Nasional & DuniaGereja dan Masyarakat Sipil di Fiji Gelar Doa Bersama Untuk Papua Barat

Gereja dan Masyarakat Sipil di Fiji Gelar Doa Bersama Untuk Papua Barat

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sebagai respon dari pembunuhan demonstran di Papua dan Papua Barat, gereja, sejumlah NGO dan masyarakat sipil di Pasifik yang berbasis di Suva Fiji gelar doa bersama sebagai bentuk solidaritas kepada West Papua di Gedung Gereja Katedral Anglikan Tritunggal Mahakudus Suva, Fiji, Jumat (6/9/2019).

Ibadah itu juga dilakukan dengan memanjatkan doa-doa bagi Tanah Papua.

Baca Juga:  Jawaban Calon Presiden Indonesia Terkait Pertanyaan HRW Tentang HAM di Tanah Papua

Baca juga: Jakarta Menyalahkan Kerusuhan Papua Kepada Gerakan Kemerdekaan

Sekertaris Jenderal Konferensi Gereja-Gereja Pasifik atau PCC, Pendeta James Bhagwan mengakui bahwa ibadah dan doa bersama itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas pihaknya atas permintaan dukungan gereja-gereja di Tanah Papua.

“Bahwa kita harus melanjutkan solidaritas untuk berdoa bagi perdamaian di Papua dan mengadvokasi dengan pemerintah Pasifik untuk menyerukan Indonesia agar mencegah kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia oleh tentara dan polisi terjadi,” kata Pdt. Bhagwan sebagaimana pernyataanya yang dikirim ke redaksi suarapapua.com, Jumat (6/9/2019).

Baca Juga:  Warga Vanuatu Minta Perlakuan Adil Saat Dirawat di VCH

Baca juga: PCC Kibarkan BK Sebagai Protes Pembunuhan Demonstran di Papua

Aksi turun jalan untuk West Papua juga dilakukan di Vanuatu dan Solomon Islands pada Jumat (6/9/2019) sebagai bentuk solidaritas kepada West Papua.

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kapendam Cenderawasih: Potongan Video Masih Ditelusuri

0
"Apabila benar itu pelakunya prajurit TNI, maka prajurit tersebut akan ditindak tegas dan diproses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, karena TNI seperti lembaga atau institusi lainnya yang juga menjunjung tinggi Hukum dan HAM," tegasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.