NABIRE, SUARAPAPUA.com — Aksi massa lanjutan menentang rasisme terhadap mahasiswa-mahasiswi Papua di Surabaya, kembali dilakukan oleh warga kota Manokwari, Papua Barat, yang tergabung dalam Sosialis Komuniti Papua (SKP), Selasa (3/9/2019).Â
Septi Meidodga, koordinator umum aksi, mengabarkan, aksi massa dihadang aparat gabungan TNI/Polri, sehingga hanya menyampaikan orasi-orasi sambil menunggu Gubernur Papua Barat.
“Kami sempat masukan surat izin di kepolisian, namun pihak polisi tidak mengeluarkan izin untuk kami aksi,” ujarnya kepada suarapapua.com, Rabu (4/8/2019).
Arnold Halitopo membenarkan aksi lanjutan dari 19 Agustus 2019 itu, mereka terpaksa menggelar demonstrasi lawan rasisme tanpa surat izin dari pihak kepolisian.
“Biarpun tidak diberikan surat izin, banyak LSM dan tokoh-tokoh yang ikut berpartisipasi dalam aksi ini,” katanya.
Massa aksi menunggu Gubernur Papua Barat, tetapi tidak sempat hadir. Aksi massa diakhiri pada Pukul 14.00 WP.
Dalam aksi ini disampaikan tiga tuntutan kepada negara.
Pertama, negara harus membuka akses bagi jurnalis asing di Tanah Papua.
Kedua, negara harus melibatkan intervensi PBB untuk melihat masalah di Tanah Papua.
Ketiga, berikan hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua.
Pewarta: Yance Agapa
Editor: Markus You