JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Luiz Mebri, Kepala kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Kota Jayapura mengungkapkan bahwa berkurangnya debit air Kali Kamwolker adalah karena penebangan hutan di sepanjang kali tersebut.
Menurut Mebri, masalah berkurangnya debit air kali Kamwolker sudah diketahui pemerintah, yakni karena adanya penebangan dan perambahan hutan di sepanjang kali Kamwlker. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Kota Jaypaura sudah melakukan langkah strategis berupa sosialisasi kepada wargayang tinggal di bantaran kali Kamwolker.
Selain itu, pemerintah Kota Jayapura melalui Distrik Heram, kelurahan Yabansai sedang menyiapkan beberapa langkah strategis buat warga yang bermukim di aliran sungai kamwolker.
“Berkurangnya debit air adalah karena penebangan liar yang dilakukan oleh warga. Kadang banyak juga perambahan liar. Selain itu air yang masuk ke pipa utama terjadi kebocoran,” ungkap Luiz Mebri, kepala kelurahan Yabansai kepada suarapapua.com, pada Senin (29/7/2019) lalu saat ditemui di ruang kerjanya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata Mebri, pihak yang berwenang mengambil tindakan adalah pihak Perusahaan Daerah Air Mineral (PDAM) sebagai pengelola utama. Pemerintah kelurahan hanya sebatas mengawasi, membantu sosialisasi kepada warga masyarakat.
“Sejauh ini kami sudah melakukan sosialisasi. Namun itu tidak cukup, harus ada tindakan dari pihak PDAM. Jadi PDAM harus ada kerja sama dengan kelurahan kami di sini. Supaya sama-sama bergerak untuk pengamanan,” ucap Mebri.
Kegiatan yang sudah dilakukan, kata dia, tahun 2018 sudah melakukan kegiatan dengan thema, ‘Kamwolker mengalir lagi’ kegiatan tersebut dilakukan bersama semua komponen.
“Jadi mulai dari Masyarakat, Pemerintah, Mahasiswa dan semua stakeholder telah dilibatkan. Kemudian kami sudah melakukan penanamaan. Salah satu faktor penghambat adalah masyarakat yang bermukim di area kali berpenghasil utama dari hasil kebun dan bertani. Maka perlu ada solusi lain,” katanya.
Menurutnya, supaya warga tidak menebang pohon di pinggiran kali, harus dicarikan mata pencaharian lain yang bisa disiapkan agar warga tidak menebang dan merambah hutan, tetapi ikut menjaga hutan agar air kali Kamwolker tetap terjaga.
“Supaya daerah yang menjadi sumber air ini dilindungi. Kemudian masyarakatnya juga, ekonominya dicukupi. Maka pemerintah melalui kelurahan Yabansai, bekerja sama dengan pihak Uncen untuk melakukan penanaman Fanily. Sejauh ini sudah melakukan hanya jumlah belum ada,” terangnya.
Sebelumnya, Tomi A Nelombo, mahasiswa Uncen Jurusan Biologi, saat bertandang di kantor redaksi Suarapapua.com, mengungkapkan, agar pemda harus membuat peraturan di kawasan kali kamwolker, karena air adalah sumber utama dalam kehidupan sehari-hari.
Baca: Warga Minta Pemkot Jayapura Bikin Aturan untuk Kawasan Kali Kamwolker
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Arnold Belau