PANIAI, SUARAPAPUA.com — Masyarakat Paniai dari distrik Yagai dan Teluk Deya, kabupaten Paniai, menolak proyek Palapa Ring Timur yang hendak dilakukan di wilayah mereka.
Yosua Kayame, tokoh pemuda dari dua distrik ini, menjelaskan masyarakat setempat menolak karena tentang proyek itu sebelumnya tidak disosialisasikan secara terbuka sehingga menimbulkan praduga yang tidak-tidak.
“Itu masalahnya, karena masyarakat ini awam dengan soal kayak begitu (proyek palapa ring),” kata dia, ketika dimintai keterangan oleh suarapapua.com, usai pertemuan masyarakat kedua distrik itu dengan Pemkab Paniai membicarakan soal tersebut, di kantor Bupati Pania, Madi, Jumat (9/8/2019).
Selain itu, dikatakan, perusahaan yang menangani proyek itu, ketika melakukan survei lokasi tidak melibatkan pemilik tanah setempat.
“Sehingga itu membuat yang punya lokasi, marah besar,” terangnya.
Namun menurutnya, dalam pertemuan yang digelar, pihaknya dengan Pemerintah telah menyepakati untuk mencari solusi.
“Solusinya, tadi karena kami yang datang ini hanya perwakilan, kami minta Pemda kasih waktu tuk bicarakan masalah ini dengan seluruh masyarakat di kampung. Pemda bilang, oke. Jadi kalau kesepakatannya diterima atau ditolak, nanti kami datang sampaikan. Itu yang ada sekarang,” tuturnya.
Asisten satu Setda Pemkab Paniai, Abdul Asis, kepada suarapapua.com, ketika dimintai keterangan terkait hal tersebut, menegaskan masyarakat harus terima, karena jika menolak akan ada sanksi.
Kata dia, sanksinya adalah semua program dari pusat untuk kepentingan masyarakat di kabupaten Paniai akan diberhentikan.
“Jadi sekarang, kami tinggal tunggu keputusan dari masyarakat saja. Mau terima atau tidak, terserah. Dan tentang sanksinya, sudah tadi saya beritahu ke masyarakat,” ucapnya.
Bersamaan, kepada suarapapua.com, Perwira Penghubung TNI 1705 Paniai, Untung Riyadi, berharap masyarakat baiknya menerima proyek tersebut.
“Saya pikir, ini zaman sudah maju. Semua sudah serba teknologi sekarang. Masyarakat harus pikir ini baik. Jangan pikir yang tidak-tidak, karena proyek ini akan sangat membantu kepentingan masyarakat. Misalnya seperti UNBK dan lain-lain,” cetusnya berharap.
Sehingga karena penting, ditekankan, harus tokoh intelektual, ASN, kepala distrik dan kepala kampung asal dua distrik tersebut dapat membantu pemerintah beri pemahaman yang baik ke masyarakat.
“Kami lihat, yang tadi tolak itu masyarakat yang notabene hampir semua belum bersekolah. Kami sangat memahami disisi ini. Untuk itu, saya harap yang paham seperti tokoh intelektual, ASN dan kepala distrik serta kampung bisa jelaskan tujuan kami ini ke mereka (masyarakat) dengan baik-baik sampai bisa mengerti,” harapnya lagi.
Pewarta: Stevanus Yogi