Fransiskus Kayame (mengenakan topi) bersama beberapa anggota KMY saat serahkan bola kepada pelatih PS Urumusu di lapangan Topo, distrik Uwapa, kabupaten Nabire. (Dok. KMY)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kepedulian terhadap kebangkitan sepak bola di wilayah Meepago dibuktikan oleh Komunitas Mee Yokaa (KMY). Beberapa kegiatan yang telah dan masih akan dilakukan bertujuan agar sepak bola di wilayah ini bangkit dan berjaya di lapangan hijau.

Komunitas peduli sepak bola di Meepago yang bermarkas di kabupaten Nabire ini bahkan menghendaki suatu waktu sebuah tim solid dari wilayah Meepago bisa tampil dalam kompetisi sepak bola di tingkat Papua maupun nasional. Bila perlu berlaga di Liga 1 Indonesia.

Langkah pertama menuju ke tangga itu, satu dari beberapa klub asal kabupaten di wilayah Meepago harus menjuarai kompetisi Liga 3 Indonesia zona Papua tahun 2019.

Fransiskus Kayame, anggota KMY, kepada suarapapua.com, Senin (12/8/2019), mengatakan, kebangkitan sepak bola di wilayah Meepago mesti diperjuangkan karena belakangan kian redup geliatnya meskipun diakui ada banyak bibit muda yang punya potensi cukup menjanjikan.

Untuk itulah komunitas dibentuk agar melaluinya bisa lakukan sesuatu demi berkontribusi terhadap pengembangan sepak bola di wilayah Meepago.

ads

“Anggota dari komunitas ini tercatat sebagai pemain sepak bola, dan beberapa lagi yang bergabung karena peduli dengan sepak bola. Kami semua punya komitmen dan kerinduan yang sama, yaitu bagaimana iklim persepakbolaan di wilayah Meepago bisa dihidupkan,” jelasnya.

Komunitas Mee Yokaa sebelum serahkan bola ke klub PS Urumusu di lapangan Topo Distrik Uwapa. (Dok. KMY)

Berdasarkan pengamatan selama ini banyak anak muda di daerah Meepago yang punya potensi di bidang sepak bola. Sayang jika dibiarkan tanpa ada upaya pembinaan dan kompetisi rutin, selain dibekali cara bermain yang baik serta tentunya perlu didukung fasilitas latihan.

Baca Juga:  PSBS Siap Menuju Liga 1 Usai Ambil Satu Poin di Aceh

“Karena itu, kami coba bantu beberapa klub lokal dengan bola supaya bisa dipakai saat latihan,” ucapnya.

Bola yang diberikan itu, imbuh dia, dibeli dengan hasil sumbangan sukarela dari anggota KMY.

“Tidak ada donatur,” ujar Kayame.

Dengan cara demikian, ia yakin bisa memotivasi adik-adik yang ingin fokus berlatih untuk mengembangkan skill bermain sepak bola.

“Ini cara kami wujudkan kepedulian, dan kami tetap bekerja keras untuk menghidupkan sepak bola di wilayah Meepago,” kata pemain energik dari Nabire Putra FC yang kini akan berkostum Persipani Paniai di Liga 3.

Selain memotivasi anak-anak muda agar tekun berlatih sebagai kegiatan positif, tujuan lain dari wujud kepedulian KMY menyumbang bola ke beberapa klub lokal ini yakni dalam rangka memerangi berbagai bentuk penyakit sosial yang kian marak di wilayah Meepago.

“Menyelamatkan generasi muda Papua di wilayah Meepago dari ancaman berbagai penyakit sosial itu jauh lebih penting,” ujar Frans.

Anggota KMY memberikan motivasi kepada anak-anak dari Distrik Uwapa di lapangan Topo. (Dok KMY)

Pilepin Tenouye dan Manfred Dogopia, anggota KMY sependapat, bahwa memang perlu ada upaya konkrit untuk mengangkat prestasi sepak bola dan tentunya mengeliminir maraknya penyakit sosial di wilayah Meepago sebagai tujuan dari kehadiran komunitas ini.

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Tak hanya di Nabire, beberapa kabupaten di pedalaman: Dogiyai, Deiyai, dan Paniai tak luput dari fenomena penyakit sosial yang perlahan mulai merasuk generasi muda Papua di kawasan Meepago.

Fredy Degei, ketua KMY, menegaskan, komunitas yang dibentuk beberapa waktu lalu itu murni dari hati segelintir anak muda yang sangat peduli terhadap dunia sepak bola di wilayah Meepago.

“Belum seberapa bantuan bola kami ke beberapa klub lokal di Nabire, tetapi kami akan terus lanjutkan kegiatan sama pada waktu mendatang,” ujarnya.

Sebagai pemain bola, ia dan teman-temannya pernah pula merasakan pengalaman sejak awal ikut latihan bermain sepak bola. Terutama keterbatasan fasilitas latihan seperti sepatu bola maupun bola ketika hendak berlatih bersama teman-teman lain.

Mengambil bagian penting dalam upaya membangkitkan sepak bola di wilayah Meepago merupakan misi mulia yang diemban komunitas ini. Dalam hal ini KMY mencoba melihat kekurangan dari klub lokal, antara lain dengan berikan bola untuk digunakan saat latihan bersama di sore hari.

“Dengan sumbangan bola dari kami ini adik-adik bisa berlatih lebih serius lagi,” harap Degei.

Anak-anak dari Distrik Uwapa berpose bersama anggota KMY usai serahkan bola. (Dok. KMY)

Sejauh ini KMY telah memberikan bantuan bola ke beberapa klub lokal, antara lain PS Simapitowa di lapangan Wonorejo, Fajar Timur FC di lapangan Polisi Air yang terletak tak jauh dari pelabuhan laut Samabusa, dan PS Urumusu di lapangan Topo Distrik Uwapa.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

KMY juga serahkan bantuan bola ke panitia turnamen USWIM Cup 2019 di lapangan Kodim Nabire, panitia turnamen IMPIJ Intan Jaya Cup 2019 di lapangan Wonorejo, juga diberikan kepada SSB Spenli binaan coach Hansen Wijaya di lapangan SMP Negeri 5 Nabire, Kamis (18/7/2019).

Terakhir, Sabtu kemarin komunitas ini berikan bola voly kepada panitia turnamen pertama antara gereja-gereja di wilayah Nabire Barat dan Wanggar di depan Gereja Katolik St. Petrus Bumi Mulia SP C Wanggar.

Diketahui, saat ini beberapa tim dari kabupaten-kabupaten di wilayah Meepago: Persipani Paniai, Dogiyai FC, Persidei Deiyai, Persintan Intan Jaya dan Nabire Putra FC, sedang fokus latihan untuk bertanding di Liga 3. KMY ikut mendorong semua tim dari Meepago agar mampu meraih tiket ke putaran regional hingga nasional dengan target tahun depan bermain di Liga 2 dan seterusnya ke Liga 1.

Untuk itu, dukungan moril melalui doa dari komunitas ini tetap diberikan ke semua tanpa terkecuali sambil mengajak masyarakat agar mendoakan keikutsertaan klub-klub asal Meepago berlaga di Liga 3 yang rencananya akan digelar di kota Jayapura.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaMenunggu Putusan, Jemaat Diaspora Laksanakan Ibadah di Luar Gereja
Artikel berikutnyaMata Najwa, Mata Buta untuk (Nduga) Papua