Peneliti Muda Elemen Penting Pembangunan Berkelanjutan Tanah Papua

0
1980

MANOKWARI, SUARAPAPUA.com— Niatan luhur Provinsi Papua Barat untuk menjadi Provinsi Konservasi tidak bisa hanya berhenti pada deklarasi yang dilakukan pada 19 Oktober 2015 lalu. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkan hal itu.

Salah satu yang harus ikut berperan adalah kalangan peneliti, baik dari dunia akademis atau instansi lainnya yang melakukan penelitian di tanah Papua. Nantinya mereka akan berjalan bersama dengan elemen masyarakat lain untuk menyelaraskan payung hukum yang tengah disiapkan, Peraturan Daerah Khusus Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Papua Barat.

“Dengan adanya dasar ini, sehingga dalam setiap pembangunan, kita semua Pemda, Perguruan Tinggi, LSM dan masyarakat bergandengan tangan supaya provinsi konservasi itu berjalan baik,” ucap Sekretaris Daerah  Provinsi Papua Barat Nataniel D. Mandacan membacakan Sambutan tertulis Gubernur Dominggus Mandacan dalam Seminar Peneliti Muda Tanah Papua Tahun 2018, di Manokwari, Sabtu (6/10/2018).

Dalam sambutan tertulis tersebut, disampaikan jika meskipun Provinsi Papua dan Papua Barat terpisah secara administrasi, namun kesamaan ekologi dan geografi membuat kedua Provinsi ini harus memiliki kesamaan visi dalam menjaga keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya. Pasalnya, Kedua Provinsi ini menyumbang sekitar 50% keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.

“Peneliti muda tanah papua harus mampu kembangkan pendekatan praktis dalam pemanfaatan dan perlindungan spesies dan jika memungkinakn kembalikan spesies yang terancam,” terang dia.

ads

Senada dengan hal itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua Barat Charlie D Hetaubun menilai peningkatan kapasitas peneliti muda Tanah Papua perlu didorong untuk mengembangkan penelitiannya dalam menunjang program pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, perlu wadah khusus bagi peneliti muda Tanah Papua menyampaikan hasil penelitian seperti Seminar tersebut.

“Seminar peneliti muda Tanah Papua selain untuk melaksanakan proses peningkatan kapasitas dan minat penelitian serta proses regenerasi, juga untuk memberikan kesempatan kepada

peneliti muda dan mahasiswa tingkat akhir untuk mempresentasikan hasil penelitian, menyeleksi tulisan minimal lima hasil penelitian terbaik untuk dipresentasikan dalam ICBE 2018,” terang dia.

Ketua Panitia Seminar Peneliti Muda Tanah Papua Keliopas Krey dalam kesempatan yang sama mengharapkan seluruh peneliti muda dapat menghadirkan ide-ide cerdas, inovatif serta dapat membantu pengembangan konservasi tanah papua.

“Para Peneliti Muda juga harus dapat menjadi agen-agen perubahan bagi pembangunan di tanah papua, peneliti muda juga dianggap sebagai generasi masa depan di tanah ini yang akan terus menyuarakan provinsi Papua Barat sebagai provinsi konservasi, provinsi berkelanjutan,” ucap dia.

Dalam satu hari penyelenggaraan itu, para Peneliti yang karyanya masuk 40 besar mempresentasikan karya mereka yang dibagi dalam 3 kelompok. Garis besar dari penelitian yang dilakukan ialah menyangkut Keanekaragaman Hayati, Eco Tourism serta Ekonomi Kreatif.

Direktur Yayasan EcoNusa Melda Wita Sitompul menyatakan dukungan penuh terhadap seminar tersebut akan terus diberikan Yayasan EcoNusa. Pasalnya, keanekaragaman hayati tanah Papua harus terus menjadi pusat perhatian dalam pembangunan berkelanjutan, salah satu caranya adalah dengan berpaut pada data dan hasil penelitian ilmiah.

“Tanah Papua ini kaya akan Keanekaragaman Hayati, para Peneliti harusnya bisa menjadikan kawasan ini sebagai lab’:oratorium mereka, karena akan banyak hal baru yang dapat menjadi sumbangsih bagi ilmu pengetahuan dan dasar pertimbangan pembangunan berkelanjutan,” tukas dia.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaSD Advent Dekai Yahukimo Diresmikan
Artikel berikutnyaEksim atau Kulit Kurang Hidrasi? Yuk Cari Tahu Perbedaannya