Tanam Pinang 2009, Panen 2015, Hasilnya Beli Laptop 2019

0
6660

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Tahun 2009 silam, Remes Payage menanam bibit pohon pinang di pinggiran kali Brasa di Dekai, kabupaten Yahukimo, Papua.

Setelah enam tahun, pinang yang ia tanam siap dipanen. Hasil pertama dipanen pada tahun 2015. Remes menjelaskan, buah pinang itu sudah ia panen dan jual. Hasilnya telah membeli laptop merk Accer.

Payage menjelaskan, pada tahun 2009 ia menanam bibit pohon pinang. Dari sejumlah bibit yang ditanam, tidak semua berhasil, namun ada juga yang mati karena iklim dan tanah yang tidak cocok untuk tumbuhan jenis pinang. Hanya sekitar enam pohon yang tumbuh dengan baik.

“Tepatnya pada tahun 2015 hasil pertama dipanen. Di awal panen, saya tidak terlalu fokus karena saya sedang kuliah di luar Papua. Tahun 2017 saya kembali, lalu setiap kali panen saya jual. Hasil jualan saya bersama istri saya tabung,” jelas Payage kepada suarapapua.com pada Rabu (26/6/2019) lalu di Dekai.

Baca Juga:  Kemenparekraf Ajak Seluruh Pelaku Usaha Kreatif di Indonesia Ikut AKI 2024

Meskipun hasil pertama dipanen pada 2015, hingga 2018 hasilnya tidak bisa dijual dengan maksimal karena tidak sedang dalam pengawasannya. Sebab, hingga tahun 2018, ia mengaku, masih berada di luar Papua untuk menyelesaikan pendidikannya.

ads

“Saya tiba di Dekai tahun 2018. Sejak tiba di Dekai, saya dan istri saya sepakat untuk panen dan dijual dengan baik, lalu hasil penjualan kami tabung. Sampai saat ini kami bisa beli satu unit laptop merk Accer. Selain itu, dari hasil jualan pinang, kami perbaiki motor kami yang rusak,” ungkapnya.

Menurut Payage, kalau sejak 2015 panenan buah pinang dimanfaatkan dengan baik untuk dijual, dirinya sudah tabung dan sudah bisa tabung untuk modal usaha yang lain. Namun, tabung hasil jualan pinang baru dilakukan pada tahun 2018, sehingga bisa dikatakan hasilnya kurang maksimal.

Baca Juga:  FPD Yahukimo Aksi di Kantor KPU Papua Pegunungan Tuntut Pleno Dibatalkan

“Waktu itu saya tanam beberapa jenis pinang. Ada yang buahnya besar dan kecil dan kulitnya manis. Kalau pinang yang lain, seringkali tidak terlalu manis, bahkan ada yang pahit sampai bikin orang (yang mengunyah pinang) berkeringat. Ini kelebihan pinang yang saya tanam,” jelasnya.

“Kalau tidak percaya, bisa cicipi pinang yang saya tanam ini. Buah yang kecil dan besar rasanya sama. Ini hasil dari enam buah pohon pinang yang sejak awal tumbuh baik,” kata Payage.

Sementara itu, Beria, istri dari Remes Payage sambil menjual pinang kepada media ini membenarkan sambil menjelaskan bahwa dari hasil jualan pinang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, selain beli laptop dan perbaiki motor.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Kami berencana mau bikin rumah, tetapi hasil dari jualan pinang yang kita tabung, ada orang pinjam, jadi masih menunggu. Yang ada di tangan saya, sudah  pakai perbaiki motor untuk suami saya gunakan. Jadi, kalau uang pinjaman sudah dikembalikan berarti kita akan bangun rumah,” kata Beria optimis.

Rata-rata orang menjual pinang yang dikirim dari Jayapura. Jika anda hendak mencoba dan rasa pinang asli dari Yahukimo, bisa mampir di pondok pinang milik Remes Payage dan istrinya di Kl2, Dekai, Yahukimo, Papua.

Pewarta: Ardi Bayage

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPersipura Gagal Lagi, Nasib Luciano Digantung
Artikel berikutnyaStaf Humas Sorsel Dibekali Pengetahuan Mengoperasikan Drone dan Editing Video