JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Jayapura melaksanakan konferensi cabang (Konfercab) dan Rapat Umum Anggota Cabang (Ruac) ke-XXVII, Selasa (27/8/2019) di kota Jayapura.
Martinus Mabel, ketua panitia Konfercab dan Ruac, menjelaskan, kegiatan ini dilakukan setelah pengurus serahkan surat keputusan (SK) disertai komposisi panitia di Jayapura, Jumat (16/7/2019).
“Dalam waktu yang singkat, kami melakukan berbagai kegiatan untuk dapat menyukseskan Konfercab dan Ruac. Hari ini adalah puncaknya,” kata Mabel.
Menurutnya, kegiatan yang dilakukan antara lain pendaftaran calon ketua Presidium PMKRI, pemaparan visi dan misi, dan uji kelayakan. Puncak dari semua proses adalah konferensi ini.
“Yang perlu digarisbawahi adalah dalam organisasi harus ada reorganisasi. Itu sebabnya semua tahapan dan kegiatan ini dilakukan,” lanjutnya.
Untuk itu, ia berpesan, ketua presidium dapat mengikuti tahapan dalam dinamika yang ada, supaya nama PMKRI bisa dijunjung tinggi di negara ini khususnya di Provinsi Papua.
“Teman-teman anggota bisa melihat dalam pembahasan Rapat Umum Anggota Cabang, karena sekarang ini banyak tantangan yang kita hadapi. Kita harus menghadapi tantangan dan hambatan itu. Sebab itu bagian dari kekuatan bagi kita,” harapnya.
Mabel tegaskan, tak perlu mundur dari berbagai persoalan dan tantangan yang akan dihadapi kedepan. “Kita harus terus maju karena dibalik semua tantangan itu akan ada kesuksesan.”
Di kesempatan yang sama, Benyamin Lagowan, Komdap PMKRI Sulawesi Utara, mengungkapkan dukungannya terhadap kegiatan yang dilakukan PMKRI cabang Jayapura.
“Kami mendukung penuh kegiatan yang berlangsung ini. Beberapa program yang kami bicarakan juga akan dibahas dalam kegiatan ini agar bisa menjadi bahan pertimbangan bagi kita,” katanya.
Harapan Pemkot Jayapura
Kegiatan ini dibuka resmi Rustan Saru, Wakil Walikota Jayapura.
Dalam sambutannya Rustan atas nama pemerintah kota Jayapura menyampaikan selamat atas konfercab dan Ruac ini.
Ia berharap organisasi ini menjadi mitra pemerintah kota Jayapura. Untuk itu, PMKRI diajak agar terus membangun hubungan yang baik dan turut menjaga keamanan dan kenyamanan. Hal ini mengingat kondisi di Indonesia dan Papua belakangan ramai dengan isu rasisme.
“PMKRI sebagai organisasi intelektual, aspirasi tentang rasisme sudah disampaikan ke Pemerintah Provinsi, sekarang kita menjaga diri baik agar tidak terprovokasi, supaya kedamaian di Tanah Papua tetap terjaga,” ujar Rustan.
Wakil Wali Kota Jayapura juga mengingatkan esensi sebuah organisasi.
“Namanya organisasi, kalau tanpa kader, itu akan mati. Oleh karena itu, kegiatan ini kami hormati. Pengurus harus berorganisasi, harus ada kaderisasi, harus utamakan fungsinya agar bisa mempengaruhi sosial yang bersifat aktif inovatif, dan akuntabel,” tuturnya.
Sementara, Paskalis Netep, alumni PMKRI asal kabupaten Boven Digoel, meyakinkan para peserta bahwa semua orang menjadi sukses karena ikut organisasi. Maka, kegiatan ini dapat mendidik orang agar pada saatnya nanti akan merasakan manfaatnya berorganisasi.
“Saya dibentuk sebagai seorang figur di Papua sekarang karena saya belajar dari PMKRI. Saya harap adik-adik tekun dan belajar di PMKRI ini. Karena PMKRI punya cabang yang luas di seluruh Indonesia,” katanya.
Sekretaris LMA Provinsi Papua ini juga menyebutkan banyak nama figur terkenal di Indonesia berawal dari PMKRI.
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You
