Polisi Diminta Tindak Oknum yang Ganggu Jemaat Gereja Kingmi Diaspora Sentani

0
3235

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pdt. Pinus Wenda, ketua Badan Pengurus Jemaat Gereja Kemah Injil (BPJ Kingmi) Papua Jemaat Diaspora Sentani, menginginkan agar suasana ibadah tidak diganggu oleh pihak mana pun.   

Hal tersebut, menurut BPJ, Pdt. Pinus Wenda, S.Th., karena ada oknum-oknum tertentu selalu membuat proses jalannya ibadah terganggu. Ia meminta pihak kepolisian tindak oknum-oknum yang sering ganggu jemaat Diaspora Sentani untuk beribadah.

“Hari ini harusnya kami lakukan ibadah hari minggu seperti biasa, namun tidak terlaksana karena ada oknum yang menghalangi proses jalannya ibadah,” ungkapnya kepada suarapapua.com di halaman gereja Kingmi Diaspora, Sentani, Minggu (4/8/2019).

Pinus menjelaskan, kejadian serupa sudah sering terjadi sejak Maret 2019. Sebagai pengurus BPJ, dirinya bersabar dan hadapi dengan tenang. Kata dia, luapan emosi dan jengkel timbul saat hendak melakukan ibadah raya dan proses ibadah lagi-lagi diganggu.

“Harusnya hari minggu ini (kemarin), kita melakukan perjamuan kudus. Tetapi kami diganggu dan ibadah perjamuan yang kami mau bikin tidak terlaksana,” ungkapnya.

ads

Awal terjadi penghalangan ibadah di gereja Kingmi Diaspora, menurut Pdt. Pinus, terjadi pada tanggal 10 Maret 2019. Tepatnya setelah BPJ, Jemaat dan pemuda melakukan pertemuan dan sepakat untuk pasang papan nama di Jln. Raya Sentani (200 meter dari jalan umum ke gereja). Papan nama gereja yang dipasang disertakan dengan logo Gereja Kingmi Papua.

Baca Juga:  Pembangunan RS UPT Vertikal Papua Korbankan Hak Warga Konya Selamat dari Bahaya Banjir, Sampah dan Penggusuran Paksa

Lanjut dia, dengan adanya logo Gereja Kingmi Papua yang terdapat di papan nama itu, sehingga pihak yang tidak senang dengan Gereja Kingmi Papua merusak papan nama itu.

Selanjutnya, sejak saat itu setiap hari minggu saat hendak menyampaikan warta jemaat ada jemaat yang selalu memotong pembicaraan dan bikin gaduh suasana jemaat yang hendak beribadah dan seringkali ibadah tidak dilakukan. Dugaan Pdt. Pinus, oknum yang selalu mengganggu tersebut adalah jemaat dari kubu Bertus Tabuni.

“Maka itu, saya meminta kepada oknum jemaat yang selalu mengganggu jalannya ibadah di gereja kami untuk sadar dan memahami aturan organisasi Gereja Kingmi Papua,” tegas Pinus.

Meja perjamuan Kudus yang awalnya disiapkan untuk menjalankan pada hari minggu, namun tidak berjalan karena ibadah tidak terlaksana (Dok Pemuda KINGMI Diaspora)

Pdt. Pinus menambahkan, kejadian itu terjadi setelah Gereja Kingmi kubu Bertus Tabuni melakukan konferensi di Piramid. Kemudian, Gereja Kingmi Papua jemaat Diaspora Sentani ikut bernaung di bawah Gereja Kingmi Papua yang dipimpin Pdt. Benny Giay dari hasil konferensi di Dogiyai.

“Saya perlu mempertegas bahwa Gereja (Kingmi Papua) ini sudah tua usianya di atas tanah Papua. Untuk itu, masalah ini kami sudah sampaikan kepada pihak lembaga, namun sampai hari ini belum ada tanggapan. Begitu juga kepada pihak keamanan (polisi) supaya oknum yang selalu mengganggu ibadah diproses, namun tidak ada tindak lanjut,” terangnya.

Baca Juga:  Seruan dan Himbaun ULMWP, Markus Haluk: Tidak Benar!

Sementara itu, Wahyu Heluka, perwakilan pemuda Gereja Kingmi Papua jemaat Diaspora Sentani mengungkapkan kekesalannya atas tindakan yang terus dilakukan oleh oknum-oknum yang sering mengganggu ibadah. Menurutnya, tindakan tidak terpuji tersebut secara langsung menghalangi jemaat untuk beribadah.

“Niat mereka ini tidak baik. Karena mereka menghalangi jemaat untuk berbicara dengan pencipta dan mendengarkan kabar keselamatan dari pemimpin jemaat. Kami pemuda dengan tegas menolak tindakan dan menolak Gereja Kingmi kubu Bertus Tabuni,” tegasnya.

Heluka mengungkapkan, beberapa oknum yang selalu menjadi penghalang ibadah sudah mengundurkan diri dan tidak lagi menjadi jemaat di gereja Diaspora, namun mereka selalu datang dan mengganggu.

Tanggapan Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua

Menanggapi kejadian tersebut, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua, mengatakan, pihak Badan Pengurus Harian (BPH) Gereja Kingmi sudah menyurati Kapolres Kota Jayapura dengan nomor surat 6065/Pen-BPS/Kingmi/P/VI 2019 dengan perihal ‘Pegiat Ormas yang berkedok pengurus gereja memicu konflik di Jemaat Kingmi di Diaspora Sentani’.

Inti dari surat yang sudah dilayangkan sejak pertengahan Juli lalu adalah pihak Sinode Gereja Kingmi di Tanah Papua meminta Kapolres Kota Jayapura untuk mengamankan para pegiat ormas yang meresahkan jemaat-jemaat kami pada saat ibadah hari minggu dan kegiatan rohani lainnya di Kabupaten Jayapura.

Baca Juga:  Jelang Pemilu 2024, Toko Miras di Kabupaten Jayapura Harus Ditutup

Menurut Pdt. Benny Giay, meskipun surat sudah dilayangkan sejak pertengahan Juli lalu, namun belum ada tindakan lanjut dari pihak kepolisian. Maka, dirinya selaku pengurus berharap agar para pihak yang mengacaukan situasi ibadah dapat diselesaikan lewat jalur hukum.

“Memang ini ada masalah. Mereka yang bikin kubu adalah pimpinannya Bertus Tabuni. Kami sudah pernah urus di Jakarta. Sampai di sana kami melihat semua data dari mereka adalah palsu. Bahkan kementerian agama sudah putuskan bahwa dia bersalah, tetapi dia tidak pernah berubah,” bebernya.

Giyai menambahkan, beberapa hari kedepan pihaknya akan memanggil Klasis Jayapura agar menyiapkan semua data yang menjadi masalah ini.

“Saya juga kurang paham dengan perlakuan mereka ini. Tetapi kami akan selesaikan lewat jalur hukum,” ungkapnya.

Kepada umat Diaspora Sentani, ia berharap agar tidak terprovokasi dengan isu sesat yang dibangun oleh para pihak ini.

“Karena mereka itu hanya ormas. Bukan jemaat gereja sah yang diakui,” ujarnya.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKenapa Rakyat Papua Tuntut Referendum?
Artikel berikutnyaKadinkes Deiyai Mendapatkan Cenderamata Sukseskan Program 100 Hari Kerja