Ketua LMA Nduga: Nama Saya Dicatut untuk Berita Murahan

0
4865

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) kabupaten Nduga, Johny Beon mengaku namanya dictatu oleh oknum tertentu untuk berita murahan tentang peristiwa yang terjadi di Nduga.

“Nama saya dicatut untuk berita murahan oleh oknum tidak jelas dengan motif propaganda untuk menghilangkan apa yang terjadi sesungguhnya. Karena saya sudah sampaikan berita sesungguhnya sejak awal kejadian. Sehingga berita murahan itu dibuat untuk menghilangkan apa yang sebenarnya terjadi,” katanya menanggapi berita yang diposting sebuah blog yang mencatut namanya kepada suarapapua.com pada Sabtu (14/7/2018) dari Kenyam, Papua.

Kata Beon, dirinya menyampaikan bahwa benar-benar telah terjadi penyerangan dengan menggunakan helikopter dalam serangan ke Alguru untuk mengejar anggota TPN PB.

“Itu sebanyak lima bom yang dibombardir. Personil yang diturunkan jumlahnya diperkirakan lebih dari 300 personil. Sekarang sudah ada di ibukota kabupaten,” jelasnya.

Dikatakan, berita propaganda yang ditulis dan mencatut namanya adalah itu tidak benar.

ads
Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

“Saya yakin itu dibuat untuk menutupi kejadian sebenarnya di sini. Memang sudah ada penyerangan di kampung Alguru. Pertama mereka menyerang lewat udara lalu mereka mendarat di kampung Alguru sampai hari ini mereka sudah berhasil kuasai Alguru,”.

“Di sana ada masyarakat sipil. Sampai sekarang belum ada informasi yang pasti karena kebanyakan mungkin sudah lari ke hutan. Jadi tidak tahu apa yang terjadi. untuk melaporkan kami sedang susah karena tidak ada kepastian yang pasti sampai hari ini. Ini yang saya sampaikan. Dan ini benar. Bukan hoax,” tegasnya.

Dalam berita hoax itu  dikatakan ketua LMA Nduga menyangkal adanya penembakan dan penyerangan itu bahwa tidak ada penyerangan, tidak ada pengeboman dan sebagainya itu tidak benar.

“Yang benar adalah benar-benar ada penyerangan ke kampung Alguru adari udara dengan gunakan helicopter.

Baca Juga:  Koalisi: Selidiki Penyiksaan Terhadap OAP dan Seret Pelakunya ke Pengadilan

Sebelumnya, Inna Gwijangge, kepala dinas kesehatan kabupaten Nduga juga mengaku  nama baiknya dicemarkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Pencemaran nama baiknya itu dilakukan dengan menyebarkan sebuah foto yang didalamnya ada foto dirinya dengan memberikan keterangan tentang helicopter dan Laguru.

Dalam foto itu ditulis, ‘pernyataan TPNPB NEWS tentang helokopter membardir Nduga adalah bentuk pembodohan public’, “Kami dari dinas kesehatan melakukan vaksinasi campak kepada anak-anak di nduga yang hanya bias dijangkau dengan helicopter”.

“Saya mau klarifikasi bahwa foto yang beredar dengan memuat keterangan yang seolah-olah pernyataan saya itu tidak benar, foto itu disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” ungkap Gwijangge kepada suarapapua.com pada Sabtu (14/7/2018).

Ia menjelaskan, pernyataan itu tidak benar. Yang benar, dirinya memberikan pernyataan tentang pelayanan kesehatan untuk imuniasasi rubella dan campak di kabupaten Nduga. Untuk melakukan imunisasi itu pihaknya membutuhkan helikopter.

Baca Juga:  MRP dan DPRP Fraksi Otsus se-Tanah Papua Minta Jokowi Terbitkan Perppu Hak Politik OAP

“Jadi pelayanan imuniasasi di 32 distrik di kabupaten Nduga belum berjalan. Pernyataan di dalam foto yang beredar itu tidak benar. Fotonya pun bukan di Wamena. Foto yang ada di dalam foto itu di TImika waktu peresmian klinik saya. Jadi baik foto maupun pernyataan dalam foto yang beredar itu tidak benar. Waktu kejadian di Alguru pun saya ada di Wamena. Jadi saya tidak tahu pasti tentang kondisi yang sebenarnya,” jelasnya.

“Kami juga sampaikan bahwa butuh helikopter untuk membantu kami ke daerah-daerah terpencil di 32 Distrik dan kami juga sampaikan bahwa kami butuh dukungan dari dinkes provinsi dan kementerian keehatan untuk sewa helicopter. Sekali lagi, pernyataan yang ada dalam gambar yang sudah tersebar itu  tidak benar,” katanya.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPGI Desak Aparat Keamanan Hentikan Tindakan Represif di Nduga
Artikel berikutnyaKlasis Kingmi Keneyam: Tiga orang Meninggal Paska Penyisiran Aparat Keamanan