Bupati: Masyarakat Bilang Jangan Keluar Kenyam, Kalau Bapak Keluar Kami Bisa Diperlakukan Tidak Baik

0
5285

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— “Saya ada rencana untuk keluar dari Kenyam untuk melaporkan kepada pimpinan tapi masyarakat ini trauma dan sedang dalam ketakutan. Masyarakat bilang kalau bapak keluar kami akan ditangkap, disiksa, diborgol dan kami diambil sebagai pembawa muka (informan) mereka, dan kami akan dihadapkan dengan sesuatu yang tidak wajar jadi bapak tidak boleh keluar,”.

Hal ini diungkapkan Yairus Gwijangge, bupati kabupaten Nduga kepada saurapapua.com saat dihubungi dari Jayapura, Kamis (12/7/2018).

Bupati menjelaskan, dirinya mau keluar daerha untuk melaporkan kepada pimpinan TNI,Polri dan beberapa petinggi di Papua, namun masyarakat tetap memintanya untuk tinggal bersama masyarakat.

“Tapi kalau saya tidak keluar, siapa yang akan membantu dan membela mereka. Itu pertanyaan saati ini saya gumuli. Membela mereka ini tidak lain. Hanya kita minta supaya kapolda dan Pangdam supaya tarik mundur anggota yang sudah diturunkan,” ungkap bupati Yairus.

Baca Juga:  Hujan di Sorong, Ruas Jalan dan Pemukiman Warga Tergenang Air

Ia menyarankan kepada apaarat yang sedang melakukan penyisiran di kampung Alguru ditarik jika sudah melakukan penyerangan ke tempat yang dianggap markas TPN/OPM.

ads

“Sebaiknya tarik mundur kembali semua anggota. Hanya orang tertentu yang bisa ditempatkan di sana untuk bersama dengan keamanan tetap di sini supaya trauma rakyat ini tidak terus bertambah dan terjadi,” katanya.

Jangan Korbankan Masyarakat Sipil

“Saya sudah bilang kepada aparata bahwa kamu (aparat) dan TPN/OPM itu macam anjing dan tikus jadi kamu silahkan kejar mengejar. Tetapi rakyat  saya jangan kamu ganggu. Dan jangan kamu ambil sebagai pembawa muka atau informan. Karena rakyat itu tetap rakyat. Nanti setelah mereka bantu kamu bawa muka lalu kamu pulang, mereka akan ditembak dan jadi buaruan TPN/OPM. Jadi tidak boleh jadikan rakyat saya sebagai mata-mata,” katanya mengulangi pesan yang ia sampaikan pada aparat di Kenyam.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Ia mengaku, menyangkut hal ini ia telah menyampaikan dengan tegas. Termasuk meminta dengan tegas supaya tidak lagi melakukan serangan lewat udara.

“Hari ini dan kemarin sore, saya sudah sampaikan dengan tegas kepada aparat, kalau kasi jatuh tembakan atau bom dari atas cukup hari ini (kemarin). Seterusnya tidak boleh lagi,” ujarnya.

Kata dia, ia sudah menyatakan bahwa kalau masih melakukan serangan dari udara dan menyerang warga sipil, dirinya akan melaporkan ke atasan para anggota yang sedang melakukan penyisiran, maupun ke lembaga-lembaga kredibel yang punya perhatian kepada kemanusiaan.

“Kalau kamu (aparat)terus lakukan (dari udara) saya dengan tegas akan melaporkan ke pimpinan mereka dan ke komnas HAM dan mereka yang bicara bagian ini. Jadi mulai hari ini tidak boleh ada tindakan kekerasan dengan menjatuhkan bom dan tembakan dari atas udara,” tegasnya.

Baca Juga:  Peringati Hari Pers Nasional, Pegiat Literasi dan Jurnalis PBD Gelar Deklarasi Pemilu Damai

Untuk itu, kata dia, pihak aparat telah mengatakan tidak akan ada serangan lewat udara pada hari ini. Itu hanya dilakukan kemarin dalam upaya mencari jalan agar bisa menyeberan ke Alguru.

“Mereka bilang hari ini kita tidak lakukan. Kemarin kami lakukan supaya kami bisa berhasil menyeberang dari Kenyam ke Alguru. Kalo anggota kita sudah ada di Alguru, kita tidak akan tembak dari atas. Tidak hanya mereka (TPN/OPM) tapi kami juga bisa kena jadi kita tidak lakukan hari ini,” katanya meniru ungkapan aparat yang ada di Kenyam kepadanya.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaLegislator Papua Minta Aparat Tidak Pelihara Siklus Kekerasan di Papua
Artikel berikutnyaAliansi Mahasiswa Papua: Segera Hentikan Operasi Militer di Nduga