Komnas HAM Papua Nyatakan Sulit Ungkap Pelaku Penembak Yulianus Mote

0
5828

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kepala Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perwakilan Papua, Frits Ramandey, mengaku pihaknya tidak bisa mengungkap pelaku atau oknum penembak Yulianus Mote, warga sipil Papua di Deiyai, Papua, yang tewas ditembak pada tanggal 21 Mei 2019.

Menurut Frits, hal itu karena tidak ada warga setempat yang mau bersedia menjadi saksi untuk memberikan keterangan terkait kematian korban.

“Beberapa hari lalu saya turun ke Deiyai dan langsung ke TKP untuk lakukan penyelidikan siapa oknum yang tembak mati Yulianus Mote. Tapi hasilnya kami Komnas HAM tidak bisa ungkap oknum dari mana yang tembak pemuda tersebut. Ini karena warga di sana tidak ada yang mau jadi saksi untuk kasih keterangan ke kami,” kata Ramandey kepada suarapapua.com di Padang Bulan, Abepura, Jumat (14/6/2019).

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

Alasan lain, lanjut dia, karena di TKP pihaknya tidak menemukan bekas darah korban serta bekas tembakan yang mengenai pagar atau bangunan lain yang ada di sekitar TKP.

“Warga bilang korban ditembak depan kantor bank Papua. Itu saja. Mereka tidak tunjukkan korban jatuh di sebelah mana, terus dalam posisi apa. Ini yang kami kewalahan untuk ungkap oknum siapa yang tembak korban,” tuturnya lagi.

ads
Baca Juga:  Pilot Selandia Baru Mengaku Terancam Dibom Militer Indonesia

Namun untuk penembak korban luka atas nama Melianus Dogopia, kata Frits, pelakunya adalah anggota Polisi.

“Dan mereka sudah kami periksa. Minggu depan akan disidang,” ujarnya.

Sementara, tindakan asusila terhadap warga pendatang, dua ibu dan anak, yang dilakukan warga setempat, pelakunya sudah dikantongi pihaknya.

“Selain korban tahu nama pelaku, tinggalnya dimana, kami percaya juga karena ada tes visum dari dokter yang bisa jadi alat bukti yang kuat,” ujar Frits.

Baca Juga:  Panglima TNI Bentuk Koops Habema Tangani Papua

Sebelumnya, seperti diberitakan Jubi, wakil bupati Deiyai, Hengki Pigai, mengaku tidak mendapat laporan dari masyarakat terkait dugaan pemerkosaan yang terjadi atas 3 orang korban saat pembakaran pasca penembakan.

“Silahkan Pemda setempat berpendapat begitu. Mungkin karena mereka belum dapat informasi atau bukti visum dokter yang ada,” kata Frits menanggapi pernyataan tersebut, ketika ditanya wartawan.

Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaTuntutan Mahasiswa USTJ Terjawab
Artikel berikutnyaSuara Papua Bikin Kerja Sama dengan Papuansphoto