Mahasiswa IPMANAPANDODE di Bogor Diusir Pemilik Kontrakan

0
181

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa Papua asal suku Mee di kota Bogor Jawa Barat yang tergabung dalam organisasi Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Nabire, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPANDODE), dilaporkan diusir paksa oleh pemilik rumah yang dijadikan sebagai tempat tinggal atau asrama.

Hal itu dilaporkan Yonas Edowai, wakil ketua BPH. IPMANAPANDODE Bogor dari Bogor.

“Benar, kami sudah keluar dari asrama, karena masa kontrakan asrama habis dan kami belum bayar untuk diperpanjang,” jelasnya Edowai melalui telepon seluler, Sabtu (25/8/2018).

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

Menurutnya, pengusiran oleh pemilik kontrakan itu dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2018.

“Masa kontrakan asrama habis tanggal 10 Agustus 2018. Harusnya hari itu kami sudah keluar, tetapi karena kami dikasih waktu sampai tanggal 17 Agustus dan belum dilakukan dan karena belum juga bayar pada waktu yang ditentukan, akhirnya hari Rabu lalu kami dipaksa keluar,” jelasnya.

ads
Baca Juga:  Pilot Philip Mehrtens Akan Dibebaskan TPNPB Setelah Disandera Setahun

Sementara, penghuni yang diusir keluar dari kontrakan berjumlah 10 orang. Rumah kontrakan itu beralamat di Jalan Widuri, Perumahan IPB II nomor 26, Bogor Timur.

Ia mengakui, sudah menghubungi pemerintah Kabupaten Paniai, Dogiyai, Deiyai dan Nabire sebagai penanggungjawab sejak bulan April lalu, tetapi belum merespon.

“Selain kirim data resmi dari organisasi, lewat telepon pun kami sudah sampaikan ke dinas-dinas terkait, tetapi tidak pernah ada respon balik.”

Baca Juga:  Peringati Hari Pers Nasional, Pegiat Literasi dan Jurnalis PBD Gelar Deklarasi Pemilu Damai

Dengan demikian, dia menyayangkan sikap pemerintah yang lamban meresponnya.

“Kami minta Pemda cepat atasi kondisi ini dan jangan lantarkan kami. Ini tanggungjawab Pemda. Kenapa harus diingatkan terus dan dimarah-marah dulu,” ujar Edowai.

Frans Goo, salah satu penghuni mengakui, sejak dikeluarkan, konsentrasi belajar dan aktivitas sebagai mahasiswa terganggu.

“Semua sudah kacau balau. Kami harap pemerintah atasi kondisi kami ini,” tukasnya.

Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaDPRD Yahukimo Didesak Bentuk Pansus Hentikan Penambangan Emas Ilegal
Artikel berikutnya18 Komisi Ditetapkan Untuk Membantu Dekenat Tigi