Inilah Warisanmu (2)

0
2187

Oleh: Mikael Tekege)*

Ini Surgaku

Bapak Tua lanjutkan ceritanya. Suasana tenang tanpa bisikan apa pun, membiarkan kedua telinga meresap cerita mengisi keheningan malam di Emaawaa.

Anakku, kehidupan manusia di dunia ini tidak terlepas dari banyak persoalan. Semua persoalan yang tentunya menjadi hal paling fundamental. Melekat secara alami pada setiap individu. Semua problem itu kadang membuat kita putus asa, stres, sakit hati dan mengorbankan harta benda, bahkan menghilangkan nyawa sekalipun.

Ada persoalan yang kadang datang atas perbuatan kita sendiri, diperalat dan kadang muncul dari kepentingan tertentu. Tugas dan kewajibanmu adalah berjuang dan menjawab semua persoalan itu.

ads

Anakku, tidak ada tempat abadi bagi manusia di dunia ini selain di akhirat bersama Sang Pencipta yang dijanjikan oleh sang penceramah di mimbar suci. Namun, anakku, sebenarnya di bumi ini ada tempat yang identik dengan surga itu.

Di tempat itu, tidak ada iri hati, benci, saling memusuhi, marah dan persoalan lainnya. Di sanalah tempat dimana surga dunia terletak. Tetapi, surga dunia itu kadang dihancurkan demi kepentingan ekonomi politik. Dan tempat itu menjadi sasaran pelampiasan nafsu kepentingan penguasa negeri ini. Begitulah iblis memusuhi surga dunia.

Anakku, kamu tahu tidak dimanakah surga dunia itu berada? Anakku, surga dunia itu berada di tengah hutan belantara. Di sana tidak ada persoalan apapun selain berpikir dan bertindak sekehendak hati sesuai dengan kebutuhan hidup tanpa diatur oleh siapa pun dan atas nama apa pun.

Di dalam surga dunia itu, tidak ada persoalan yang membuat kita iri dan benci, yang ada hanyalah pepohonan, hewan, dan tumbuhan. Di sana ada banyak makanan, sayur, buah-buahan. Semua siap santap. Di sana juga ada banyak obat-obatan alami yang mampu menyembuhkan segala kesakitan dan penyakit apa pun.

Anakku, kita harus menjaga surga itu. Kita harus selamatkan surga itu dari klaim atas kepentingan apapun. Anakku, surga yang kita miliki menjanjikan keselamatan hidup generasi muda dan anak cucu kita ke depan. Tempat sandaran hidupmu berada di surga dunia untuk beraktivitas demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tidak ada hal baik yang kita dapatkan di tengah keramaian dunia, yang ada hanyalah berbagai macam penyakit yang akan membuat kita memperpendek umur kita, karena anakku, penyakit itu akan datang melalui mata, otak, mulut dan tangan kita.

Anakku, jika memilih hidup di tengah keramaian dunia, ciptakanlah suasana hidupmu seperti di surga dunia yang kita miliki.

Anakku, jika kamu belajar dan mengenyam pendidikan di rantauan, belajarlah dengan baik tentang keselamatan hidupmu, bangsamu dan juga surga duniamu.

Anakku, surga dunia yang kita miliki tidak disukai oleh banyak orang untuk melampiaskan nafsu kepentingan mereka, bahkan dari kita sendiri yang tahu tentang surga dunia itu juga yang menjadi jembatan untuk merusak surga dunia itu.

Anakku, satu yang harus simpan dalam benak di sepanjang hidupmu adalah surga dunia merupakan tempat sandaran hidupku, hidupmu dan hidup mereka.

Karena itulah anakku, jagalah surga duniamu. Mereka mengambil dan merusak surga dunia kita atas paksaan dan ancaman itu lebih baik daripada engkau dengan sengaja menyerahkan kepada mereka.

Anakku, jangan pernah benci dan apalagi menjual surga dunia ini, karena engkau akan menjadi manusia tak berakar. Surga dunia kita adalah masa depan kita, maka jangan menjual masa depanmu dan masa depan anak cucumu.

Anakku, hari ini akan berlalu dan hari esok menanti kamu untuk menata hidupmu. Karena itulah jangan hanya berpikir untuk hari ini. Hari ini adalah kenyataan dan atas kenyataan akan memberikan harapan dan harapan itulah yang kamu wujudkan.

Anakku, pandanglah sebuah pohon dari bawah ke atas, akar, batang, cabang, ranting dan daun. Jangan engkau memanjat dan melihat dari atas ke bawah, karena itu sama saja meruncing masa depan hidupmu dan keturunanmu.

Anakku, saat ini engkau menjaga surga dunia kita dan membuat sesuatu yang baik bagi kelangsungan hidup generasi penerusmu adalah yang terbaik.

Anakku, wariskanlah surga dunia kita kepada generasi penerusmu secara utuh. Jangan beri mereka (generasi penerus) surga dunia tanpa makna, tanpa pepohonan, tanpa sayuran, tanpa makanan, tanpa binatang dan tanpa seisinya. Karena di sanalah sumber kehidupan bagi mereka!. []

Bersambung ke bagian ketiga – Semua Butuh Makanan

)* Penulis adalah salah satu penulis buku “Anomali Negara, Kawin Paksa Burung Garuda dengan Cenderawasih”

Artikel sebelumnyaTPN-PB Kodap III Nemangkawi Bantah Membakar Fasilitas Umum di Banti
Artikel berikutnyaBernard Sagrim: Orang Maybrat Harus Bersatu Bangun Daerah