Akses ke Alguru Susah, LMA Tidak Bisa Pastikan Jumlah Korban dan Kondisi Masyarakat

0
4517

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) kabupaten Nduga, Papua, Jonhy Beon mengungkapkan, hingga saat ini akses ke kampung Alguru tertutup sehingga tidak ada orang atau lembaga yang bisa masuk ke Alguru.

“Sampai dengan hari ini kampung Alguru tidak bias orang masuk untuk mendeteksi apa yang terjadi dan apa yang terjadi akibat pengeboman dari udara dan penyerangan dari darat. Jumlah korban belum bias dipastikan. Wilayah Alguru sampai dengan hari ini dikuasai oleh aparat,” ungkapnya kepada suarapapua.com pada Sabtu (14/7/2018) dari Kenyam, Nduga.

Ia mengungkapkan, di Alguru ada empat kampung pemekaran, satu SD dan sekitar seribuan kepala keluarga yang tersebar di empat kampung pemekaran tersebut.

Baca Juga:  Kronologis Tertembaknya Dua Anak Oleh Peluru Aparat di Sugapa, Intan Jaya

“Untuk di Alguru (kampung induk dari empat kampung pemekaran) sendiri ada sekitar 100 lebih KK. Jumlah orangnya bisa sampai 300-an orang. Alguru adalah kampung terdekat dengan ibukota kabupaten. Ada empat kampung pemekaran dari kampung induk Alguru, yaitu kampung Alguru 1, kampung Tawelma, Abeak Mbut dan Min Arem. Jumlah penduduk di empat kampung ini belum ada data yang pasti. Kalau diperkirakan ada sekitar seribu atau bahkan bisa lebih dari seribu penduduk,” ungkap Beon.

Ketika disinggung tentang jumlah helikopter yang digunakan aparat, Beon mengatakan, Helikopter itu hanya satu. Helikopter PEL milik polisi.

ads
Baca Juga:  MRP dan DPRP Fraksi Otsus se-Tanah Papua Minta Jokowi Terbitkan Perppu Hak Politik OAP

“Mereka lepas atau buka pintu (Heli), pasang senjata di kiri dan kanan lalu mereka turunkan bom. Jadi dari dalam helikopter itu lima kali turunkan dan di tempat yang berbeda-beda. Ada asap, terbakar dan meledak sampai hancur-hancur di sekitar tempat mereka turunkan bom itu,” ungkapnya lagi.

Mulai hari jumat kemarin, kata dia, pasukan sudah tidak bergerak lagi untuk tembak-tembak. Sebagian yang mereka turunkan di beberapa titik itu masih ada di Alguru.

“Jadi mereka mengepung kampung alguru. Pasukan masih banyak yang sedang standby di kota kenyam. Waktu mereka menyerang dari kenyam ke alguru, mereka pake perahu karet yang mereka bawa dari timika. Mereka masih menyeberang,” terangnya.

Baca Juga:  KPU Lanny Jaya Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Perolehan Suara

“Akses untuk ke kampung alguru tertutup sampai hari ni. Siapa pun tidak bisa masuk. Jadi tidak bisa memastikan korban.  Belum bisa didata dan mendata  sampai dengan hari ini,” ujar Beon.

Sebelumnya, bupati Nduga, Yairus Gwijangge kepada media ini, dirinya tidak bisa memastikan korban dari masyarakat, TPNPB/OPM maupun aparat di kampung Alguru.

“Ada empat kampung di Alguru. Tetapi jumlah korban belum bisa dipastikan,” katanya.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaInna Gwijangge: Saya Tidak Pernah Bikin Pernyataan Tentang Alguru
Artikel berikutnyaPGI Desak Aparat Keamanan Hentikan Tindakan Represif di Nduga