MAYBRAT, SUARAPAPUA.com — Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr mengajak masyarakat dan warga jemaat Aifat Timur untuk bangkit dengan cahaya kebangkitan Yesus dari antara orang mati sebagi wujud keselamatan manusia.
“Seringkali kita tenggelam dan mati dalam dosa-dosa kita, maka dengan kebangkitan Yesus mari kita menyesali perbuatan-perbuatan kita dan mari bertobat. Wilayah ini sangat luas, dimana pada tahun 1956 hanya ada satu paroki St. Yosef Ayawasi, tetapi dalam perjalanan waktu terus mengalami perubahan sesuai perkembangan waktu yang ada,” ujar Uskup pekan lalu di Ayata.
Dengan kebangkitan itu, uskup harus berani mengambil resiko, sehingga pada tahun 2005 mengambil keputusan untuk membuka sekolah Seminari Petrus Van Diepen di Aimas dan sekolah itu 70 persen anak-anak asli Papua. Hasil dari seminari banyak anak-anak yang sekolah di New Zealand, Jerman, Australia, dan Thailand.
“Sekolah itu berpola asrama terbesar di Tanah Papua, dimana menampung 500 orang anak di asrama tersebut. Sumber daya manusia Papua harus disiapkan dari sekarang bukan hanya mengandalkan sumber daya alam yang besar dan indah ini, tetapi kita menyiapkan sumber daya manusia Papua jauh lebih indah dari alamnya,” ungkap uskup Datus.
Uskup berharap supaya peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum dan saat ini dapat mencerdaskan umat sekalian, sebab besar kasih Tuhan tidak meninggalkan umat.
Usai ibadah, dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti peresmian Paroki St. Andreas Aifat di Ayata oleh Uskup Datus Lega dan pembukaan papan nama Paroki oleh Gubernur Papua Barat Drs. Dominggu Mandacan.
Pewarta: Engel Semunya
Editor: Elisa Sekenyap
