secara efektif agar mencegah penularan.
Pewarta: Yance Agapa
Editor: Arnold Belau