Papuan Voices Gelar FPP ke-II Peringati Hari Mambesak dan Hari Masyarakat Adat

0
9305

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Harun Rumbarar Ketua Panita Festival Film Papuan Voices Ke II, mengatakan, Festival Film Papua yang digelar tersebut adalah untuk memperingati dua peristiwa sekaligus. Yaitu memperingati hari masyarakat adat sedunia dan hari lahir Mambesak yang dirayakan setiap tanggal 5 Agustus.

“Jadi kegiatan kami dari tahun kemarin yang pertama dan tahun ini yang kedua sudah pasti jatuh pada tanggal yang sama dikarenakan kegiatan Festival Film Papuan Voices hadir. Tidak hanya memberikan penghiburan kepada pecinta Film namun. Festival kali ke II dan pertama hadir sekaligus memperingati hari mambesak pada tanggal 5 agustus dan 9 agustus itu adalah hari masyarakat adat. Jadi kegiatan ini sekaligus memperingati,” jelas Harus di Expo kemarin.

Baca Juga:  Suku Moskona akan Miliki Rumah Belajar Bersama Berbasis Budaya

Meskipun hasil kompotensi itu memang beda dengan tahun sebelumnya. Di mana pada tahun 2017 di merauke yang film yang diikutkan dalam lomba adalah  26 film dokumenter yang dihasilkan memang dari anak-anak papua. Yang tergabung dalam Komunitas Papuan Voice.

“Hal itu terjadi memang kami akui dan tidak patah semangat. Karena sekarang ini kami memang benar-benar berdiri sendiri tidak seperti tahun sebelumnya. Di mana tahun kemarin ada donatur yang memfasilitasi maka kegiatannya berjalan mantap tapi sekarang tidak. Kami sendiri,” bebernya.

Baca Juga:  Tak Hargai Hak Ulayat Masyarakat Adat Papua, Menteri LHK Harus Segera Cabut SK 835

Persiapan sendiri dia jelaskan, sudah mulai dari akhir 2017 bulan desember dibawah pimpinan Komunitas melakukan pertemuan, terus mulai januari mulai start.

ads

“Tanggal 7-9 adalah hari puncaknya untuk kami mempromosikan hasil karya anak-anak yang tergabung dalam Komunitas Papuan voices,” jelas Harun.

Bernad Koten, selaku sekretaris dalam Festival Film ke II mengatakan,hari-hari bersejarah seperti hari Mambesak dan masyarakat adat itu semua harus dilestarikan dengan berbagai kegiatan supaya apa  yang dibuat oleh leluhur, bahkan yang sedang terjadi di depan mata harus diingat oleh generasi penerus.

“Tidak menutup kemungkinan kegiatan kami kedepan akan jatuh pada tanggal yang sama, di mana tanggal tersebut akan memperingati hari Masyarakat adat dan memperingati hari mambesak. Di situ kami tetap akan berdiri sendiri dibawah komunitas, dan pendanaan pun akan kami dapatkan,” ujar Bernard.

Baca Juga:  “Hutan Adat Kami dalam Bahaya!”; Kesaksian Tiga Anak Muda Papua dari Grime Nawa

Ence Floriano, salah satu Pendampingan pembuatan dari kabupaten Jayawijaya menambahkan, dirinya bersama film maker dari Wamena ajukan dua film. Kedua film itu dinyatakan masuk 10 besar.

“Kami dari wamena dua film yang kami bawa. Dua-duanya sudah dinyatakan lolos sampai tahap 10 besar,” katanya.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaHari Ini Papuan Voices Gelar Festival Film Papua ke-2, Rugi Kalau Anda Tidak Hadir
Artikel berikutnyaTPN-PB Paniai: Kami Rampas Senjata karena Tidak Ada Pemberitahuan