YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com— Masyarakat delapan kampung yang berada di Distrik Walma Kabupaten Yahukimo mengalami musibah bencana banjir dan longsor.
Daud Salak, ketua I, tim darurat bencana banjir dan longsor mengatakan, distrik walma yang memiliki delapan kampung mengalami bencana banjir dan longsor. Bencana tersebut akibat hujan deras yang mengguyur distrik tersebut selama beberapa hari sehingga sungai-sungai banjir, sehingga terjadi longsor.
“Delapan desa yang ada di distrik walma, ini dikelilingi oleh sungai pehik, suele, pambuli, mandi, tolosihi, dan rahabuk. Delapan kampung ini berada ditengah-tengah dan dikepung oleh sungai-sungai dan tanah longsor,” kata Salak.
Desa-desa yang mengalami musibah longsor adalah, desa Walma, Hontolum, hongkolek, werene, yetuhup, weri, wenasi, solinggul, dan satu gereja GKI Peniel Solinggul. Dan setelah mendengar berita bencana ini, masyarakat, mahasiswa, intelektual, dan pihak gereja sudah membentuk tim darurat.
“Kami buat tim darurat lalu, kami adakan lobi untuk meminta bantuan ke pihak pemerintah daerah kabupaten yahukimo. Dan tim ke dinas sosial lalu dinas social membantu beras 150 sak dan tadi kami carter pesawat dua flait lalu kasih turun di tempat bencana,” ujarnya.
Lanjut Salak, panitia tim darurat bencana ke dinas bencana alam namun tidak ada respon dari kepala dinas bencana alam kabupaten yahukimo.
“Kami ke dinas bencana alam tetapi, beliau sudah berangkat ke jayapura sehingga, kami pulang kembali,” bebernya.
Salak berharap, sebelum ada longsor susulan, pemerintah daerah bisa adakan perhatian kepada warga masyarakat yang mengalami musibah banjir dan longsor di distrik walma.
Sementara itu, ditempat yang sama,Lius Pahabol, Kepala Kampung hontolom yang turun membawa berita bencana dari kampung pada tanggal (25/9/2018) pekan lalu menjelaskan, dirinya dari kampung diutus untuk membawa berita bencana banjir dan longsor ini kepada masyarakat dan pemerintah daerah kabupaten yahukimo. Dan pada malam itu sekitar jam 20.30 wit disstrik walma diguyur hujan yang sangat lebat. Dan tidak lama sungai-sungai yang ada disekitar kampung-kampung tersebut banjir sehingga terjadi longsor yang mengakibatkan tanaman-tanaman dan hewan peliharaan semua hanyut dan ditutup tanah longsor.
“Saya kemarin turun dari kampung menggunakan pesawat,dan saya diutus untuk melaporkan situasi yang terjadi di distrik walma. Dan disana situasi dan kondisi sangat darurat,” kata Pahabol.
Disana semua dikelilingi oleh tanah longsor. Dengan medan yang tidak memungkinkan. dirinya menjelaskan, bahan makanan dan obat-obatan yang diberikan kepada masyarakat semua dikirim melalui tali, yang dihubungkan dari pohon ke pohon yang lain.untuk sementara bahan makanan dibantu oleh salah satu yayasan misionaris gereja Advent.
“Untuk kirim makanan, naik dipohon lalu ikat tali dimakanan lalu dari sebelah tarik. Karena tidak bisa menyebrang ke kampung sebelah. Semuanya ditutup dengan tanah longsor,” katanya.
Pahabol berharap, semoga pemerintah daerah boleh memperhatikan keluarganya yang sedang mengalami musibah dikampung. Dan memberikan bantuan berupa makanan dan obat-obatan.
Pewarta : Ruland Kabak
Editor: Arnold Belau