YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com — Masyarakat Yahukimo kembali melakukan demo damai di bandara Nop Goliat, Dekai, Yahukimo. Demo tersebut dilakukan untuk protes perusahaan yang menggunakan Helikopter sebagai pengangkut bahan pendulangan emas sebab pendulangan tersebut adalah ilegal. Masyarakat meminta agar pendulangan emas di Korowai harus dihentikan.
Masyarakat sempat melakukan demo beberapa minggu lalu dengan tuntutan yang sama. Tak kunjung ada perubahan karena sebelumnya masyarakat meminta agar helikopter yang diterbangkan ke Korowai dan daerah Una dihentikan, demo sama kembali dilakukan pada Selasa (31/7/2018) kemarin.
“Sebelumnya kami sudah duduki bandara ini dan kami minta supaya Heli jangan terbang ke Korowai, Langda, Bomela, Una dan Ukam. Tetapi Heli terbang ke sana terus. Kami minta harus hentikan karena heli yang ke sana ini mengangkut bahan-bahan pendulangan emas,” tegas Betuas Soll, koordinator aksi di Bandara Dekai.
Betuas menjelaskan, bandara Nop Goliat tidak boleh berikan tempat untuk parkir Heli. Bandara ada hanya untuk pesawat yang kecil sampai besar.
“Sudah salah parkir, langgar aturan, tetapi masih saja terus mengangkut bahan-bahan pendulangan emas. Kami bicara ini karena punya bukti yang akurat. Heli dengan nomor seri PK-HVD dari Dimonim Air dan PK-IWB juga beberapa masih diparkir di bandara. Mereka biasanya angkut bahan pendulangan seperti alkon, BBM dan mesin diesel. Jadi, saat ini kami minta untuk penerbangan ke beberapa daerah dengan tujuan mendulang emas di Yahukimo harus dihentikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Lewi Tibul, penasehat Bupati Yahukimo, mengatakan, tuntutan tersebut sudah disampaikan oleh masyarakat. Namun tidak ada tindak lanjut dan kejelasan dari Pemkab dan kepala Bandara, sehingga dengan aksi yang ke sekian kali ini diharapkan dapat membuahkan hasil.
“Kami mau untuk heli yang selalu terbang itu untuk segera berhenti. Bila perlu harus dipulangkan kembali. Terbang di sana itu siapa yang izinkan, kami tidak tau,” katanya.
Yohanis Bitibalyo, kepala suku Una Ukam, mengatakan, daerah Una Ukam di Langda, Bomela, Korowai hingga ke Pegunungan Bintang yang saat ini heboh dengan adanya pedagang dari luar Papua melakukan penambangan emas secara ilegal.
“Di mana peran pemerintah? Pemerintah harus tangani serius karena itu masuk di wilayah kerja Pemkab Yahukimo. Meskipun masyarakat adat di sana yang minta harus Pemda juga bicara. Dan saya mau sampaikan bahwa kepala bandara semena-mena terima Heli yang masuk dengan alasan surat perizinan lengkap dan lain sebagainya,” kata Yohanis.
Menurut dia, meskipun surat izin dari provinsi sampai dengan kabupaten ada, dokumen-dokumen tersebut harus dilihat keasliannya. Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah apakah Helikopter itu hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Yahukimo?
“Helikopter itu tidak memberikan dampak yang baik untuk Pemda maupun masyarakat Yahukimo. Helikopter itu hanya terbang dan mendarat di tempat pendulangan emas saja,” jelasnya.
Ia mengatakan, perusahaan bilang mau melayani masyarakat yang susah dijangkau dengan pesawat kecil, namun itu hanya omongan di bibir saja. Nyatanya itu tidak pernah terjadi. Helikopter hanya terbang ke tempat dulang emas ilegal.
“Ada apa di balik semua ini? Kami minta dengan tegas untuk tutup pendulangan liar, tutup perusahaan-perusahaan ilegal dan pulangkan helikopter-helikopter itu dari Yahukimo,” tegasnya.
Pewarta: Ardi Bayage
Editor : Arnold Belau