Dewan Pers Dalami Oknum Wartawan yang Diduga Sebar Video Provokatif di Sorong

0
1535

TEMINABUAN, SUARAPAPUA.com — Satgas anti kekerasan terhadap wartawan yang di bentuk Dewan Pers, pada Jumat (6/9/2019) siang menemui aktivis Kaki Abu di Kota Sorong, Papua Barat untuk mendengar langsung tentang dugaan oknum jurnalis Sorong yang menyebarkan video provokatif.

Video provokatif itu diduga disebar di media sosial dan mengkhawatirkan warga Sorong serta sejumlah wartawan di Sorong dalam melaksanakan tugas peliputan.

Ketua Satgas Anti Kekerasan Terhadap Wartawan Dewan Pers, Aggung Dharmajaya mengakui, kedatangan pihaknya ke Sorong guna melakukan investasi laporan kekerasan terhadap wartawan  yang diduga akibat video provokatif disebar oknum wartawan di Sorong.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Baca juga: Gereja dan Masyarakat Sipil di Fiji Gelar Doa Bersama Untuk Papua Barat

“Dalam beberapa hari kedepan akan melakukan investigasi dan bertemu dengan beberapa pihak supaya permasalahannya menjadi jelas, terutama penjelasan para saksi, korban dan yang lain-lain,” kata Aggung Dharmaja usai pertemuan dengan sejumlah pihak di Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum Keadilan dan Perdamaian di Sorong.

ads

Chandry Andrew Suripati, Ketua IJTI Pengda Papua Barat mengakui bahwa pihaknya melakukan pelaporan ke Dewan Pers setelah mencermati rekaman video yang beredar di media sosial.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Didemo, Ini Tuntutan Forum Peduli Demokrasi

“Setelah kita mendapat informasi adanya kekerasan terhadap wartawan maka kita mencoba mencermati penyebabnya apa ternyata penyebabnya adalah beredarnya rekaman video tersebut dan sesuai aturan kita langsung melaporkannya kepada dewan pers. Kita juga tidak bisa menuduh kedua wartawan tersebut karena kita belum mempunyai bukti bukti tuduhan yang kuat,” kata Chandry Andrew.

Baca juga: Jakarta Menyalahkan Kerusuhan Papua Kepada Gerakan Kemerdekaan

Leonardo Ijdie, Aktivis Kaki Abu yang menjadi korban dalam video provokatif  tersebut menjelaskan kepada satgas anti kekerasan, terkait proses pengambilan gambar oleh oknum wartawan hingga penyebaran di media sosial.

Baca Juga:  Kotak Suara Dibuka di Pleno Tingkat Provinsi PBD, Berkas C1 Tak Ditemukan

“Pasca video itu beredar, keluarga malam itu merasa resah dan sampai hari ini saya sendiri merasa saya menjadi tahanan kota. Mau keluar, melangkah keluar, saya berpikir dua kali atas nyawa saya,” kata Leonardo usai bertemu dengan Satgas Anti Kekerasan Dewan Pers.

Tim Satgas Anti Kekerasan Dewan Pers tiba pada hari Jumat pagi di kota Sorong dan akan melakukan investigasi dalam beberapa hari kedepan.

 

Pewarta : Ferdinan Thesia

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaGereja dan Masyarakat Sipil di Fiji Gelar Doa Bersama Untuk Papua Barat
Artikel berikutnyaMinggu Depan, Proses Belajar Mengajar di Dekai Akan Berjalan Kembali