Saran untuk Mahasiswa Papua: Mari Dukung Gubernur Papua

0
1375

Oleh: Yosef Rumaseb)*

Berita yang dimuat Suara Papua.Com 13 September 2019 ini mengejutkan. Judul berita itu adalah “Mahasiswa Papua Kembali Tolak Bertemu Gubernur Papua”. Jadi ini kali kedua.

Namun syukur bahwa berita itu memuat pula informasi bahwa ini bukan penolakan tapi pesan untuk menunda waktu pertemuan untuk memberi kesempatan bagi mahasiswa yang eksodus dari luar Papua ke Papua untuk berembuk dan menyiapkan aspirasi secara baik, bersatu dan tertulis untuk nanti disampaikan kepada Gubernur.

Mengapa informasi ini disyukuri?

Alasan pertama, oleh sebab pesan ini memberi harapan bahwa pintu komunikasi dengan Bapak Gubernur tidak ditutup sama sekali tetapi waktunya yang diulur.

ads

Alasan kedua, sebab penguluran waktu ini dibuat untuk memungkinkan mahasiswa berembuk, menyatukan aspirasi dan menuliskannya untuk nanti disampaikan secara tertulis kepada Gubernur. Ini merupakan budaya civitas akademika yang patut menjadi contoh bagi kita semua.

Baca Juga:  Papua Sedang Diproses Jadi Hamba-Nya Untuk Siapkan Jalan Tuhan

Semoga di dalam aspirasi itu, tertuang pula pesan kepada pemerintah pusat bahwa mahasiswa percaya kepada Gubernur, Ketua DPR Papua dan Ketua MRP Papua sebagai fasilitator untuk menjembatani komunikasi antara mahasiswa bersama rakyat dengan pemerintah pusat.

Pesan ini penting untuk menjaga kemurnian aspirasi mahasiswa dan memperkuat wibawa Gubernur, Ketua DPR Papua dan MRP Papua di mata rakyat dan pemerintah pusat.

Sebagaimana kita ketahui, Gubernur, Ketua DPR Papua dan Ketua MRP Papua dipilih dan mendapat legitimasi melalui proses pemilihan yang sah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat melalui mekanisme yang demokratis.

Baca Juga:  Menghidupkan Kembali Peran Majelis Rakyat Papua

Ketika ribuan massa mahasiswa dan rakyat secara damai berdemo menyampaikan aspirasi kepada mereka, mereka menerima dan meneruskannya kepada pemerintah pusat.

Namun sayang sekali sebab pemerintah pusat seperti menunjukkan sikap tidak mempercayai mereka. Pemerintah pusat justru menerima dan seketika menyetujui aspirasi 61 tokoh masyarakat yang tidak jelas mewakili rakyat yang mana sebab tidak jelas mereka ada di mana waktu rakyat berdemo untuk sampaikan aspirasi.

Adik-adik mahasiswa yang kekasih, anda adalah pilar utama suara kaum tak bersuara dari Tanah Papua. Anda juga menjadi teladan bagi orang-orang tua dan masyarakat luas. Langkah anda akan ditiru oleh rakyat luas. Bila anda juga tidak percaya pemimpin kita maka seluruh rakyat akan meniru anda.

Baca Juga:  Hilirisasi Industri di Indonesia: Untung atau Buntung bagi Papua?

Tetaplah menjaga komunikasi dengan para pemimpin kita yang dipilih oleh rakyat dan yang sah mewakili pemerintah. Berikan kepercayaan kepada mereka sebagai fasilitator untuk menjembatani penyampaian aspirasi murni anda kepada pemerintah pusat. Jika peran mereka tidak diakui dan didukung dalam bentuk penolakan untuk berdialog maka akan hadir banyak tokoh dadakan dengan aspirasi yang mungkin bersifat oportunis dan tidak sesuai dengan aspirasi yang anda perjuangkan.

Kiranya TUHAN memberi anda hikmat untuk mengambil keputusan dan tindakan yang terbaik bagi kita semua.

13 September 2019

)* Penulis adalah anak kampung, tinggal di Biak.

Artikel sebelumnya35 Tahun Peristiwa Tanjung Priok, Keadilan Tak Kunjung Datang
Artikel berikutnyaSikap ULMWP Terhadap Rasisme dan Perjuangan Bangsa West Papua