Papua dan PNG: Dua Bersaudara Satu Rumpun dari Sorong – Samarai

Pinang Dibelah Dua

0
269

 Oleh: Samuel Tabuni)*

West Papua mendirikan negara Merdeka pada tanggal 1 Desember 1961. Lalu, dibubarkan karena itu (dianggap) negara boneka buatan Belanda menurut President Indonesia Pertama Ir. Sukarno pada tanggal 19 Desember 1961 di Jogja, bisa baca deklarasi Tri Komando Rakyat (Trikora).

Papua menjadi bagian dari Indonesia melalui Act of Free Choice (Pepera) Penentuan Pendapat Rakyat. Pepera adalah referendum yang diadakan pada tahun 1969 di Papua Barat yang untuk menentukan status politik daerah bagian barat Pulau Papua (New Guinea), antara milih Belanda atau Indonesia. Pemilihan suara ini menanyakan apakah orang Papua bagian barat (West Papua) mau bergabung dengan Republik Indonesia atau Merdeka.

Papua New Guinea menjadi negara Merdeka pada tanggal 16 September 1975. Setelah 5 Tahun Pepera dan setelah 15 Tahun 1961 di Papua Barat. Setelah mendeklarasikan kemerdekaan Grand Chief Sir Michael Somare dan para Founding Fathers lainnya seperti Sir Julius Chang berjuang keras sekuat tenaga dan pikiran. Hal pertama yang mereka perjuangkan adalah persatukan rakyatnya yang 800-an suku dan bahasa di Papua New Guinea. Kedua, mereka mengirim anak-anak terbaik mereka menempuh pendidikan Pilot, dokter, engineer, lawyers, dll.

Dari sejarah singkat diatas, ada banyak aspek penting yang perlu diuraikan tetapi saya akan melihat dari aspek dunia transportasi udara/aviasi dan dampaknya bagi pembangunan masyarakat Asli Papua New Guinea dan West Papua (Papua) dan bagaimana saudara/i kami di Papua New Guinea maju menguasai dunia aviasi secara 100% di usia negaranya yang ke-43.

ads
Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Hari ini tanggal 16 September adalah  perayaan Hut Kemerdekaan PNG ke- 43.

Terbukti, setelah 43 Tahun Kemerdekaan, banyak Pilot Jet tempur, Pilot Helikopter, Pilot Fixed- wing dan hampir semua perusahaan pesawat milik orang Papua New Guinea asli.

Perusahaan pesawat Niugini Air mulai dari cleaning service sampai crews (pilot, pramugari/a, teknisi) dan top manajernya orang asli Papua New Guinea. Tidak hanya berjaya didalam negerinya, Pilot PNG saat ini banyak yang terbangkan pesawat di Luar Negeri seperti Qatar Airways, Ethihad, dan di Australia. Yang turut membanggakan kita West Papua adalah ada putra asli Sentani dan Biak mencapai karier Captain di Niugini Air, mereka sebagai senior Pilot di Niugini Air. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi serta pelayanan saudara/i kita (PNG) di dunia aviasi sangat memuaskan dan berstandar Internasional. Tidak kalah dari Australia negara bekas koloni Papua New Guinea.

Papua (West Papua) seharusnya dengan adanya UU Otsus. Pemerintah Papua harus punya perusahaan pesawat terbang (Airlines Company) melalui Badan Usaha milik Pemerintah Provinsi Papua (BUMD) untuk operasionalkan kebutuhan primer transportasi di Tanah Papua. Transportasi yang saya maksud adalah route -penerbangan Internasional, domestik dan lokal antar kabupaten dan kampung-kampung di Tanah Papua.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Kenapa harus ada Airlines Company di Tanah Papua dan harus milik Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat?

Karena dunia aviasi merupakan investasi global yang mahal dan langka, dampaknya membanggakan harkat dan martabat Orang Asli Papua dan tentu saja ada business menggiurkan secara ekonomi, juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi OAP dan mengurangi beban biaya transportasi yang mencekik warga masyarakat Asli diatas Tanah Papua saat ini.

Negara Indonesia adalah negara Kepulauan, Papua dengan geografisnya yang sulit dijangkau melalui jalan darat kita masih sangat membutuhkan transportasi udara 100 tahun kedepan. Terbukti, realitas kehidupan masyarakat asli Papua saat ini cenderung miskin dan terbelakang, salah satu faktornya adalah transportasi dan biayanya yang sangat mahal. Hampir 80% biaya pembangunan di Tanah Papua termakan habis oleh transportasi Udara. Apapun kesulitannya pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat harus mulai duduk bersama dan menggagas konsep Transportasi Udara sebagai asset vital milik pemerintah dan masyarakat Asli Papua.

Dunia aviasi harus dijadikan sebagai asset pemberi income (PAD) terbesar di Tanah Papua. Dengan cara kedua Gubernur dan semua Bupati/walikota bekerjasama dengan sharing holders di dalam BUMD itu. Bersama membuat peraturan yang bertujuan memproteksi jangka panjang BUMD sebagai asset vital Orang Asli Papua dan menjauhkan dari praktek-praktek politik praktis, nepotisme dan korupsi dalam manajemen perusahaan BUMD yang dimaksud.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Keuntungan dari kebijakan ini adalah adanya fiskal daerah yang membuat uang berputar di Tanah Papua, membuka lapangan pekerjaan didunia aviasi bagi masyarakat Asli Papua terutama untuk anak- anak kita yang Pilot, mekanik dan masih banyak yang mampu menjadi pramugari/a dan sales marketing/ticketing. Lebih menguntungkan lagi bagi masyarakat asli Papua, karena pemda kabupaten/kota bisa subsidi harga ticket pesawat bagi masyarakat asli Papua.

Secara teknis bisa kita diskusikan! Tidak ada yang sulit dunia ini. Semuanya pasti ada jalan keluarnya jika ada niat dan tekad yang solid sesama Orang Asli Papua (OAP).

Akhirnya, kami masyarakat Asli Papua Mengucapkan Selamat Merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-43 bagi saudara/i kami di Papua New Guinea. Kami juga mengucapkan selamat untuk  pertama kalinya menjadi tuan rumah Asia-Pacific Economic Cooperation meetings (APEC) pada bulan November 17-18 di Port Moresby. Teruslah maju membanggakan kami masyarakat Asli Papua. Kesuksesan Papua New Guinea adalah kesuksesan kami semua warga penghuni Pulau New Guinea (Papua) Sorong-Samarai.

Jayapura, 16 September 2018.

God Bless Papua

)* Penulis adalah  CEO di Papua Language Institute (PLI)

Artikel sebelumnyaMonalisa Sembor Mewakili Kecantikan Nusantara
Artikel berikutnyaSaksi Ungkap FN Tidak Sebut Kata Bom