Umat Keuskupan Timika Sambut Meriah Tahbisan Lima Imam dan Dua Diakon

0
1741
Prosesi pentahbisan lima Imam dan dua diakon di Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Jumat (4/10/2019) sore. (Abeth You untuk Suara Papua)
adv
loading...

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Prosesi tahbisan lima Imam dan dua Diakon di Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Jumat (4/10/2019) sore, dihadiri ribuan umat dari berbagai paroki yang ada di wilayah pastoral Keuskupan Timika, berlangsung sangat meriah.

Perayaan misa penahbisan dipimpin konselebran utama Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito, OFM didampingi Pater Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr.

Sekira 40-an imam selebran dari paroki-paroki se-Keuskupan Timika hadir mendampingi sekaligus memberi penguatan kepada lima Imam dan dua Diakon. Dihadiri para petugas pastoral, pengurus dewan paroki, pewarta, serta keluarga calon imam dan calon diakon.

Meriahnya misa tahbisan berawal sejak perarakan dengan menampilkan aneka tarian adat suku Kamoro, Mee, Moni, Kei dan suku lain hingga di pintu Katedral.

Pesta iman umat Katolik ini memang kental sekali dengan nuansa budaya Mee, Moni, dan Kei. Maklumlah, tujuh pemuda yang hendak ditahbiskan berasal dari tiga suku tersebut.

ads

Administrator Diosesan Keuskupan Timika membacakan nama lima diakon yang siap menerima tahbisan imamat yaitu Fransiskus Uti, Agustinus Rumsory, Yuvensius Tekege, Herman Yosep Betu, dan Agustinus Suprianto Elmas.

Juga, dua frater yang siap ditahbis menjadi diakon: Nikolaus Wakei dan Benyamin Magay.

Perayaan misa berlangsung seperti biasa hingga pada bagian pentahbisan. Uskup Murwito memimpin langsung prosesi tahbisan.

Usai penyelidikan, Uskup Pentahbis menumpangkan tangan kepada calon yang sudah diserahkan perwakilan orang tua dan umat.

Kemudian, doa tahbisan dilanjutkan penyerahan Stola dan Dalmatik, serta Alkitab. Para calon mengucapkan janji di hadapan Uskup, lalu pengurapan tangan.

Kepada imam baru diberikan perlengkapan peralatan misa, hingga pengenaan Stola dan Kasula.

“Saudara menerima tahbisan suci ini berarti siap mewartakan kabar keselamatan kepada seluruh umat Tuhan di muka bumi ini. Saudara siap melaksanakan tugas mulia ini dengan setia dan rendah hati. Jadilah gembala bagi domba-dombaNya, menjadi pelayan bukan dilayani, melainkan melayani umat,” tutur Uskup Murwito.

Baca Juga:  Panglima TNI dan Negara Diminta Bertanggung Jawab Atas Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

Pesan disampaikan kepada imam baru dan diakon sesaat ditahbiskan.

Tepukan meriah umat mengiringi penahbisan secara resmi lima diakon menjadi imam Katolik ketika Uskup Murwito menyatakan, “inilah lima imam baru dan dua diakon kita.”

Ragam Suasana

Situasi kegembiraan jelang tahbisan imam dan diakon sangat terasa sejak beberapa waktu terakhir, tak hanya pihak keluarga, tetapi juga umat Katolik di Timika.

Aneka jenis aksesori dan busana adat membalut tubuh dan nyanyian tradisional dari suku-suku yang ada di wilayah Keuskupan Timika, terlihat sejak sebelum maupun sesudah perayaan tahbisan.

Tiadanya Mgr. John Philip Saklil, Pr, sosok panutan umat yang telah berpulang lebih dulu ke rumah Bapa di surga, dirasakan oleh sebagian umat. Sejatinya tahbisan ini dipimpin langsung oleh uskup yang lahir dan besar di tengah masyarakat Kamoro.

“Tahbisan lima imam dan dua diakon pada hari ini sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh mendiang Mgr. John Philip Saklil sebelum beliau wafat pada tanggal 3 Agustus 2019,” kata Pastor Kuayo.

Karena saat ini Keuskupan Timika belum ada uskup terpilih, sesuai aturan tahbisan imam dan diakon dilakukan oleh seorang uskup, maka pentahbisan dipimpin Uskup Murwito.

Tahbisan diakonat bagi empat frater: Fransiskus Uti, Herman Yosep Betu, Agustinus Rumsory, Agustinus Suprianto Elmas, dilakukan oleh Uskup Saklil, Jumat (22/2/2019) di Gereja Santo Stefanus, Sempan, Timika. Sementara, Diakon Yuvensius Tekege mendapat pembaharuan karena tahbisan diakonat sudah diterimanya dari Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM, beberapa waktu lalu di Jayapura.

Baca Juga:  Satgas ODC Tembak Dua Pasukan Elit TPNPB di Yahukimo

Penugasan

Tak menunggu lama, pimpinan Keuskupan Timika membacakan keputusan tentang penugasan bagi dua diakon dan lima imam baru.

Di penghujung misa tahbisan, Pastor Kuayo mengumumkan tempat tugas untuk Pastor Agustinus Rumsory di Paroki Apogomakida, Dekenat Kamuu-Mapia-Piyaiye (Kamapi). Pastor Yuvensius Tekege akan bertugas di Paroki Bunda Maria Serui, Dekenat Teluk Cenderawasih.

Tiga imam baru lainnya di wilayah Dekenat Paniai: Pastor Agustinus Suprianto Elmas di Paroki Kristus Jaya Komopa, Pastor Herman Yosep Betu di Paroki Salib Suci Madi, dan Pastor Fransiskus Uti di Paroki St. Yusuf Enarotali.

Sementara, Diakon Nikolaus Wakei ditugaskan di Paroki St. Mikael Bilogai, Dekenat Moni Puncak Jaya (Mopunja), dan Diakon Benyamin Magay di Paroki Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire, Dekenat Teluk Cenderawasih.

Lima imam dan dua diakon sesaat ditahbis Uskup Agats Mgr. Aloysius Murwito di Gereja Katedral Timika, Jumat (4/10/2019) sore.

Pembagian tugas ini tentunya berdasarkan kebutuhan umat akan pelayanan imam.

Walau satu dua paroki belum kebagian imam, juga ada paroki lain sedang persiapan calon paroki (kuasi) dan luas wilayah pastoral yang membutuhkan tenaga pastoral, sejauh ini masih bisa diatur pelayanannya meski tak rutin tiap minggu.

Pater Kuayo yang juga Pastor Dekan Paniai menghunjukan rasa syukurnya pada Tuhan yang senantiasa menyiapkan calon pekerja di ladang-Nya. Kehadiran mereka sangat penting. Sebab, umat membutuhkan gembala sebagai penuntun di jalan kebenaran dalam situasi dunia dengan banyaknya persoalan.

Bagaimana anak-anak muda memilih menjadi petugas Gereja —imam ataupun awam— merupakan satu tantangan tersendiri yang hari ini nyata dihadapi.

Uskup Saklil semasa hidupnya selalu bicara soal ini merespons tuntutan umat minta pelayanan pastor, tetapi anaknya tak diarahkan untuk masuk seminari ataupun studi di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) “Fajar Timur” Abepura.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Dalam banyak kesempatan kunjungan pastoral ke paroki-paroki, Uskup Saklil menyentil kecenderungan umat bersikap demikian. Ia telah pergi meninggalkan renungan ini. Ia menyadari bahwa memang tak mudah bagi keluarga-keluarga untuk bersaksi agar anak-anak mau menjawab tantangan panggilan hidup selibat.

Imam Penerus

Tiborius Adii, tokoh intelektual Katolik yang menghadiri misa tahbisan ini menyebut momentum ini sungguh luar biasa karena tekad bulat lima pemuda ganteng memilih hidup selibat tidaklah mudah.

Baginya, memang patut diapresiasi karena jalan berliku dari mulai proses panjang studi strata satu hingga setia merawat jalan panggilan hidup yang berpuncak pada pentahbisan telah mereka lalui.

“Saya merasakan kegembiraan tersendiri, bukan karena hadir menyaksikan langsung, tetapi bahwa lima imam baru maupun dua diakon konsisten pada panggilan hidup untuk mau menjadi gembala bagi kami domba-dombaNya,” tutur Tibo, sapaan akrab.

Kemunculan imam baru ini, imbuh dia, harus terus didukung oleh umat melalui doa-doanya. Hanya dengan begitu, mereka makin perkokoh panggilan hidup selibat.

“Mereka adalah imam penerus tongkat estafet pembangunan iman Katolik setelah kita sangat kehilangan sejumlah imam senior yang telah dipanggil oleh Yang Maka Kuasa,” ucapnya lirih.

Selama dua tahun terakhir, beberapa Imam Katolik dari Keuskupan Timika dan Jayapura meninggal dunia. Umat sangat kehilangan para gembala.

Tibo menambahkan, Pastor Fransiskus Uti sebelum ke tempat tugas, akan memimpin misa perdana di kampung asal orang tuanya, paroki Obano.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaBupati Yahukimo Kunker ke Distrik Nalca Hadiri Tiga Kegiatan
Artikel berikutnyaPersatuan Kita dan Perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat