Profesor Israel Terpilih menjadi Ketua Komite HAM PBB

0
2665

YERUSALEM, SUARAPAPUA.com – Seorang profesor hukum Israel terpilih untuk memimpin Komite Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), sebuah panel ahli yang bertugas meninjau kepatuhan negara-negara anggota terhadap piagam HAM PBB.

Yuval Shany, wakil presiden Institut Demokrasi Israel dan anggota dosen pada Fakultas Hukum Universitas Hebrew, terpilih pada hari Senin (02/07) dalam keputusan bulat oleh 18 anggota komite yang bermarkas di Jenewa.

Menurut situs resmi Komite, tugas mereka adalah “memantau pelaksanaan Perjanjian Internasional tentang Hak Sipil dan Politik oleh negara-negara anggota.”

Meskipun Israel telah ada yang menjadi anggota komite itu di masa lalu, inilah kali pertama seorang Israel terpilih untuk memimpinnya.

Baca Juga:  Polri akan Rekrut 10 Ribu Orang untuk Ditugaskan di Tanah Papua

Berbicara kepada Radio Angkatan Darat pada hari Selasa (03/07), Shany, yang telah menjadi anggota komite sejak 2013, mengakui bahwa forum tersebut sering disalahartikan dengan Dewan Hak Asasi Manusia PBB – yang telah mendapatkan ketenaran di Israel karena kecaman kerasnya terhadap negara Yahudi itu.

ads

“Jika saya memperoleh uang (syikal) untuk setiap kali orang-orang yang bingung membedakan kedua lembaga itu, situasi keuangan saya akan berbeda,” candanya.

Shany, seorang ahli dalam hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia, mengakui bahwa terpilihnya dirinya melibatkan beberapa di ‘percakapan’ di belakang layar “omong-omong, sedikit lobi … itu tidak sangat dramatis atau sangat menarik.”

Baca Juga:  Berlakukan Operasi Habema, ULMWP: Militerisme di Papua Barat Bukan Solusi

Menurut dia, politik global memainkan peran yang jauh lebih sedikit di komite profesional seperti komite ini. “Orang-orang yang dipilih menurut kesesuaian mereka untuk posisi itu.”

Ketua sebelumnya meninggalkan posisinya sebulan yang lalu karena mendapat pekerjaan baru menjadi hakim di Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag.

Shany mengatakan dia akan mulai bekerja dalam peran barunya Selasa, ketika Bahrain akan menghadapi komite, diikuti oleh Aljazair akhir pekan ini. Negara-negara anggota PBB diminta untuk menyerahkan laporan tentang kepatuhan mereka terhadap Perjanjian HAM yang kemudian ditinjau oleh komite. Dalam satu tahun, Komite mengadakan tiga kali sidang dalam satu tahun, masing-masing empat minggu.

Baca Juga:  Paus Fransiskus Segera Kunjungi Indonesia, Pemerintah Siap Sambut

Pada titik tertentu, Israel juga akan diminta untuk tampil di hadapan forum para ahli itu, sebuah peristiwa yang terjadi setiap beberapa tahun.

“Tidak seperti di Dewan (maksudnya Dewan HAM PBB),” Shany mencatat, “di mana Israel selalu hadir.”

Komite ini bekerja di bawah naungan Kantor Komisioner Dewan HAM PBB.

Pewarta: Wim Geissler

SUMBERThe Time of Israel
Artikel sebelumnyaIzin Usaha PT Freeport Diperpanjang Sampai 31 Juli 2018
Artikel berikutnyaIni 7 Anggota KPU Papua yang akan Dilantik Besok