Acub Zainal dan Pembinaan Sepak Bola di Papua

0
9237

JAYAPURA, GP/SUARAPAPUA.com — Pertama kali menjadi Panglima Kodam XVII/Cenderawasih di era 1970-an, mendiang Acub Zainal mengadakan turnamen sepak bola tingkat sekolah dasar (SD). Turnamen SD se-Kota Jayapura itu kemudian melahirkan pesepak bola muda Papua di era 1978, masing-masing Mettu Duaramuri, Stepanus Korwa dan Yapi Rumbrar.

Usai menggelar kompetisi tingkat SD, Acub Zainal mulai membongkar Lapangan Mandala peninggalan Belanda dengan memugarnya sesuai standar dan pertama kali Stadion Mandala memiliki tribun utama.

Peresmian Stadion Mandala, 1973 diawali dengan kompetisi antar klub Perserikatan di seluruh Kabupaten di Provinsi Irian Jaya. Sembilan klub dari seluruh Irian Jaya masing-masing Jayapura (Persipura), Persiwa Wamena, Persis Sorong, Perseman Manokwari, Persimer Merauke, Persifa Fakfak, Persinab Nabire, Perseru Serui, dan PSBS Biak.

Waktu itu belum ada Persidafon, Persiram Raja Ampat dan Persika Kaimana karena masih bergabung dengan kabupaten induk. Persidafon masih di Kabupaten Jayapura, sehingga diwakili Persipura. Persiram Raja Ampat bergabung di Sorong, sehingga gabung dengan Persis Sorong. Begitupula Kaimana bergabung dengan Fakfak.

Baca Juga:  Hajar Semen Padang 3-0, PSBS Biak Kunci Juara Liga 2

Turnamen Acub Zainal berakhir dengan babak final antara Persipura melawan Persimer Merauke dan dimenangkan oleh Persimer. Pertama kali Persimer menjuarai turnamen Acub Zainal dan juara dengan skor tipis 3-2. Saat itu Persipura diperkuat Timo Kapisa, Hengki Heipon, Tinus Heipon dan Yafet Sibi.

ads

Beberapa pemain terbaik di Acub Zainal Cup langsung bergabung dengan Persipura masing-masing Yohanes Auri, Marthen Jopari dari Perseman dan Edi Sabenan dari Persimer Merauke.

Dalam satu kesempatan, Yohanes Auri mengaku hampir semua pemain terbaik di Irian Jaya waktu itu pasti akan bermain di Persipura.

Acub Zainal juga mendatangkan beberapa pelatih dari luar Papua, antara lain Omo Suratmo dan pelatih asing asal Singapura pelatih Choo Song Que. Pelatih Choo Song Que pula yang membawa Hengki Heipon ikut training pelatih di Singapura dan bermain di Liga Singapura.

Baca Juga:  Manajer RANS FC Kembali Merumput, Kok Bisa?

Menyimak pembinaan yang dilakukan Acub Zainal soal sepak bola, ternyata beliau lebih mengutamakan turnamen tingkat SD (anak-anak). Selanjutnya memperbaiki infrastruktur lapangan sepak bola dan membangun kompetisi anta klub senior. Membentuk klub Persipura dengan materi pemain terbaik dari seluruh Irian Jaya dan mengontrak pelatih berkualitas dari luar Irian Jaya.

Pengalaman sebagai redaktur olahraga di salah satu koran milik Indopersda, Timika Pos (sekarang sudah bubar) pada Ulang Tahun Harian Pagi Timika Pos bersama PT Freeport Indonesia. Harian Pagi Timika menyelenggarakan turnamen U-15 tingkat SLTP se-Kabupaten Mimika pada 2001. Hasil dari kompetisi tersebut tiga pemain direkrut ke PPLP Papua di Jayapura. Salah satu pemain hasil kompetisi U-15 Timika Pos adalah Ardiles Rumbiak, pemain ini akhirnya direkrut Persipura, Sriwijaya FC dan terakhir berlabuh di klub Divisi Utama PSBS.

Baca Juga:  PSBS Biak Pecahkan Sejarah: Laju ke Final Liga 2 Sekaligus Promosi Liga 1

Selama ini di Indonesia hanya pihak swasta yang lebih memperhatikan kompetisi tingkat anak-anak misalnya Festival Sepak Bola Danone untuk U-12. Begitupula Liga Kompas Gramedia U-15 di Jakarta. Jadi, membangun sepak bola dan pemain berbakat mestinya harus dari usia dini.

Di sini penulis menilai kalau mendiang Acub Zainal membangun sepak bola di Irian Jaya saat itu mulai dari tingkat sekolah dasar, selanjutnya memperbaiki infrastruktur dan pelatih berkualitas. Baru kemudian membangun kompetisi bagi klub senior dan menyeleksi pemain untuk memperkuat klub Persipura.

Sumber: Goal Papua

Artikel sebelumnyaIni Isi Deklarasi Hasil Kongres II KNPB
Artikel berikutnyaAsosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia Kunjungi Uncen