Peringati Hari Lahirnya Embrio Negara Papua Barat, Polisi Tangkap 99 Orang di Ternate

0
4856

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com—  Sebanyak 96 aktivis dari Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) di Ternate  ditahan setelah polisi membubarkan aksi yang hendak digelar di Ternate, tepatnya di depan  pasar Barito, Ternate.

Seorang informan suarapapua.com dari Ternate mengatakan, massa aksi dari FRI WP  dari Ternate di bubarkan oleh polisi dan intel dan dipaksa naik ke dalam truk saat hendak melakukan aksi di depan Pasar Barito. Ia mengungkapkan, beberapa aktivis sempat ditarik dan dipukul  untuk dipaksa naik ke truk.

“Kawan-kawan yang ada di lapangan beberapa ditarik dan dipaksa naik ke truk oleh polisi dan intel di Ternate,” katanya.

Baca Juga:  LME Digugat Ke Pengadilan Tinggi Inggris Karena Memperdagangkan 'Logam Kotor' Dari Grasberg

Dikatakan, yang ditahan adalah sebanyak 99 orang. Di antara 99 orang yang ditangkap, salah satunya dilarikan ke rumah karena mengalami sesak napas, 12 orang adalah aktivis dari Papua dan sisanya aktivis pembebasan yang tergabung di dalam Fri-West Papua.

“Satu orang sesak napas jadi sudah dilarikan ke rumah. 12 orang dari Papua dan sisanya dari Ternate. Saat ini mereka sudah dibawah ke Polres,” ungkapnya.

ads

Dikutip dari semarak.news.com, M. Aninab Kasat Sabhara Polres Ternate saat di lapangan mengatakan bahwa mereka akan digiring ke Polres Ternate.

Baca Juga:  Komisi HAM PBB Minta Indonesia Izinkan Akses Kemanusiaan Kepada Pengungsi Internal di Papua

“Kita akan giring mereka ke Polres, lakukan pendataan. Apabila dalam proses pendalaman diketahui melakukan pelanggaran akan dilakukan proses hukum, tetapi mengingat mereka masih muda akan dilakukan pembinaan.”

Sebelumnya, massa sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke Polres Ternate, tetapi ditolak. Pihak Polres beranggapan bahwa hal tersebut merupakan tindakan makar.

Sesampainya di Polres Ternate, massa aksi didata dan dipisahkan. Mereka yang berasal dari Papua dipisahkan dengan massa yang berasal dari Maluku Utara.

FRI-West Papua menuntut  agar pemerintah Indonesia menyelesaikan permasalahan HAM di Papua. Dan Rakyat Papua diberikan kebebasan untuk melakukan referendum menentukan nasibnya sendiri.

Baca Juga:  Berlakukan Operasi Habema, ULMWP: Militerisme di Papua Barat Bukan Solusi

1 Desember 1961 adalah awal lahirnya embrio negara Papua Barat. Setiap tanggal 1 Desember, rakyat Papua Barat di dunia memperingatinya sebagai hari kemerdekaan. Beberapa hari setelah itu, negara Papua dibubarkan oleh Indonesia, tepatnya pada 19 Desember 1961 dengan dikeluarkannya perintah operasi Trikora di Yogyakarta oleh presiden Soekarno.

Hingga berita ini disiarkan, Kapolres Ternate,  AKBP Ashari Juanda yang dikonfirmasi suarapapua.com dengan mengirimkan pesan singkat belum dibalas dan telepon sebanyak dua kali tidak diangkat.

 Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPolisi Tangkap Belasan Aktivis Pembebasan di Kupang
Artikel berikutnyaPeringati 1 Desember, Puluhan Aktivis Ditangkap di Jayapura