Ketua Umum Ditangkap, KNPB: Penjara itu Istana Kami

1
1752
Ones Suhuniap, jubir nasional KNPB Pusat saat memberikan keterangan pers. (Elisa Sekenyap - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Kemite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat menyatakan bahwa penjara adalah istana untuk KNPB. Tanpa di penjara, rakyat Papua sudah terpenjara.

“Penjara itu istana untuk KNPB. Penangkapan dan kriminalisasi, penangkapan dan bahkan pembunuhan terhadap aktivis KNPB tidak akan pernah bikin semangat perjuangan perlawanan kami mundur. Kami tetap berjuang secara damai dengan cara-cara yang bermartabat,” tegas Ones Suhuniap, Juru Bicara Nasional KNPB Pusat kepada suarapapua.com di Jayapura, Rabu (18/9/2019).

Menurut Ones, penangkapan terhadap ketua KNPB adalah murni upaya kriminalisasi yang sedang dilakukan polisi. Terkait tuduhan penghasutan, ia menegaskan, rakyat Papua bukan anak kecil yang harus didikte, rakyat papua bukan bodoh harus diajar dan dihasut oleh KNPB.

“Rakyat sudah sadar atas praktek kolonialisme di Papua. Rasisme adalah bagian dari praktek penjajahan. Penangkapan terhadap aktivis dan mahasiswa Papua adalah bagian dari intimidasi dan pembunuhan karakter,” katanya.

Baca Juga: Non Papua, Penjajahan dan Papua Merdeka

ads

Terkait dengan aksi-aksi melawan rasisme, kata Ones, itu adalah aksi spontanitas untuk melawan rasisme yang tidak pernah dihasut. Sebab ujaran kebencian, rasisme dan persekusi terhadap orang Papua sudah lama dilakukan Indonesia. Yang terjadi di Surabaya adalah puncaknya.

Baca Juga:  HRM Rilis Laporan Tahunan 2023 Tentang HAM dan Konflik di Tanah Papua

“Sehingga setelah setelah kejadian di Surabaya, rakyat Papua bangkit melawan. Sampai sekarang masih aksi rasisme di Yahukimo dan di Yapen. Hari ini di Sorong, besok di Manokwari. Ini aksi-aksi yang murni dilakukan oleh rakyat Papua. Bukan KNPB,” katanya.

 Kesadaran rakyat untuk melawan rasisme yang terjadi satu bulan terakhir, kata Ones, menunjukkan bahwa rakyat Papua tidak dihasut tetapi mereka sadar dan menolak bentuk diskriminasi yang selama ini aparat dan negara tanam.

Baca Juga: Polisi Indonesia Tangkap Ketua Umum KNPB Pusat

Ia mempertanyakan, mengapa harus KNPB yang selalu difitnah dan dikambinghitam. Aparat dan negara Indonesia hanya jago tangkap  tangkap aktivis KNPB, kambing hitamkan KNPB. Itu terbukti, karena aparat dan negara sedang biarkan pelaku-pelaku pembunuhan di Papua berkeliaran bebas.

“Pelaku yang menembak 8 warga sipil di Deiyai dan pelaku yang menembak dan membunuh mahasiswa dan warga sipil dibiarkan bebas dan dalam bulan ini sudah lebih dari 10 orang papua yang mati karena dibunuh dan ditembak. Aparat kenapa tidak tangkap dan adili juga pelaku kriminal yang membunuh dan menembak kami orang Papua,” katanya.

Baca Juga:  Pilot Selandia Baru Mengaku Terancam Dibom Militer Indonesia

Ia menegaskan bahwa penangkapan terhadap ketua KNPB Pusat, ketua KNPB Timika, Ketua II Legislatif ULMWP sekaligus ketua PNWP serta ratusan orang setelah aksi-aksi menolak dan melawan rasisme di Papua dan Indonesia adalah hanya untuk menutupi kelakuan rasis dan alihkan perhatian dunia internasional.

Baca Juga: Ko Masi Papua Ungkap Fakta Pelanggaran Hukum dan HAM Pasca Aksi Lawan Rasisme

Karena, kata dia, dengan begitu Indonesia akan mainkan opini di dunia internasional. Yang jelas, semua akar persoalan sekarang terjadi saat ini adalah karena rasisme dan persekusi terhadap mahasiswa Papua.

“Negara lewat polisi jangan mainkan opini. Jangan kambing hitamkan kami. Jangan juga tuduh kami. Kami tidak pernah bikin penghasutan. Ini jelas, masalah rasisme. Kami menolak  upaya pembunuhan karakter dan kriminalisasi pada kami,” katanya.

Menurut Ones, KNPB sudah bisa menyampaikan bahwa perjuangan KNPB dan rakyat Papua adalah damai dan bermartabat.

“Kami akan tetap berjuang dengan cara-cara damai. Polisi sedang ajarkan cara melakukan perlawanan yang baik. Kami tidak akan takut dengan penembakan, penangkapan dan penjara,” katanya.

Juru Bicara Internasional KNPB Pusat, Victor Yeimo mengatakan, ia telah mendengar penangkapan terhadap Agus. Menurutnya, polisi sedang berusaha untuk mempersempit ruang gerak dan demokrasi rakyat Papua Barat.

Baca Juga:  Usut Tuntas Oknum Aparat yang Diduga Aniaya Warga Sipil Papua

“Dengan atau tanpa ditangkap, kami sudah rasa bahwa kami hidup dalam penjara. Bagi KNPB penjara itu istana. Kami akan terus bangun persatuan dan melakukan perlawanan mengusir kolonial Indonesia dengan cara-cara kami,” katanya.

Baca Juga: Kapolres Akui Tangkap Tiga Orang di Yapen

Gustav Kawer, advokat dari Perkumpulan Advokad Hak Asasi Manusia (PAHAM) Papua kepada suarapapua.com di Kota Jayapura, Selasa (18/9/2019) subuh dini hari mengatakan, Aparat kepolisian indonesia dari Polda Papua dikabarkan telah menangkap Agus Kossay, ketua umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB)

Kawer menjelaskan, Agus ditangkap di Hawai, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

“Betul (Agus ditangkap) jam 06.00 sore ditangkap di depan pompa bensin Hawai, Sentani,” ungkapnya.

Menurut Gustav, saat ini Agus sedang menjalani pemeriksaan di Mako Brimob Polda Papua yang berada di Kotaraja, Abepura.

“Saya ada di Polda saat ini. Dan Agus sedang jalani pemeriksaan. Jadi Agus dapat tangkap oleh anggota Polisi dari reskrim Polda Papua. Dia dituduhkan dengan tuduhan penghasutan dan makar terkait aksi-aksi kemarin,” ungkapnya.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaNon Papua, Penjajahan dan Papua Merdeka
Artikel berikutnyaVanuatu dan Solomon Angkat Isu Papua di Dewan HAM PBB