DEKAI, SUARAPAPUA.com—Setelah Kantor SMA Negeri 1, kini Kantor SMP Negeri 2 Dekai dilahap api.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2, Lukas Sabu menjelaskan, kejadian kebakaran tersebut terjadi pada malam hari pukul 00.30 WIT. Sabu jelaskan, saat itu ia melihat api membubul tinggi dari arah sekolahnya. namun, karena tengah malam, dan situasi kota Dekai tidak aman maka dirinya memutuskan untuk tidak keluar rumah.
“Saya lihat api menyala tinggi dari arah sekolah SMP 2, dan saya mau keluar tapi saya takut karena saya sendiri dan juga sementara ini tidak aman jadi saya tinggal lalu pagi barus saya ke sekolah dan ternyata benar sekolah saya yang terbakar,” jelasnya.
Sabu jelaskan, barang-barang yang terbakar antara lain komputer 8 unit, wireless 1 unit, baju olahraga siswa 500 lembar, rapor siswa dari kelas 1-3 sebanyak 510 buah, perlengkapan OSIS, dan dokumen-dokumen penting lainnya.
Sabu juga katakan selain itu, gedung yang terbakar satu bangunan Kantor, satu ruang guru, ruang kepsek, dan dua ruang belajar siswa.
Terkait dengan proses KBM, sabu katakan diliburkan hingga ada respon dari Pemkab Yahukimo dan Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo.
Sementara itu, Kapolres Yahukimo, AKBP Angling Guntoro mengatakan pada saat kejadian, pihaknya langsung turun ke TKP. namun tidak mendapatkan akibat dari kebakaran kantor SMPN , sehingga pihaknya masih mendalami dan lakukan penyelidikan.
“Kami masih lakukan penyelidikan, apakah kebakaran ini koslet arus listrik atau sengaja dibakar. selain itu juga mungkin dampak dari aksi demo kemarin, jadi kami masih dalami,” jelasnya.
Terkait situasi di kota Dekai, menurut Guntoro sebenarnya aman. Cuman, isu yang banyak berkembang, dan juga kejadian kebakaran dua kantor sekolah sehingga membuat situasi di kota dekai mencekam.
Di hari yang sama dan jam yang berbeda, kebakaran juga dialami salah satu warga di paradiso dekai yang dimana truk miliknya hangus terbakar. untuk mengetahui akibat terbakarnya truck tersebut, pihak aparat Kepolisian Resor Yahukimo masih dalam melakukan penyelidikan.
Pewarta : Ruland Kabak
Editor : Arnold Belau
