Mahasiswa Eksodus Meepago: Kami Pulang karena Tidak Aman

0
1725

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa-mahasiswi pengungsi wilayah Mee Pago yang pulang dari luar papua di Nabire mengatakan, mereka pulang karena kenyamanan di setiap kota studi terganggu. 

Juru bicara mahasiswa exodus Mee Pago di Nabire, Arnold Douw mengatakan mahasiswa Papua di kota studi lain pun mengalami hal yang sama. Soal rasis tidak hanya dirasakan mereka, akan tetapi seluruh elemen rakyat Papua.

Baca Juga:  ULMWP Apresiasi Negara-Negara Pasifik yang Angkat Situasi HAM Papua di PBB

“Kami tidak bisa beraktifitas dengan bebas sehingga kami pulang. Sebabnya, di Papua, dari PNS, Gubernur, Bupati, TNI/Polri asli Papua, mahasiswa-mahasiswi dan masyarakat Papua tersentuh isu ini, sehingga semua elemen rakyat Papua telah melakukan aksi protes secara besar-besaran di Papua,” kata Douw, Sabtu (21/9/2019).

Arnold menjelaskan, seluruh mahasiswa-mahasiswi Papua apabila mengalami ketidaknyamanan, maka mereka akan pulang satu per satu dengan niat   membangun posko darurat di Papua.

Baca Juga:  Ratusan Anak di Batdey Raya Mau Belajar, Pemkab Tambrauw Belum Seriusi Pendidikan

Terpisah, Koordinator mahasiswa pengungsi Mee Pago, Yusni Iyowau mengatakan beberapa posko-posko lain di Papua mungkin sudah nyatakan sikap, namun untuk Nabire masih tunggu perkembangan terkini.

ads

“Khusus untuk wilayah Meepago kami akan ikuti perkembangan situasi terlebih dahulu. Dari kawan-kawan sendiri, kalau kembali ke sana itu tidak mungkin sekali,” ujar Iyowau.

Yusni menerangkan bahwa, jangan menggiring isu rasis ini untuk mempercepat Otsus plus dan isu lain.

Baca Juga:  Mahasiswa Papua di Manado Minta Komnas HAM RI Investigasi Kematian Goliat Sani di Intan Jaya

Pewarta: Yance Agapa

Editor: Arnold Belau 

Artikel sebelumnyaPamer Rasta Band Batal Ikut Konser Reggae di Nabire
Artikel berikutnyaIni Tujuan KPID Papua Kunjungi LPPL RBS Yahukimo