Kepala Desa Pertama Bomela Meninggal

0
5256

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Dari 13 orang yang dilaporkan meninggal dunia di distrik Bomela, kabupaten Yahukimo, Papua, satu orang diantaranya tercatat sebagai tokoh perintis pemerintahan kampung.

Nahor Aruman, kepala desa pertama di desa Bomela. Ia kepala desa Bomela saat masih ada dalam wilayah pemerintah kabupaten Jayawijaya.

Malang tak dapat ditolak, ketika waktunya Tuhan tiba. Tokoh perintis pemerintahan kampung sebelum kabupaten Yahukimo dimekarkan itu menghembuskan nafas terakhir pada hari Sabtu (17/6/2019) lalu.

Baca juga: Yakpesmi dan IS-UKAM Rilis Data Warga Bomela yang Meninggal

Duka cita mendalam sangat dirasakan keluarga, bahkan masyarakat Bomela, begitu mendengar kepergian tokoh perintis berusia 90 tahun itu.

ads

Dari penuturan keluarga diketahui Nahor Aruman meninggal setelah menderita kesakitan berkepanjangan yang belakangan ini menyisakan berbagai kisah memilukan.

“Bapak Nahor Aruman sakit lama dan tidak pernah berobat karena tidak ada petugas kesehatan,” kata seorang kerabatnya, Selasa (25/6/2019) kemarin.

Kabar kepergiannya membawa duka cita yang sangat menyayat hati masyarakat Bomela, meskipun diketahui sudah cukup lama sakit bersama warga lain di desa Kitikni, termasuk dari dua desa lainnya: Kubiyalar dan Balamdua.

Baca Juga:  Mahasiswa KC Sulut Mendukung Sikap Uskup Jayapura Soal Lokasi Pembangunan Kantor Gubernur Papua Pegunungan

Baca juga: 13 Orang di Bomela, Kabupaten Yahukimo, Meninggal

Duka cita juga dirasakan Panuel Maling, sekretaris Ikatan Suku Besar Una, Kopkaka, Arumtap, Arupkor, Mamkot, Momuna (IS-UKAM). Panuel mengaku sangat kehilangan tokoh adat yang selama ini sangat berjasa dan dihormati masyarakat.

“Kami sangat terharu dengan kepergian bapak Nahor,” ucapnya.

Selain tokoh perintis pemerintahan kampung, kata Panuel, Nahor Aruman bagi masyarakat di sana dalam kehidupan sehari-hari dianggap figur panutan dan jasa-jasanya cukup besar.

Sebelum adanya pemekaran desa, distrik hingga kabupaten Yahukimo lepas dari kabupaten Jayawijaya, almarhum tercatat sebagai kepala desa pertama di desa Bomela. Desa ini kemudian dimekarkan menjadi beberapa desa lagi.

“Bapak Nahor adalah orang pertama yang jadi kepala desa Bomela. Jabatan kepala kampung dijabat dari pemekaran induk Kurima, Ninia. Waktu itu kabupaten Yahukimo belum dimekarkan dari Jayawijaya,” lanjutnya menjelaskan.

Baca Juga:  FPD Yahukimo Aksi di Kantor KPU Papua Pegunungan Tuntut Pleno Dibatalkan

Baca juga: IS-UKAM Sudah Mendata Orang Meninggal di Bomela

Banyak karya dan pengabdian yang dilakukan semasa hidupnya masih dikenang masyarakat di Bomela. Betapa tidak, ketika itu untuk urus administrasi desa dan lain-lain dipusatkan di Wamena, ia harus berjalan kaki.

Sebelum jadi kepala kampung, bapak Nahor juga punya jasa baik terhadap siapa saja yang ada di kota Wamena.

Kewenangan yang dilimpahkan pemerintah dijaganya dengan baik. Tugas rutin dijalankan, meski banyak kendala. Benar-benar mengabdi demi masyarakatnya kala itu.

Sayangnya, sebanyak pengabdian dan karya nyata seakan-akan tidak berarti ketika tak ada pengobatan di distrik Bomela. Kalau saja ada petugas kesehatan, almarhum bisa berobat. “Itu yang kami kecewa sekali,” ucap Panuel.

Panuel sangat menyesalkan tingkah petugas medis yang enggan bertugas di Bomela. Sedangkan, banyak pasien butuh pengobatan.

Baca Juga:  Pemkab Lanny Jaya Bersama Berbagai Pihak Deklarasikan Pemilu Damai

“Bapak perintis ini termasuk 12 orang lainnya yang meninggal itu sakit lama dan bertahan hanya dengan obat tradisional. Sangat disayangkan,” ujarnya.

Baca juga: Dinkes Yahukimo Diminta Segera Tangani Masyarakat Distrik Bomela

Panuel enggan mengisahkan semua suka dan duka yang dialami Nahor Aruman, seperti diceritakan ketika berjumpa terakhir di kampung pada Januari 2019. “Saat saya ketemu, bapak cerita sambil menangis. Bila renung kembali masa-masa sukar yang beliau alami, memang sungguh pilu hati ini.”

Buah dari perjuangan tanpa mengenal lelah seorang Nahor Aruman sejak tahun 1980 hingga 2003, kini sudah banyak perubahan, setidaknya ada gedung sekolah bagi anak-anak negeri.

“Dedikasi beliau pada masa lalu, saat orang Bomela belum sekolah dan bekerja, menyentuh hati kita semua. Sebab atas kerja kerasnya, dunia generasi ini menjadi baik,” tuturnya.

“Hanya ucapan selamat jalan ke dunia baru mengiringi kepergian pahlawan pemerintahan distrik Bomela.”

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaLahir di Hutan dan Dikira Meninggal, Satu Bayi Pengungsi Nduga Selamat
Artikel berikutnyaPembangunan Tempat Ibadah Merupakan Komitmen Pemkab Yahukimo