Raker III Gereja Kingmi Papua Putuskan Dua Hal Ini

0
4874

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com—  Dalam rapat kerja tahunan Gereja Kemah Injil di Tanah Papua ke III yang digelar tanggal 29-31 di Jayapura memutuskan dua keputusan. Yaitu Menyuarakan Warga Jemaat Kingmi di Mimika yang diusir oleh TNI dan Polisi dan kedua adalah Mengajak hamba-hamba Tuhan untuk siap menghadapi era globalisasi.

“Selama tiga hari kegiatan berlangsung kami sudah mendengar suara dari saudara kami yang ada di Mimika bahwa mereka sedang diusir oleh TNI/Polri dari tanah mereka sendiri,” jelas Pdt. Benny Giay, ketua sinode gereja Kingmi di tanah Papua kepada suarapapua.com, Rabu (31/10/2018) di Kota Jayapura.

Giay menjelaskan, masyarakat Kingmi di Mimika (Tembaga Pura) itu sudah ada sebelum indonesia ada. Jangankan Indonesia, Amerika di abad 18 pun belum ada, di saat itu Tuhan tempatkan nenek moyang mereka di sana sebagai ras Melanesia.

Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

“Jadi ko tentara ka polisi ka stop usir warga di sana. Kami Gereja akan menyuarakan itu,” tegas Giay.

Selain itu kata Pdt. Giay, sudah bersepakat untuk setiap hamba-hamba Tuhan dari Gereja Kingmi untuk siap hadapi Globalisai yang masuk  karena pihak gereja Kingmi menilai sekarang ada banyak situasi yang terjadi entah itu di pemerintahan, politik dan lain-lain.

ads

“Gereja punya peran dan tanggung jawab untuk mengimbau kepada seluru hamba Tuhan agar siap hadapi itu,” pungkasnya.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

Ketua Panitia Raker ke III, Yes Komba  mengatakan dari tema utama, ‘Berubah Untuk Menjadi Kuat’, tema ‘Ditengah Masyarakat, Jemaat Kita yang Haus Sentuhan, Lawatan Tuhan’ dan sub tema, ‘Dengan mata tertuju kepada kristus (Ibrani. 12.2) siap Menuju 100 tahun Gereja Kingmi di Tanah Papua’ siap untuk mengisi dan mempersiapkan gereja Kingmi menuju 100 tahun.

“Kegiatan raker sudah berjalan dengan lancar. Kami panitia mengucap syukur dan memohon maaf jika dalam kegiatan ada hal-hal yang terjadi tidak sesuai,” katanya.

Ketua Koordinator gereja Kingmi kabupaten Jayawijaya mengatakan Injil masuk di wilayah Meepago dan La Pago setelah tahun injil itu bergulir di wilayah pantai.

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

“Injil masuk di Papua sudah lama hampir satu abad. Tapi kita di gunung itu baru. Itu sebabnya pada khotbah saya mau sampaikan gereja Kingmi siap menuju 100 tahun,” katanya.

Menurutnya, kalau saja Injil masuk bersamaan dengan daerah pesisir, di wilayah gunung juga sudah merayakan satu abad Injil masuk di daerah dan wilayah gunung.

“Harus dipahami bahwa Injil di gunung masuk lewat wilayah Mee bukan langsung dari Mansinam. Tetapi dari Fakfak ke Enarotali dulu lalu ke wilayah gunung yang lain,” katanya.

Pewarta: Ardi Bayage

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMembangun Papua Harus Dengan Sistem Semi Radikal
Artikel berikutnyaPesparani: Panggung Harmoni dari Maluku