Jenazah Ason Mujizau akan Dimakamkan di Intan Jaya

0
1570

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Jenazah Ason Mujizau, seorang mahasiswa semester satu Universitas Cenderawasih yang meninggal setelah tertembak saat terjadi bentrok antara aparat dan mahasiswa eksodus di Ekso Waena, pada Senin 23 September kemarin akan dimakamkan di Intan Jaya, Papua.

Ason adalah salah satu mahasiswa yang ikut serta mahasiswa dari Uncen dan mahasiswa eksodus dari luar papua yang menduduki Auditorium uncen pada Senin pagi hingga singa dipaksa keluar dan dibawah ke Ekspo, Waena.

Di Waena, mahasiswa dan aparat terlibat bentrok. Sejak terjadi Bentrok tersebut Ason sudah tidak terdeteksi keberadaannya hingga 24 September malam. Keberadaannya baru diketahui pada Selasa (24/9/9) malam di ruang jenazah Rumah Sakit Bhayangkara, Kotaraja.

Pada 25 September kemarin, jenazah dibawah ke asrama mahasiswa Intan Jaya di Waena dan disemayamkan di sana. Ason adalah satu dari empat mahasiswa yang meninggal setelah terjadi bentrok antara mahasiswa dan polisi.

Baca Juga:  ULMWP Mengutuk Tindakan TNI Tak Berperikemanusiaan di Puncak Papua

Ason Mujizau meninggal dengan beberapa luka di sekujur tubuhnya dan kaki kirinya patah. Detailnya, sebuah luka dengan panjang 5cm di rusuk kanan bawah, luka di paha kanan sebanyak dua luka dan luka panjang 10 cm di kaki kanan dan kaki kiri patah.

ads

Siska Abugau, anggota MRP mengatakan ia mengaku terkejut. Namun ia meminta untuk para mahasiswa agar lebih berhati-hati dalam mencernah informasi dan menentukan sikap dan pilihan untuk ikut demo atau apapun.

Ia mengatakan, kematian Ason meninggalkan duka yang mendalam tetapi juga dengan kematiannya akan menjadi martir dan pahlawan bersama pimpinan perjuangan lain yang sudah meninggal dan juga dengan beberapa mahasiswa yang juga meninggal bersama dengan Ason pada 23 September lalu.

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Menurut Ciska, keluarga Ason meminta agar jenazah dibawah ke Intan Jaya untuk dimakamkan di kampung kelahirannya.

“Keluarga meminta untuk jenazahnya dikirim ke kampung. Jadi kami yang ada di sini, saya bersama ibu DPR dan bapa DPR akan berusaha untuk mengirimnya ke Intan Jaya. Kakaknya sudah meminta agar jenazah dikirim. Karena keluarganya semua berada di kampung. Jadi kami akan kirim,” katanya menjelaskan permintaan keluarga alm. Ason.

“Perjuangan masih panjang. Saya harap anak-anak untuk lebih berhati-hati. Ason dan tiga mahasiswa lain serta yang meninggal dengan cara yang sama akan dikenang sebagai pahlawan untuk bangsanya,” katanya di Asrama mahasiswa Intan Jaya.

Maria Duwitau, anggota DPR Papua yang hadir pada kesempatan tersebut meminta untuk mahasiswa lebih berhati-hati dan menyampaikan duka yang mendalam atas gugurnya Ason.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

“Mahasiswa dan pelajar yang ada di Jayapura harus berhati-hati dan harus melihat kondisi perkembangan yang terjadi di tanah Papua dengan cermat. Keselamatan kita jauh lebih penting. Dan kepergian Ason meninggalkan duka yang mendalam sebagai seorang pejuang yang meninggal saat berada di jalan perjuangan,” katanya.

Natan, seorang mahasiswa Intan Jaya di Jayapura mengatakan, mahasiswa Intan Jaya di Jayapura akan mendengar dan mengikuti keputusan dari pihak keluarga.

“Kami akan dengar keluarga. Keluarga minta dibawa ke kampung atau bagaimana, kami akan dengar dan ikuti,” katanya.

Untuk diketahui, jenzah alm. Ason sudah diterbangkan dari Jayapura ke Intan Jaya dan akan dimakamkan di kampungnya. Dua mahasiswa Nduga yang menjadi korban pada 23 September lalu sudah dimakamkan di TPU Tanah Hitam, Abepura.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaSuku Yali Menolak Bantuan Polres Yahukimo
Artikel berikutnyaPemerintah Diminta Menarik Pasukan Keamanan Dari Papua