Jubir KNPB: Masa Depan Papua Ada di Tangan Generasi Sekarang

0
3904

DEKAI, SUARAPAPUA.com — “Tidak ada paksaan dari siapapun kepada mahasiswa Papua untuk ikut saya, ikut terlibat dalam perjuangan Papua merdeka. Tetapi, satu hal pasti bahwa kita masih dalam penjajahan dan hal yang kedua, masa depan Papua ada di tangan generasi sekarang.”

Demikian diungkapkan juru bicara (Jubir) internasional Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor F. Yeimo, saat diskusi bersama mahasiswa Papua di Jakarta, Selasa (23/7/2019) pekan lalu.

Diskusi ini menurut Yeimo, tidak bermaksud untuk mengajak para mahasiswa yang sedang kuliah ikut terlibat langsung karena ia pun tidak pernah memaksa kehendak setiap orang.

“Kita semua belajar dari realita Papua ini karena kita semua dari kampung, dari Papua. Saya sampaikan begitu supaya teman-teman yang sedang kuliah di sini bisa tahu bahwa kita tidak paksa untuk menjadi aktivis pejuang Papua merdeka,” ungkapnya.

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Memilih terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan West Papua bagi Victor pun tanpa dipaksakan oleh siapapun, termasuk ayah dan mamanya.

ads

Menurutnya, sejak masih kecil ia tidak dipaksa kedua orang tua. Orang tua juga tidak arahkan untuk menjadi pejuang. Tetapi berselang waktu, ia kemudian tahu tentang Papua yang sesungguhnya dan karenanya ia harus memilih di garis perlawanan.

Karena itu, sekali lagi Yeimo tegaskan, wadah perjuangan West Papua tidak memaksa apalagi menghasut hingga harus meninggalkan bangku perkuliahan.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

“Kalau kamu menjadi seorang pejuang, saya tidak pernah suruh ikut, karena saya punya bapak tidak suruh saya pernah bicara sejarah dan Papua merdeka,” ujarnya.

Tetapi, lanjut dia menyarankan mahasiswa Papua mesti mendengar nasehat dari orang tua. “Omongan orang tua perlu didengar. Tetapi, satu hal yang harus kita ketahui adalah kita sedang dijajah secara sistematis oleh negara ini,” katanya mengingatkan.

Yeimo juga menceritakan kisahnya ketika merantau di kota Surabaya, provinsi Jawa Timur.

“Orang tua saya mau saya harus jadi pegawai, dan kuliah cepat. Tetapi, saat di bangku kuliah di Surabaya, saya sadar kalau sebenarnya kita sedang diperbudak, dijajah. Itu sebabnya, saya menjadi aktivis sampai hari ini,” ungkapnya.

Baca Juga:  DPRP dan MRP Diminta Membentuk Pansus Pengungkapan Kasus Penganiayaan di Puncak

“Saya harap adik-adik, tidak ada paksaan untuk menjadi pejuang,” ujarnya lagi.

Niko Soll, salah satu mahasiswa Papua yang menghadiri diskusi itu, menyampaikan terima kasih kepada jubir internasional KNPB pusat yang datang berdiskusi bersama para mahasiswa Papua di kota studi Jakarta.

Baginya, diskusi sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah sangat penting bagi mahasiswa untuk mengkaji berbagai persoalan di Tanah Papua.

“Masalah di Papua memang banyak, dan itu harus dibicarakan supaya ada solusi,” ucapnya.

Pewarta: Ruland Kabak
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPerusahaan Asing Ilegal Bikin Kapal di Tengah Hutan Nabire
Artikel berikutnyaKonser Reggae di USTJ Untuk Rehap Asrama Tauboria dan Promosi Kampus