JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Setelah melakukan demo penolakan rasisme, atas ujaran rasisme yang disampaikan kepada mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, Ternate dan sekitarnya. Mahasiswa asal kabupaten Yalimo, membangun posko untuk menampung mahasiswa yang Eksodus.
Dalam rilis yang diterima pada, Sabtu (21/9/2019) menerangkan, posko untuk mahasiswa Yalimo sudah didirikan setelah melakukan demo damai, dengan tujuan untuk melakukan pendataan mahasiswa Eksodus yang pulang ke Papua.
Kronologis Pendirian Posko Eksodus
Sesuai dengan Aksi Mahasiswa Yalimo pada tanggal, 29 Agustus 2019 lalu di kabupaten Yalimo. Kini Eksodus Jumlah Mahasiswa Yalimo dan pelajar yang kembali ke Tanah air west papua semakin bertambah jumlahnya.
Baca Juga: Mahasiswa Eksodus Meepago: Kami Pulang karena Tidak Aman
Hingga sampai sekarang, diperkirakan jumlah mahasiswa dan pelajar yang sudah ada di kabupaten Yalimo mencapai 65% sudah ada di Elelim Kabupaten Yalimo.
Dijelaskan, sebagian kawan-kawan Mahasiswa dan pelajar kami masih di kota studi Jayapura, Manokwari dan sebagiannya lagi ada diluar Papua , seperti di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi dan Kalimantan.
Semakin bertambahnya jumlah mahasiswa yang sudah ada di tanah air west papua. Maka Kami selaku Mahasiswa Kabupaten Yalimo membenarkan untuk membangun posko di kabupaten Yalimo.
Tujuan utama daripada pendirian posko Mahasiswa/pelajar ini adalah. Guna mendata Eksodus jumlah mahasiswa yang sudah ada di tanah air west papua, maupun yang masih ada diluar Papua.
Selain mendata mahasiswa kami juga akan mengikuti perkembangan di setiap titik posko yang sudah didirikan di beberapa titik kabupaten kota.
Namun sangat disayangkan dengan keberadaan Pemerintah kabupaten Yalimo yang sejauh ini tidak ada di tempat.
Baca Juga: Mahasiswa Nduga: Kami Tinggalkan Indonesia Bukan Karena Takut
Sementara koordinator posko Alfons Ronaldo mengutarakan, dirinya sempat pergi ke kantor pemerintahan membawa surat permohonan dan pemberitahuan tempat pendirian posko namun belum ketemu karena tidak ada pemerintah di tempat.
“Kami sangat disayangkan karena beberapa kantor yang kami tujui, tidak menemui pemerintah setempat, karena kami bersepakat untuk meminta izin tempat dalam hal Gedung Aula pemda, tetapi sama halnya tidak ada siapapun yang bisa memberikan tanggapan,” ucapnya.
Kemudian surat tersebut telah menitipkan kepada seorang pegawai kantor yang ditemuinya untuk memberikan kepada pihak terkait. Pihaknya pun mengherankan dengan kehadiran pemerintah setempat yang tidak ada di kantor.
“Kami heran semua pemerintah tidak ada di kantor. Padahal hari jumat adalah hari kerja atau jam Dinas pemerintah, maka kami putuskan untuk menitipkan surat kami kepada salah satu staf di kantor bagian umum. Maka surat tersebut diharapkan bisa direspon dalam waktu yang tidak terlalu lama,” katanya.
Dia menjelaskan, posko akan dipasang di depan halaman kantor bupati kabupaten Yalimo hingga senin 23 september.
Dengan penuh rasa hormat dan tidak mengurangi semangat kita sebagai Mahasiswa yang memiliki Harga diri kami sebagai Mahasiswa Yalimo sebagai tulang punggung pemerintah bahkan aset Kabupaten Yalimo. Maka kami putuskan untuk mendirikan Posko Mahasiswa/pelajar se-kabupaten Yalimo di halaman depan kantor Bupati Yalimo.
“Kami berharap untuk sisa mahasiswa harus dipulangkan oleh pemerintah, karena sedang terkendala dengan biaya tiket” singkatnya.
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Arnold Belau