KNPI Akan Gelar Aksi Demo Damai Tuntut Freeport Ditutup

0
13346

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ketua KNPI Provinsi Papua,  Alberto G.Wanimbo mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan demonstrasi damai menuntut PT.Freeport Indonesia untuk ditutup sebelum adanya penjelasan soal divestasi saham 10 persen dan dampak lngkungan PT.Freeport Indonesia.

Selain itu katanya, pihaknya akan bicarakan soal ketenagakerjaan dan sejarah masuknya Freeport di tanah Amungsa Papua.

“Aksi tersebut akan dilakukan setelah Rakerda KNPI Papua di Biak. Aksinya menuntut penjelasan, jika seperti ini terus kami minta supaya Freeport tutup saja,” ucap Wanimbo di Kotaraja, kota Jayapura, Kamis (7/3/2019).

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Ia mengakui, sejumlah organisasi seperti Aliansi Masyarakat Belah Papua (AMBP), KNPI dan Kaum Buru (SPSI) akan melakukan sejumlah kegiatan berkaitan dengan keberadaan PT.Freeport Indonesia.

Aser Gobai, Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Mimika mengatakan, PT.Freeport Indonesia adalah milik orang Papua, sehingga negara harus berpihak kepada pemiliknya, bukan mendukung korporat.

ads
Baca Juga:  Satgas ODC Tembak Dua Pasukan Elit TPNPB di Yahukimo

“Negara punya kewajiban untuk menyelesaikan persoalan yang selama ini terjadi, mulai dari lingkungan yang rusak akibat operasi Freeport. Kita sebenarnya banyak organ yang menyuarakan, tetapi bukti nyata dari negara belum ada,” jelas Gobai.

Selain itu katanya, pajak yang selalu mengalir ke Jakarta seharusnya dikelola pemerintah Provinsi Papua.

“Daerah Penghasil ada di Papua, sehinga pajak harus ke Papua. Selain itu saya perlu sampaikan tentang ketenagakerjaan yang termuat dalam Perda No.4 tahun 2013 tentang regulasi bahwa tenaga kerja harus orang asli Papua, namun hingga sekarang nasib pekerja belum jelas.”

Baca Juga:  ULMWP Kutuk Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

Untuk itu katanya, seluru karyawan yang di PHK Freeport sedang sosilisasi untuk gelar aksi demo damai dalam waktu dekat.

Pewarta : Ardi Bayage

Editor : Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaSAMN Menganggap Pemkot Jayapura Telah Tutup Ruang Demokrasi
Artikel berikutnyaEksistensi Perempuan Papua Yang Maju dan Bebas Dari Kekerasan