MANOKWARI, SUARAPAPUA.com— Puluhan massa yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Pengusaha Asli Papua mendatangi kantor Balai Wilayah Sungai dan Sumber Daya Air Provinsi Papua Barat lantaran tidak terima dan kecewa atas proses lelang proyek.
Aksi tersebut dilakukan pada Rabu (26/9/2018) lalu karena kecewa atas proses lelang proyek pekerjaan pengaman pantai di distrik Tanah Rubuh, kabupaten Manokwari, Papua Barat karena tidak mengakomodir PT. Mina Fajar Abadi dalam lelang proyek senilai 2 Milyar.
Massa yang melakukan aksi tersebut meminta Kepala Balai agar bertanggung Jawab dan menemui massa atas tuntutan mereka.
Aksi tersebut juga mendapat dukungan dari Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB). Dukungan tersebut disampaikan juru bicara MRPB Levinus Wanggai.
Ketua GAPENSI Manokwari, Yakob Yenu mengatakan, PT. Mina fajar Abadi telah dikucilkan dalam proses pelelangan proyek pekerjaan pengaman pantai distrik Tanah Rubuh Senilai 2 Milyar yang dilakukan pada Jumat lalu.
Pasalnya PT. Mina Fajar Abadi telah mengikuti proses pelelangan yang berjalan sesuai mekanisme, namun dalam proses lelang dirasa tidak berjalan sehat. Kata Yenu, karena diikuti PT. Mina Fajar Abadi sedangkan peserta lelang termasuk perusahaan pemenang tender tidak hadir dalam proses lelang tersebut.
“Perusahaan yang menang tender adalah perusahaan yang tidak ikut dalam proses lelang. Sedangkan kami yang ikut tender kalah. Ini ada apa sebenarnya?” tegasnya mempertanyakan prosedur lelang.
Aksi tersebut tidak menemui jawaban yang pasti karena tidak ada pejabat tinggi di kantor tersebut yang keluar menemui massa.
“Kami akan datang lagi dengan jumlah masa yang lebih banyak karena hari ini aksi kami tidak diterima,” tegasnya.
Dari pantauan suarapapua.com, massa yang datang ke kantor tersebut membawa beberapa spanduk berisi tuntutan. Salah satunya adalah menuntut agar kepala balai segara diganti dari jabatannya karena tidak menjalankan proses lelang dengan benar sesuai aturan.
Pewarta : Martinus Mayor
Editor: Arnold Belau