Perdana Menteri PNG Kutuk Pembunuhan di West Papua

0
2033

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Menanggapi eskalasi kekerasan di tanah Papua, Pemerintah Papua Niguni (PNG) angkat suara. Melalui National EMTV News, kemarin (2/9/2019). Perdana Menteri PNG, James Marape mengatakan bahwa dia benar-benar mengutuk semua kekerasan dan pembunuhan di West Papua.

“Saya benar-benar mengutuk tindakan kekerasan dan pembunuhan di West Papua. Tidak boleh ada manusia yang layak dibunuh terutama di tanah mereka sendiri” Kata Marape yang baru menjabat tiga bulan sebagai Perdana Menteri PNG.

Baca Juga:  Pasukan Keamanan Prancis di Nouméa Menjelang Dua Aksi yang Berlawanan

Dengan mengatakan akan membuat pernyataan resmi untuk West Papua, Marape menyampaikan bahwa penghormatan terhadap kedaulatan dan perbatasan harus datang dalam konteks Hak Asasi Manusia.

“Tidak ada kemanusiaan dalam perbatasan yang sepantasnya dilecehkan atau terbunuh karena mengekspresikan hak asasi manusia mereka. Kita menghormati setiap manusia di sisi lain dari perbatasan kita,” tegas Marape di Port Moresby.

Baca Juga:  Negara Mengajukan Banding Atas Vonis Frank Bainimarama dan Sitiveni Qiliho

Sementara itu ketua Oposisi Kepulauan Solomon, Mattew C. Walle memberikan komentar terhadap pernyataan Perdana Menteri Papua Nugini bahwa James Marape memiliki kesempatan untuk membuat kepemimpinan pada isu West Papua.

ads

“James Marape memiliki kesempatan untuk membuat kepemimpinan dalam isu West Papua. PNG harus memimpin dan Perdana Menteri Marape punya kekuatan untuk itu. Mendesak sebagai Perdana Menteri Marape” cuit Walle dalam akun Twitternya, pagi ini (3/9).

Baca Juga:  Referendum Vanuatu Berupaya Menanamkan Stabilitas Setelah Pemerintahan Terbuka

Sebelumnya, Gubernur Port Moresby, Powes Parkob dalam wawacaranya dengan EMTV News, Sabut (31/8), mendesak Indonesia untuk memberi kesempatan kepada West Papua untuk menentukan nasib sendiri dengan sistem satu orang satu suara.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaAktivitas di Kota Dekai Tidak Berjalan Baik
Artikel berikutnyaGereja Katolik: Delapan Warga Sipil dan Satu Anggota TNI Tewas dalam Insiden Deiyai