Setelah Dua Minggu Langka, BBM di Dekai Disalurkan

0
11770

DEKAI, SUARAPAPUA.com— Selama dua minggu lebih kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) kandas di perairan sungai logpon tepatnya pertengahan Kampung Suator dan Pepera, akhirnya APMS Kalimas bisa menyalurkan Premium dan Minyak Tanah kepada masyarakat di Yahukimo.

Kepala APMS Kalimas Dekai, Lamalaha menjelaskan, setelah dua minggu kapal milik APMS Kalimas kandas di perairan kampung Suator, butuh tiga hari dua malam untuk diangkut. Dari kampung Pepera menggunakan dua boat, satu boat memuat 4 ton 600 liter dan boat kedua 6 ton 420 liter yang disalurkan dini hari.

Dikatakan, kalau air sungai naik, kapal tersebut sebenarnya bisa dapat naik hingga Kampung Perambana atau Batu Beraza dan dalam satu hari bisa melangsirkan dua kali.

“Biaya yang dibutuhkan untuk membayar boat satu kali jalan, dan uang rokok, uang minum itu semuanya 15 juta rupiah, jadi kami pakai dua boat, semuanya 30 juta rupiah. Anggarannya dari pihak APMS,” jelas Lamalaha kepada suarapapua.com di ruang kerjanya, Jumat (2/11/2018).

Baca Juga:  Pemerintah Dituding Aktor Perampas Tanah Adat Papua

Menurutnya, yang disalurkan kepada masyarakat dini hari sebanyak 8 kilo liter, roda dua lima kilo liter dan roda empat 20 kilo liter. “Kita tidak menerima penyaluran yang dilakukan menggunakan jerigen.”

ads

Sedangkan kuota BBM yang masuk dua hari kemarin, jelas dia, sebanyak 10 ton dan sementara yang mau dilangsir sebanyak 120 kilo liter.

Lamalaha menuturkan kendala yang dihadapi selama berlangsungnya pelangsiran adalah ketika dipindahkan ke boat, selanjutnya diangkut ke tempat penyaluran. “Dalam perjalanan, harus melawan arus sungai, sehingga sempat boat yang ditumpanginya terbalik. Tetapi tidak terbalik semua, hanya ada beberapa stok BBM premium dan minyak tanah yang sempat tumpah,” bebernya.

Dengan stok yang ada, pihaknya berharap, masyarakat tetap bersabar karena akan dilayani.

Baca Juga:  Upaya Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Jaga Pasokan BBM Saat Lebaran

Ia juga berharap semoga semoga segera hujan supaya air sungai logpon bisa naik dan kapal-kapal pengangkut BBM bisa masuk.

Di tempat berbeda, Faisal Firmansyah, Asisten Analisis Pelayan Listrik Negara (PLN) Dekai menjelaskan, pada saat kejadian pertikaian antar suku, PLN melakukan pemadaman selama enam jam pada pagi hari dan enam jam di malam hari.

Saat itu, pihak PLN bersama Indo Papua melakukan pertemuan dan esok harinya ketiga pihak melakukan surfei melalui Kali Wanjis dan ke lapangan Kali Wa.

“Ada anggota Brimob waktu itu datang dibawa oleh Pak Yusuf Marani dan beliau meminta bahwa operasi jamnya kalau malam tetap menyala untuk menghindari masalah pertikaian kurang lebih dari tanggal 16 sampai 23 Oktober 2018,” kata Faisal.

Baca Juga:  Mahasiswa KC Sulut Mendukung Sikap Uskup Jayapura Soal Lokasi Pembangunan Kantor Gubernur Papua Pegunungan

Menurutnya, pemadaman yang dilakukan itu karena yang pertama, manajemen resiko dengan cara 12 jam menyala. Kedua, mempertimbangkan skala prioritas. Dan pada saat itu pihak PLN melakukan pertemuan kedua dengan bupati dan DPRD, sehingga esoknya melakukan perjalanan dengan tujuan langsir solar ke Krikil. Dari Krikil ke logpon membutuhkan waktu 1 jam dan selanjutnya ditampung ke PLTD.

“Saya pinjam solar ke pemilik solar dan karena sudah akhir tahun dan banyak PT yang membutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan mereka, sehingga kami hanya dapat dua ton solar. Biaya langsir dari dermaga logpon ke tempat pengambilan solar itu 2 juta rupiah,” jelasnya.

Faisal juga menginformasikan bahwa pada November sekitar tanggal 22 atau 23 akan dilakukan pemadaman lagi. “Kami sampaikan supaya seluruh masyarakat bisa ketahui hal ini,” imbuhnya.

Pewarta: Ruland Kabak
Editor: Mary Monireng

Artikel sebelumnyaMembaca Indonesia di Papua
Artikel berikutnyaPesan Rektor Uncen Pada Pelantikan Pengurus Asrama Rusunawa