Bupati Gwijangge: Aparat Sudah Menyeberang Kali Kenyam dan Kuasai Alguru

0
11261

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Yairus Gwijangge, bupati kabupaten Nduga, Papua mengatakan saat ini aparat sudah menyeberan kali Kenyam dan sudah kuasai Alguru, tempat yang diduga sebagai markas TPN/OPM.

“Sekarang mereka (aparat) sudah menyeberang kali Kenyam. Sekarang tempat yang sebelumnya dikuasai oleh TPN/OPM dan daerah dimana ada masyarakat saya ada, terutama di empat desa, itu sudah dikuasai oleh TNI/Polri. Mereka sudah kuasai,” ungkapnya kepada suarapapua.com saat dihubungi pagi ini, Kamis (12/7/2018) dari Jayapura, Papua.

Bupati Gwijangge mengaku tidak tahu persisi kondisi masyarakat yang ada di empat desa di Alguru dan anggota TPN/OPM pasca aparat melakukan serangan dan menguasasi Alguru.

“Sekarang ini saya tidak tahu apakah pihak TPN/OPM itu ada sudah ada yang ditembak, sudah lari atau bagamana kondisinya. Saya tidak tahu mereka lari ke mana. Saya tidak tahu arahnya. Mereka (aparat) mengusai Alguru. Perkembangan dan situasi apa pun akan saya laporkan,” ungkap Gwijangge lagi.

Baca Juga:  FPD Yahukimo Aksi di Kantor KPU Papua Pegunungan Tuntut Pleno Dibatalkan

Saat dikonfirmasi, bupati membenarkan adanya Heli yang terbang kemarin sore di Kenyam.

ads

“Betul ada Helikopter di atas kampung Alguru dan mereka ada melakukan tembakan tanpa henti sebanyak tiga kali. Sekitar tiga tempat yang mereka kasi turun dengan penembakan,” katanya.

Ada empat di desa di Alguru. Masyarakat lokal ada di sana, saya tidak tahu masyarakat punya kondisi terkini dan kalau mereka lari ke hutan saya tidak tahu mereka lari ke mana. Tetapi hari ini, besok pantau posisi masyarakat. Akan saya pantau.

Baca Juga: Bupati Nduga: Ada Serangan dari Aparat ke kampung Alguru di Nduga

Terpisah, Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba saat dikonfirmasi suarapapua.com tentang Helikopter yang digunakan aparat, Reba menjelaskan, memang saat Pilkada kemarin, Polri gunakan satu Heli sipil untuk membantu mobilisasi materil logistik pilkada. Pada saat kunjungan Kapolda, Pangdam dan gubernur ke sana (Nduga) memang menggunakan Helikopter milik TNI.

Baca Juga:  Soal Pembentukan Koops Habema, Usman: Pemerintah Perlu Konsisten Pada Ucapan dan Pilihan Kebijakan

“Kemudian setelah itu, Helikopter kan milik orang lain jadi tidak bisa pinjam dan sebagainya,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, di kepolisian punya heli satu saja di Polda Papua dengan muatan penumpang sekitar lima orang saja. Helikopter itu diperbantukan oleh mabes Polri untuk Polda papua dan kami standbykan di Timika.

“Heli itu yang dipake kemarin. Dan hari ini Heli sudah ditarik ke Timika untuk layani Polres-polres yang lain. Jadi informasi yang beredar bahwa ada dua heli dan empat heli itu tidak benar. Hanya satu heli milik Polri,” jelasnya.

Saat dikonfirmasi tentang adanya informasi yang menyebutkan ada Helikopter yang kemarin terbang malam, Reba mengatakan itu tidak benar.

“Tidak benar bahwa ada helikopter yang terbang malam sekitar jam 7 di Nduga. Semua pengendali operasi ada di Kapolda dan Karoops polda Papua langsung. Saya sebagai kapolres Jayawijaya yang membawahi wilayah kabupaten Nduga selalu mendapat laporan akhir. Terakhir Heli terbang pada jam 16.30. Habis itu Heli mulai masuk karena cuaca di atas buruk sehingga heli sudah masuk dan stay di Polsek. Tidak ada Heli yang terbang malam hari,” tukasnya.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Segera Perintahkan Panglima TNI Proses Prajurit Penyiksa Warga Sipil Papua

“Tetapi saya sampaikan bahwa Helikopter kita hanya satu. Dan kemarin dia terbang sampai jam 16.30, lalu parkir di Polsek untuk persiapan pagi ini terbang ke Timika. Cuman, nanti kalau dalam perjalanan, misalnya, kita juga antisipasi jangan sampai kita ditembak oleh kelompok mereka. Sehingga personil yang mengawal helikopter itu pun mereka siap-siap dan siagakan diri. Ya kalo mereka ditembak pasti mereka lakukan pembersihan jalur melalui udara sehingga Helikopter ini melakukan tugas kepolisian dengan lancar,” kata Reba menambahkan.

Dengan adanya konfirmasi dari kepolisian maka berita ini meluruskan informasi tentang jumlah Helikopter dan waktu terbang yang disebut malam hari pada edisi sebelumnya.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMelindungi Tanah dan Mengelolanya Sendiri, Merawat Kehidupan
Artikel berikutnyaSamuel Tabuni: Aparat Jangan Berlebihan Tangani TPN/OPM