BeritaGKI Tetap Menyuarakan Penderitaan Jemaatnya

GKI Tetap Menyuarakan Penderitaan Jemaatnya

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pendeta Andrikus Mofu, Ketua Sinode GKI di Tanah Papua mengatakan, gereja GKI di Tanah Papua merupakan gereja tua di tanah Papua yang sudah melakukan penyelamatan manusia keluar dari kegelapan ke terang.

Tetapi di masa kini, GKI juga mempunyai kewajiban untuk terus menyuarakan penderitaan jemaatnya di tanah Papua.

Baca juga: Gereja Pasifik Serukan Tarik Pasukan dan Ijinkan PBB ke Tanah Papua

“Oleh sebabnya, GKI di tanah Papua telah menyampaikan sikapnya berkaitan dengan situasi yang terjadi belakangan ini bahwa di mata Tuhan semua manusia itu sama,” kata Pdt.Mofu dalam sambutan pembukaan Raker AM III Sinode GKI di tanah Papua kepada peserta Raker yang terdiri dari 56 klasis dan 6 bakal klasis GKI di Tanah Papua di gedung GOR Waringin Kotaraja, Jayapura, Papua, Senin (7/10/2019).

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

Ia menyampaikan, apa yang telah disampaikan sebagai gereja kepada semua pihak agar ada kemauan bersama menyelesaikan setiap masalah di tanah Papua, baik itu yang berdampak pada pelanggaran HAM maupun pelurusan sejarah, agar belakangan tidak ada masalah yang muncul.

Jika dibiarkan lanjutnya, dalam berbangsa dan bernegara masalah itu akan terus ada dan muncul.

“GKI sebagai gereja lokal, nasional sebagai anggota PGI, tetapi juga di regional GKI menjadi anggota dewan gereja Asia, dewan gereja Pasifik dan anggota dewan gereja Dunia. Maka menyampaikan pesan kepada jemaat itu adalah bagian dari jati diri sebagai gereja.”

Baca juga: Dewan Gereja Dunia Menyerukan Anggotanya Berdoa Untuk Situasi di Tanah Papua

Apa yang disampaikan itu katanya, demi kebaikan di tanah Papua, tetapi juga dalam Negara ini. Maka lanjutnya, gereja tetap mendorong agar pemerintah, DPR, MRP, TNI, Polri dan semua komponen membuka ruang untuk duduk bersama menyelesaikan semua persoalan yang terjadi di tanah Papua.

Baca Juga:  MRP Sesalkan Pernyataan Ismail Asso dan Mendukung Proses Hukum

Dalam kesempatan itu, Sekda Papua, Thea Herry Dosinaen yang mewakili Gubernur Papua hadir dalam Raker AM III itu mengatakan, dengan perkembangan IT saat ini mengakibatkan presur kuat dalam kehidupan di masa konteporer, dimana berbagai kejadian yang terjadi di Papua.

Namun demikian, kata Sekda Herry, semua ini adalah tanggungjawab semua orang.

“Untuk itu atas nama Gubernur Papua menghimbau dalam Raker ini agar tidak terpresur oleh konteporer ini. Bagaimana menghadapi semua ini dengan rendah hati dan satu visi tidak terpresur oleh kepentingan orang lain,” kata Sekda Herry dalam pembukaan Raker AM III Sinode GKI di tanah Papua.

Baca Juga:  Bangun RS Tak Harus Korbankan Warga Sekitar Sakit Akibat Banjir dan Kehilangan Tempat Tinggal

Baca juga: Gereja dan Masyarakat Sipil di Fiji Gelar Doa Bersama Untuk Papua Barat

“Semua orang lihat Papua dengan latar belakang tertentu, tetapi atas nama Yesus kita halau semua itu. Raker ini menjadi penting untuk tanah Papua. Tanah Papua menjadi Israel kedua,” tukasnya.

Hermus Indou, Kepala Biro Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua Barat yang mewakili Gubernur Papua dalam Raker AM III Sinode GKI di Tanah Papua mengatakan, dengan situasi yang ada, GKI sebagai gereja agar menciptakan dirinya sebagai kontrol dan menyuarakan suara kenabian.

“Gereja harus menyelesaikan konflik yang memecah belah kesatuan bangsa. Atas nama Pemda Papua Barat menyampaikan selamat melaksanakan Raker AM III,” pungkas Indou.

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Komnas HAM RI Didesak Selidiki Kasus Penyiksaan Warga Sipil Papua di...

0
“Tindakan dari para pelaku itu masuk dalam kategori penyiksaan. Korban dimasukan dalam drum berisi air dan dianiaya, dipukul, ditendang dan diiris punggungnya dengan pisau. Itu jelas tindakan penyiksaan dan bagian dari pelanggaran HAM berat,” ujar Emanuel Gobay.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.