JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Meski sesuai jadwal akan digeber mulai 1 Juni 2018, kompetisi sepakbola Liga 3 zona Papua terancam batal digelar.
Apa penyebab kick off bakal diundurkan dari jadwal semula?
Rocky Bebena, wakil ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Papua, mengungkapkan satu alasan pokok adalah hingga kini belum semua peserta menyerahkan berkas administrasi yang diminta sesuai regulasi.
Diakuinya, sejauh ini sudah ada 5 tim yang mendaftar ke panitia pelaksana (panpel). Namun, kata dia, tidak semua dokumennya lengkap. Masih harus perbaiki beberapa hal yang wajib disesuaikan dengan regulasi PSSI.
“Awalnya kami sudah mendapat konfirmasi keikutsertaan dari 34 anggota dan calon anggota klub Liga 3 untuk bertanding. Ada 14 tim sudah sampaikan kesiapan mereka mengikuti kompetisi, tetapi sampai sekarang baru lima tim yang memasukan berkasnya. Ini sudah terlambat, kalau kita lihat jadwal kick off,” jelasnya.
Lima tim yang telah memasukan berkasnya, antara lain Persintan Intan Jaya, Persemi Mimika, Persimer Merauke, Harapan Putra Jayapura, dan Persitoli Tolikara.
Kekurangan dokumen administrasi dari 5 tim itu, antara lain soal keabsahan pemain yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk elektronik, kartu keluarga dan akta kelahiran. Semua harus diformat dalam bentuk pdf dan ada pula yang dalam bentuk jpg.
“Itu sudah ketentuannya dan memang ini yang diberlakukan dalam regulasi baru untuk gelaran Liga 3. Termasuk pendaftaran pun secara online,” imbuhnya.
Mengingat mepetnya waktu, pembukaan kompetisi disepakati akan diundur dari jadwal sebelumnya.
Seperti dijelaskan Parson Horotta, sekretaris Asprov PSSI Papua, lantaran persyaratan administrasi klub peserta belum lengkap, pihaknya menetapkan jadwal kick off kompetisi Liga 3 akan dimulai 18 Juni di Jayapura.
Kata dia, hal tersebut ditetapkan dalam rapat panpel bersama Asprov, Rabu (30/5/2018) kemarin.
Untuk itu, pendaftarannya kembali dibuka mulai 31 Mei hingga 9 Juni 2018. Selanjutnya 11 Juni akan digelar rapat panpel dan keesokan harinya technical meeting dilanjutkan dengan tahap screening pemain dari setiap tim.
Jatah Lima Tiket
Dengan regulasi baru, jumlah tim yang akan lolos dari zona Papua untuk bertanding di zona regional dibatasi. Kabarnya, PSSI Pusat memberi jatah bagi Papua dan Papua Barat sebanyak 5 tim melsju ke putaran regional.
Dari kuota lima tiket, tim yang akan bertanding memperebutkan tiga tiket lainnya. Sebab, dua tiket sudah digenggam Persigubin Pegunungan Bintang dan Yahukimo FC.
Nico Dimo, anggota Komite Eksekutif PSSI Papua, mengakui peluang bagi tim dari daerah untuk naik ke level berikut memang harus dimulai dari Liga 3. Karena itu, kesempatan yang ada bisa dimanfaatkan untuk mengikutkan timnya bertarung di zona Papua.
Jika jumlah peserta kompetisi tidak sesuai ketentuan, kata dia, tim yang lolos ke zona regional pun berkurang. Bisa satu saja yang lolos. Kalau jatah dua tim ke putaran regional, pesertanya harus mencapai 28 tim.
Berdasarkan aturan, lanjut Nico, dalam satu grup harus ada 14 tim. Jika 28 tim mendaftar dan bertanding, maka 2 tim dipastikan melaju ke tingkat regional.
“Alangkah bagusnya banyak tim yang ikut supaya kita dapat jatah 3 tim lolos ke zona regional,” kata mantan penjaga gawang Persipura di era 80-an ini.
Batasan Usia
Berpartisipasi di Liga 3, tegas dia, tidak bisa sembarang. Khusus pemain, faktor usia dibatasi. Sesuai regulasi, pemain yang akan berlaga harus berusia 22 tahun atau kelahiran per 1 Januari 1996. Sedangkan pemain bebas usia hanya tiga orang dalam satu tim.
“Kita terus sosialisasikan supaya diketahui oleh semua pihak. Dan, memang itu harus dipatuhi oleh semua tim Liga 3. Kita tidak bisa keluar dari aturan resmi,” ujarnya.
Selain batasan usia pemain, Nico tak lupa mengingatkan kepada semua peserta Liga 3 untuk lengkapi dokumen pemain. Sebab, menurutnya, itu hal mutlak yang tidak akan ditolerir panpel dan Asprov PSSI Papua.
“Satu tim terdiri dari 30 pemain, mereka punya KTP elektronik, akta kelahiran, kartu keluarga, harus dilengkapi. Setelah administrasinya lengkap, bisa diserahkan ke panpel,” kata Nico.
Pewarta: CR-4/SP
Editor: Arnold Belau