Bupati Paniai Akui Miras dan Judi di Paniai Sulit Diberantas

0
4300

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Penjualan minum keras bermerk maupun oplosan serta berbagai bentuk judi seperti dadu, bola putar, toto gelap (togel) dan sabung ayam yang dari dulu hingga sekarang masih aman dijalankan di daerah kabupaten Paniai, sepertinya tidak bisa dihentikan.

Hal ini diakui sendiri oleh orang nomor satu kabupaten Paniai, Meki Nawipa.

“Kalau diminimalisir (kurangi) atau ditertibkan bisa. Tutup secara total itu yang tidak bisa,” kata Bupati tanpa menjelaskan alasannya secara detail.

Pernyataan ini disampaikan langsung bupati Meki Nawipa, Senin (1/7/2019) di aula Sekretariat Daerah Kabupaten Paniai, Madi, menanggapi permintaan para pedagang kaki lima agar Bupati menutup penjualan miras dan berbagai bentuk judi di Paniai.

Baca Juga:  Satgas ODC Tembak Dua Pasukan Elit TPNPB di Yahukimo

Haji Pigome, pedagang kios dan warung makan di Madi dan Enarotali, mewakili rekan-rekannya, menyampaikan permintaan tersebut.

ads

“Bapak Bupati, kami minta bapak harus tutup penjualan miras dan perjudian di Enarotali dan Madi,” kata Pigome mengawali pendapatnya kepada Bupati Paniai.

Ia beralasan, perkembangan perjudian sudah sangat pesat. Tak bisa dibendung. Hampir semua kios buka judi togel.

“Di Madi saja ada 70an lebih tempat. Kalau di Enarotali tidak tahu berapa, karena terlalu banyak. Saya minta bapak Bupati harus tutup. Tidak baik dibiarkan begitu terus dari dulu,” pintanya.

Sedangkan untuk penjualan miras, menurut dia, harus ditutup karena sering diganggu orang mabuk ketika berjualan.

“Tempat-tempat jual miras harus ditutup juga. Soalnya kalau anak-anak di sini sudah mabuk, mereka biasa seenak minta kami uang. Kalau tidak dikasih, mereka marah dan berontak. Kami rasa rugi sekali, karena tidak tiap hari pembeli rame,” bebernya lagi.

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

Tidak hanya itu, ia pun meminta Bupati untuk membuat bronjong (talut) di sepanjang kali Enarotali.

“Karena kalau kali Enagone banjir, air biasa masuk ke dalam kios dan rumah warga. Terutama itu yang ada di komplek Gel-gel, belakang PLN,” urainya.

Menanggapi itu, Bupati katakan, banjir terjadi karena sampah selalu dibuang di kali Enarotali.

“Makanya, sampah jangan dibuang ke dalam kali. Terutama itu kalian para pedagang. Karena banyaknya sampah dalam kali Enaro bikin dangkal dan air meluap keluar. Jadi, mulai sekarang kalian harus sediakan tempat sampah di kios kalian. Yang bisa bakar, harus dibakar. Jangan buang semua di kali,” ujar Bupati.

Baca Juga:  Asosiasi Wartawan Papua Taruh Fondasi di Pra Raker Pertama

Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, diakuinya, belum ada. Tetapi kata bupati, dalam waktu dekat akan disediakan.

Untuk kali Enaro sendiri, dikatakan, akan digali lebih dalam pakai alat berat. “Nanti galinya dari muara ke hulu. Tetapi itu nanti.”

Terkait semua pendapat tentang miras, perjudian dan sampah, Bupati menyatakan akan ditertibkan dengan peraturan bupati (Perbup), dan selanjutnya akan didorong ke peraturan daerah (Perda).

Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaAmnesty Desak Polisi Bebaskan 5 Aktivis RMS
Artikel berikutnyaNelson Silak: Anak Papua Harus Jadi Pelaku Usaha