NABIRE, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa-mahasiswi pengungsi wilayah Mee Pago yang pulang dari luar papua di Nabire mengatakan, mereka pulang karena kenyamanan di setiap kota studi terganggu.Â
Juru bicara mahasiswa exodus Mee Pago di Nabire, Arnold Douw mengatakan mahasiswa Papua di kota studi lain pun mengalami hal yang sama. Soal rasis tidak hanya dirasakan mereka, akan tetapi seluruh elemen rakyat Papua.
“Kami tidak bisa beraktifitas dengan bebas sehingga kami pulang. Sebabnya, di Papua, dari PNS, Gubernur, Bupati, TNI/Polri asli Papua, mahasiswa-mahasiswi dan masyarakat Papua tersentuh isu ini, sehingga semua elemen rakyat Papua telah melakukan aksi protes secara besar-besaran di Papua,” kata Douw, Sabtu (21/9/2019).
Arnold menjelaskan, seluruh mahasiswa-mahasiswi Papua apabila mengalami ketidaknyamanan, maka mereka akan pulang satu per satu dengan niat  membangun posko darurat di Papua.
Terpisah, Koordinator mahasiswa pengungsi Mee Pago, Yusni Iyowau mengatakan beberapa posko-posko lain di Papua mungkin sudah nyatakan sikap, namun untuk Nabire masih tunggu perkembangan terkini.
“Khusus untuk wilayah Meepago kami akan ikuti perkembangan situasi terlebih dahulu. Dari kawan-kawan sendiri, kalau kembali ke sana itu tidak mungkin sekali,” ujar Iyowau.
Yusni menerangkan bahwa, jangan menggiring isu rasis ini untuk mempercepat Otsus plus dan isu lain.
Pewarta: Yance Agapa
Editor: Arnold BelauÂ