Tim Peduli Anti Judi dan Miras Paniai Sisir Dua Markas Togel

0
2634

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Perwakilan dari DPRD Paniai, tokoh agama dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Paniai, tokoh masyarakat dan aparatur sipil negara (ASN) yang tergabung dalam masyarakat peduli anti perjudian dan penjualan miras kabupaten Paniai, melakukan penyisiran di dua tempat markas perjudian yang terdapat di kota Enarotali dan Madi, Paniai, Senin (12/11/2018).

Kedua tempat itu adalah di komplek Pasar Iyaipugi Enarotali, dan di terminal Madi, di Madi.

Kedua tempat ini disisir mereka, karena tidak terima dengan aktivitas perjudian yang dilakukan kembali secara diam-diam, yang sebelumnya sudah dilarang melalui himbauan Kapolres Paniai yang dikeluarkan pada tanggal 29 Oktober 2018 atas desakan mereka.

Dalam penyisirannya, dari pantauan suarapapua.com, mereka datangi bandar judi togel dan langsung merampas serta merobek kertas togel yang dipegang. Kemudian menyuruh tutup kembali tempat judi togel.

“Kalian ini Pak Kapolres lewat himbauan tertulis sudah larang. Kalian juga sudah buat pernyataan tidak akan main, terus kenapa kalian kembali main? Kalian non Papua kalau cari makan, cari makan yang benar. Jangan dengan cara begini. Kalian jangan membodohi masyarakat saya,” kata Moses Mote, anggota DPRD Paniai, memarahi semua bandar judi togel yang berada di sekitar pasar Enarotali, memakai megaphone.

ads
Baca Juga:  MRP Sesalkan Pernyataan Ismail Asso dan Mendukung Proses Hukum

Setelah itu, ia lanjut memarahi masyarakat Paniai yang membantu jual judi togel.

“Kalian masyarakat juga coba sadar. Kenapa kalian mau bantu jualkan togel mereka. Mereka ini membodohi kita. Mereka mau matikan kita punya budaya kerja. Kita harus sadar itu. Sekarang juga saya minta semua masyarakat stop,” ucap dia.

Baca juga: Masyarakat Respon Baik Pelarangan Perjudian di Paniai

Sebelum meninggalkan tempat tersebut, Moses menegaskan akan menindak tegas bagi bandar yang kembali membuka togel, juga bagi masyarakat yang membantu jual togel.

“Pihak keamanan memang tidak respon baik dengan larangan ini, jadi jangan pikir kalian mau bebas buka. Kami tim tetap akan kawal terus. Jadi bagi yang besok-besok jual nanti lihat saja. Pasti kami akan larang dengan lebih keras,” ujarnya.

Baca Juga:  Illegal Logging Masih Marak di Mimika, John NR Gobai: Masyarakat Dapat Apa?
Tim peduli saat menyampaikan larangan perjudian Togel dan Miras di Madi. (Stevanus Yogi – SP)

Di terminal Madi, tempat main togel, tim juga langsung merampas dan merobek kertas togel dari tangan bandar judi togel seperti yang dilakukan di Enarotali.

“Kalian ini kalau tidak bisa diatur silahkan angkat kaki dari Paniai. Jangan kalian kotori tanah Paniai dengan barang-barang terlarang ini. Ada banyak usaha yang bisa kalian buka untuk cari uang. Bikin kios, warung makan, sopir, ojek dan lain-lain. Jadi untuk togel, stop,” ujar Sem Pekei, perwakilan ASN Paniai, memarahi para bandar judi togel.

Di tempat yang sama, kepada masyarakat yang berada di sekitar, Alex Yogi, perwakilan tokoh masyarakat, menegaskan, judi togel adalah penyakit sosial yang sengaja terus digulirkan untuk membuat orang Paniai hidup ketergantungan.

“Mereka mau bikin hidup kita tergantung terus ke dorang. Makanya dilarang juga mereka tetap jalankan. Sekarang kita harus sadar dengan ini. Mari kita usir barang bodoh ini dengan tidak main,” ujar Alex.

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap
Masyarakat Paniai sedang menempel surat himbauan pihak Polres Paniai. (Stevanus Yogi – SP)

Pendeta Hans Tebai, tokoh agama sekaligus ketua FKUB Kabupaten Paniai, juga  menyatakan, tidak ada kata toleransi bagi segala jenis judi untuk digulirkan di Paniai.

“Kalian tolong jangan giring umat saya ke dalam neraka. Umat saya sudah banyak yang jadi korban. Keluarga mereka hancur. Hasil tani, ternak dan semuanya di kampung-kampung di rumah mereka tidak terurus. Ini semua saya ikuti hanya karena virus perjudian. Jadi mulai hari ini tolong stop,” tegasnya.

Perjudian, lanjut dia, sangat dilarang hukum agama, pemerintah dan adat sebagai hukum tertinggi di dunia.

“Atas dasar hukum apa kalian terus jalankan judi? Kalau tidak ada, sekali lagi stop. Ko sebagai oknum aparat juga stop karena hukum pemerintah larang,” ujar Tebai.

Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Bastian Tebai

Artikel sebelumnyaTNI-Polri Didesak Tidak Menakut-nakuti Rakyat Sipil di Papua
Artikel berikutnyaStok Baru Tiba, Warga Dekai Antri Bensin di APMS dari Subuh