Negosiasi Dua Jam, Bupati Abock Akhirnya Hadiri Perdamaian

0
2356
Bupati Yahukimo dan rombongan saat sedang bernegosiasi di Bandara Nop Goliat Dekai. (Ardi Bayage – SP)
adv
loading...

YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com — Bupati Kabupaten Yahukimo bersama rombongan nyaris batal hadiri kegiatan perdamaian perang di Werima jika upaya negosiasi dengan pihak pengelola helikopter buntut.

Setelah bernegosiasi dengan beberapa captain pilot helikopter di Bandar Udara Nop Goliat Dekai, hari Selasa (22/5/2018) selama 2 jam lebih, akhirnya rombongan “terbang” menghadiri prosesi perdamaian sesuai kesepakatan semua pihak beberapa hari sebelumnya.

Helikopter yang membawa Bupati Kabupaten Yahukimo Abock Busup bersama ketua Persekutuan Gereja-Gereja Yahukimo (PGGY) Atias Matuan, S.Th, Kapolres Yahukimo AKBP Angling Guntoro dan Emaus Asso Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Yahukimo, mendarat di Werima dengan mulus. Mereka menghadiri langsung perdamaian perang antara suku Siep dan Husage.

Dua alasan mengapa penerbangan nyaris batal. Pertama, panitia yang dipercayakan untuk memfasilitasi perdamaian perang suku Siep dan Husage tidak lebih awal berkoordinasi dengan beberapa helikopter yang ada di Dekai. Alasan kedua, berhubung cuaca dan hari sudah siang.

Joko Haryadi, kepala bandara Nop Golita, saat negosiasi itu menjelaskan dengan baik kepada Muspida.

ads

“Ini jam 11 dan di daerah gunung awan sudah tutup, kita jaga keselamatan nyawa. Kemudian, beberapa heli milik pengusaha yang ada di sini belum dihubungi lebih awal. Itu soal,” kata Joko.

Baca Juga:  Wapres RI dan Enam Pj Gubernur Tanah Papua Dikabarkan Hadiri Hut PI Lembah Balim

Ia akui ada 4 helikopter yang ada dan sedang beroperasi di bagian Korowai setiap hari itu sudah stand by untuk terbang lagi. Tidak bisa dibatalkan tiba-tiba. Maka, ia minta sebaiknya panitia berkoordinasi dulu agar heli ada di lapangan.

“Meskipun demikian saya siap komunikasi dengan pihak heli supaya ada yang bisa bersedia angkut ke Werima,” ujarnya.

Janji Joko akhirnya berhasil. Setelah negosiasi yang cukup lama, salah satu helikopter mengangkut rombongan Bupati menuju Werima tempat perdamaian perang berlangsung pada pukul 12.30 WIT dari bandara Nop Goliat.

Kepala Batu

Sikap yang ditunjukan pihak helikopter tersebut sangat disesalkan Atias Matuan, ketua PGGY. Saat negosiasi berlangsung, ia marah karena tak ada yang mau mendengar permintaan bupati Abock Busup.

Atias dan beberapa orang menuding pihak helikopter “kepala batu”.

“Perusahaan yang ada di sini seharusnya mendengar Kepala Daerah meskipun sudah siap untuk yang lain, ini situasi emergensi (darurat), kalau bupati tidak hadir dalam perdamaian itu, masyarakat di sana bisa lanjutkan perang,” ungkap Matuan.

Baca Juga:  FPD Yahukimo Aksi di Kantor KPU Papua Pegunungan Tuntut Pleno Dibatalkan

Ia sama seperti bupati, sudah bicara dengan baik. Hanya saja, perusahaan Heli seperti enggan mendengar.

“Ini bukan urusan biasa. Bupati mau jalan karena ada prosesi perdamaian perang. Jadi, biarpun panitia tidak hubungi lebih awal, kalian harus menghargai kepala daerah yang hari ini mau menghadiri perdamaian,” ujarnya dengan nada keras.

Matuan ingatkan, hal sama jangan terulang di lain waktu. Sebab, kepala daerah di kabupaten Yahukimo hanya satu tidak ada dua. Bupati hendak hadir dalam rangka upaya penyelesaian masalah perang, maka pihak perusahaan juga harus mendukung.

Kelalaian pihak heli, harap dia, cukup kali ini saja. Hadir di sini melayani, tidak sebatas mencari profit semata. Fakta selama ini, heli selalu berangkat ke arah Korowai dengan tujuan tidak jelas.

“Kami tau, tetapi selalu diam. Jadi, kalian harus hargai kami. Selama ini tiap hari Heli berangkat ke Korowai karena sudah cium bau emas, kami biarkan kalian. Masalah perang suku yang bupati mau amankan, malah kalian repotkan dengan alasan ini dan itu. Tidak bisa begitu,” tegasnya.

Baca Juga:  PT Eya Aviation Indonesia Layani Penerbangan Subsidi Wamena-Tolikara

Wakil rakyat juga sangat marah dengan tindakan tersebut. Emaus Asso, ketua II DPRD dari Partai Amanat Nasional (PAN), tidak terima. Ia bahkan dengan nada keras menyatakan, perusahaan heli yang beroperasi di kabupaten Yahukimo akan segera dipanggil oleh dewan terhormat.

“Dalam waktu dekat DPRD akan adakan pertemuan terkait semua perusahaan yang ada di kabupaten Yahukimo, supaya kedepan bisa berjalan aman lancar dan bagus,” kata Asso.

Perang antar warga suku Husage dan Siep di Distrik Mugi dan Distrik Werima, berlangsung cukup lama. Bahkan pernah terjadi hingga tiga kali perang. Pemda Yahukimo bersedia memfasilitasi perdamaian setelah ada koordinasi dengan semua pihak, termasuk kepala suku, kepala perang, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, serta Dandim dan Kapolres Yahukimo.

Prosesi perdamaian dipusatkan di tempat perang, yang dihadiri semua pihak. Acara perdamaian dilakukan sesuai adat dua suku, ditandai dengan patah panah dan bunuh babi.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaTuntut Gaji Lima Bulan, Ribuan ASN Paniai “Berontak” di Bank Papua
Artikel berikutnyaSolomon Islands Rumuskan Ulang Sikap atas Referendum Papua