Situasi di Deiyai Belum Pulih

0
2379

DEIYAI, SUARAPAPUA.com — Situasi di Kabupaten Deiyai, Papua, semenjak aksi damai jilid kedua menentang rasisme yang berakhir ricuh hingga jatuh korban di pihak massa aksi maupun aparat keamanan, Rabu (28/8/2019) lalu, secara umum hingga hari kelima belum pulih meski mulai berangsur kondusif.

Sumber suarapapua.com di Waghete menjelaskan, lantaran situasi daerah belum aman, ibadah pada hari Minggu tadi tak seperti biasanya. Banyak kursi di gedung gereja kosong.

“Tadi di gereja kami banyak jemaat yang tidak datang ikut ibadah,” kata Jhon melalui telepon seluler, Minggu (1/9/2019) sore.

Hal ini menurutnya bisa dimaklumi karena mereka merasa tak aman dan memilih tinggal di rumah. Juga, beberapa diantaranya masih di hutan sejak mendengar bunyi tembakan di Tigido, tepatnya di halaman kantor Bupati Deiyai.

Baca Juga: Wakil Bupati Deiyai: Delapan Warga Sipil Tewas dalam Insiden di Kantor Bupati

ads

Trauma masa lalu belum lenyap, masyarakat di Kabupaten Deiyai tambah ketakutan dengan kedatangan pasukan bersenjata.

“Di sini orang semua takut keluar karena banyak sekali tentara dan polisi bawa senjata di kota Waghete,” lanjutnya.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

“Kami tidak mau situasi ini berlanjut. Hari Senin besok daerah ini harus aman kembali,” katanya berharap.

Situasi di Deiyai berubah mencekam tatkala bunyi tembakan terdengar dan informasi tentang adanya korban dalam aksi massa menyebar sekejab.

Semenjak itu semua aktivitas lumpuh total. Kantor-kantor pemerintahan, sekolah-sekolah, pasar dan kios-kios di kota Waghete ditutup.

Sebagian orang bahkan dikabarkan mengungsi ke tempat yang dianggap aman. Pun dengan masyarakat non pribumi, sebagian mengungsi lebih dulu ke Nabire sebelum aksi damai digelar. Sebagian lainnya diamankan ke Koramil Waghete.

Baca Juga: 10 Orang yang Kena Luka Tembak, Diperiksa Polisi di Paniai

Terjadinya tindakan kekerasan fisik yang mengorbankan nyawa manusia saat rakyat Deiyai berunjukrasa terkait rasisme terhadap orang Papua, Rabu (28/8/2019) di halaman kantor Bupati Deiyai, disesalkan Oktovianus Marko Pekei, ketua Dewan Adat Wilayah Meepago.

Karena menurutnya, kekerasan fisik bukanlah cara tepat untuk menyelesaikan masalah.

Baca Juga:  ULMWP Kutuk Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

Lagian aksi protes terhadap rasisme bukan hanya di Deiyai saja, melainkan dilakukan di hampir seluruh Tanah Papua.

“Tetapi, di Deiyai malah berujung pada jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil maupun aparat keamanan. Ini yang saya sangat sesalkan.”

Apalagi, kata Marko, situasi pasca kejadian sudah mencekam. Banyak orang memilih mengungsi. Tak ada aktivitas. Semua pada ketakutan.

Baca Juga: Sesalkan Insiden Deiyai, DAW Meepago Minta TNI/Polri Ditarik

Untuk itu, aparat keamanan di Deiyai maupun Paniai diminta agar mesti beri akses kepada semua pihak terutama masyarakat untuk mencari tahu anggota keluarga yang hilang.

“Juga harus buka akses masuk ke RSUD Paniai agar para korban yang sedang dirawat bisa mendapat perhatian dari keluarga,” pintanya.

Selain itu, Bupati Deiyai dan Kapolres Paniai diharapkan segera mengambil langkah untuk memulihkan situasi di Deiyai agar pelayanan publik dan aktivitas masyarakat kembali normal.

Menurut Bupati Ateng Edowai, pemerintah daerah tak tinggal diam terhadap situasi pasca aksi massa yang berakhir ricuh hingga jatuh korban.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Bupati Edowai bahkan turut mencari 10 buah senjata yang diduga dirampas oknum tertentu. Hingga Sabtu kemarin, tersisa satu pucuk senjata yang belum ditemukan.

Koordinasi dengan berbagai pihak terkait terus dilakukan. Seperti pada Jumat (30/8/2019), digelar rapat koordinasi bersama seluruh stakeholder untuk membahas situasi keamanan dan ketertiban pasca insiden berdarah serta hal terkait lainnya.

Ia berharap, dengan situasi di Deiyai mulai berangsur kondusif, masyarakat bisa beraktivitas walau sebagian besar takut keluar rumah.

Baca Juga: Ketua PNWP Wilayah Meepago Tertembak di Deiyai

Diakuinya, sejak kejadian banyak warga lari ke hutan. Juga mengungsi ke kabupaten tetangga. Tetapi, Bupati Deiyai sarankan agar bisa kembali ke rumah. Pun para pedagang, bisa kembali berjualan.

Berbagai upaya yang sudah dan sedang dilakukan pemerintah daerah, ujar Bupati Edowai, bertujuan agar situasi segera pulih supaya pelayanan pemerintahan dan aktivitas publik bisa berjalan baik seperti sebelumnya.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaPresiden Jokowi Diminta Segera Selesaikan Masalah di Tanah Papua
Artikel berikutnyaKenal Sungai Baliem Lebih Dekat