IS-UKAM Sudah Mendata Orang Meninggal di Bomela

0
4064

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ikatan suku Una, Kopkaka, Arumtap, Arupkor, Mamkot, Momuna (IS-UKAM) dibawah naungan Gereja Jemaat Reformasi Papua (GJRP) kabupaten Yahukimo telah mendata jumlah orang meninggal dunia yang diduga akibat tidak ada tenaga kesehatan di distrik Bomela, kabupaten Yahukimo.

“Kami sudah melakukan pendataan secara rinci, kemudian diserahkan ke sekretaris dinas kesehatan kabupaten Yahukimo,” kata Panuel Maling, sekretaris IS-UKAM, kepada suarapapua.com melalui telepon seluler dari Dekai, Rabu (19/6/2019).

Ia menjelaskan, melalui pimpinan GJRP Yahukimo, tenaga kesehatan Yakpesmi (Yayasan Kristen Pelayanan Sosial Masyarakat Indonesia) telah menyampaikan informasi tentang kondisi dan jumlah orang sakit, bahkan yang telah meninggal di Bomela beberapa hari lalu.

Baca Juga:  PMKRI Kecam Tindakan Biadap Oknum Anggota TNI Siksa Warga Sipil di Papua

“Selanjutnya kami bawa ke dinas, lalu kami diarahkan untuk difasilitasi ke Bomela,” jelasnya.

Panuel menyayangkan petugas yang lalai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya melayani masyarakat setempat. Padahal, kata dia, petugas dibiayai negara.

ads

“Mereka tidak pernah ke tempat tugas sebagai pelayan kesehatan. Hanya makan gaji dan uang tambahan lainnya secara gratis,” ujarnya merujuk laporan yang diperoleh dari lapangan.

Menurut Panuel, kondisi buruk tersebut tidak akan terjadi jika ada pelayanan baik dari petugas medis.

“Penyebabnya batuk, deman, beringus. Ini hanya sakit ringan, maksudnya menurut saya, kalau ada tenaga medis yang ditugaskan Pemda itu ada di sana, maka mereka tidak meninggal dunia,” tuturnya.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

Panuel berharap, pemerintah daerah dalam hal dinas terkait harus memastikan petugasnya benar-benar ke tempat tugas. “Jangan sampai tidak pergi, lalu dananya diterima. Ya, dampaknya seperti terjadi sekarang, banyak pasien dan meninggal.”

Ia juga mengaku organisasinya telah berupaya menemui pihak terkait. “Kami sudah bertemu dengan sekretaris dinas kesehatan. Beliau sendiri menyampaikan akan mencari jalan karena isu ini darurat. Beberapa hari kedepan kita menunggu kepastian keberangkatan dari dinas,” kata Panuel.

Hingga berita ini ditulis, pemerintah dalam hal dinas kesehatan kabupaten Yahukimo belum merespon konfirmasi dari suarapapua.com untuk memastikan situasi di distrik Bomela.

Sebelumnya, Yawal Balyo, staf Yakpesmi mengabarkan, 13 orang dari beberapa kampung di distrik Bomela, meninggal dunia. Sebagian lainnya sedang menderita tanpa mendapat layanan kesehatan.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Ada 13 orang yang meninggal, itu setelah menderita sakit cukup lama. Banyak juga yang sakit. Sampai sekarang jumlah orang sakit dan yang meninggal terus meningkat,” Yawal mengabarkan kepada suarapapua.com saat tiba di Wamena sepulang dari Bomela, Kamis (13/6/2019).

Laporan dari lapangan, menurut dia, warga distrik Bomela yang meninggal dunia, berasal dari desa Kitikini 6 orang, desa Kubiyalar 5 orang, dan desa Balamdua 2 orang. Juga ada beberapa desa lain, dan hingga sekarang belum ada tenaga kesehatan.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaTak Ada KBM di SD Beam, Lanny Jaya, Wenda: Kepsek Harus Diganti
Artikel berikutnyaRamandey Akui Suara Papua Masih Terus Menulis Soal Papua