Mahasiswa Poltek St Paul Sorong Galang Dana untuk Bantu Penderita Tumor

0
1352

JAYAPURA, SUARAPUA.com— Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Katolik Saint Paul Sorong, Kalvin Isir mengungkapkan pihaknya menggalang dana untuk karena prihatin dengan kondisi pasien tumor ganas yang sudah diderita selama 21 tahun di Sorong Selatan.

Isir menjelaskan, bentuk keprihatinan mahasiswa Poltekstpaul menggalang dana untuk membiayai pengobatan terhadap pasien tersebut. Isir mengaku pihaknya sudah menggalang dana di Kota Sorong dan sudah mengumpulkan dana 30 juta.

“Kami prihatin dengan kondisi sodara yang menderita tumor ganas di Sorsel. Jadi setelah dapat informasi kami galang dana untuk membantu biaya pengobatan. Dan hari ini kami akan bertolak ke Sorong Selatan untuk menyerahkan batuan yang sudah terkumpul,” jelasnya kepada suarapapua.com dari Sorong, Senin (7/10/2019) malam.

Ia menceritakan, dari informasi yang didapatnya pasien tersebut sudah menderita tumor sejak umur 5 tahun. Ia mengatakan, pertama kali mendapat informasi tentang pasien tersebut dari informasi yang dibagikan di dunia maya. Kemudian ia mendalami dan mencari informasi yang pasti.

“Setelah saya pastikan informasi itu. Saya dapat informasi bahwa pasien itu menderita tumor sejak umur 5 tahun dan saat ini dia berumur 26 tahu. Jadi sudah 21 tahun dia menderita tumor,” ungkapnya.

ads
Baca Juga:  Berlangsung Mulus Tanpa Masalah, KPU Maybrat Diapresiasi

Setelah mendengar, mengumpulkan dan memastikan informasi tersebut, kata dia, pihaknya langsung bikin aksi penggalangan dana.

“Kami hanya ingin membantu semampu kami. Kami berharap sodara yang menderita tumor itu bisa berobat dan bisa sehat kembali,” katanya.

Isir menyatakan, pemerintah Sorong Selatan sudah tahu informasi tentang pasien tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan apa pun yang diambil untuk pasien tersebut.

“Ini kan zaman Otsus. Harusnya pasien seperti ini ditangani segera. Bukan dibiarkan bertahun-tahun hingga parah. Kami sangat kesal dengan pemerintah di sana,” katanya.

Bantuan tersebut, kata dia, tidak akan langsung diberikan kepada keluarga karena dikuatirkan tidak digunakan dengan maksimal. Namun, kata dia, pihaknya akan langusung koordinasi dengan pemerintah Sorong Selatan.

“Kami ke sana dan akan koordinasi dengan OPD dan pemerintah Sorsel. Kami akan bawa dan bayar untuk biaya  pengobatan. Sisanya nanti ditanggulangi oleh pemerintah setempat. Yang kami lakukan ini adalah tamparan untuk pemerintah Sorsel yang tutup mata terhadap apa yang masyarakat alami,” tegasnya.

Baca Juga:  Upaya Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Jaga Pasokan BBM Saat Lebaran

Ia mengaku saat ini sudah berada di Sorong Selatan saat menghubungi media ini pada Selasa 8 September 2019.

Seperti diberitakan media ini, keluarga Yustus Srekeya, penderita tumor, yang adalah  warga dusun Rais, Distrik Teminabuan, Kab. Sorong Selatan mengharapkan perhatian dari dinas kesehatan dan dinas sosial untuk membantu pengobatan Tumor ganas yang sedang diderita Yustus.

Yustus Srekaya menderita tumor ganas di mulut. Hingga kini kondisinya memprihatinkan, karena makin membersar sudah menutupi sebagian besar bagian mulutnya.

Jurnalis Suara Papua mendatangi kediaman Yustus pada Sabtu 5 Oktober 2019 kemarin. Kepada Yustus mengaku pemerintah Sorong Selatan [Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan] sudah pernah mendatanginya dan mengambil data untuk ditangani serta dibiayai pengobatannya.

“Iya mereka pernah datang dan ambil data lalu pergi. Tapi sampai sekarang ini tidak ada perhatian sama sekali. Padahal makin ke sini makin parah,” katanya kepada media ini.

Yustus mengatakan, ia dan keluarganya sudah tidak tahu lagi langkah dan upaya yang harus mereka lakukan untuk penyembuhannya. Semenjak didatangi dinas sosial dan kesehatan dari kabupaten, keluarga merasa sedikit legah.

“Saya bersama keluarga tak tau apa yang bisa kami lakukan. Karena saya sudah alami dan menderita sakit ini. Sampai saat ini belum ada kabar dari pemerintah. Saya dan keluarga hanya serahkan pada Tuhan dan harapkan belas kasih untuk penyembuhan saya,”  kata Yustus.

Baca Juga:  Ruang Panggung HAM Harus Dihidupkan di Wilayah Sorong Raya

Ia mengaku tidak bisa berobat karena kondisi keluarga yang pas-pasan. Sehingga keluarga belum bisa membiayainya. Mengingat biaya pengobatan dan operasi yang mahal.

Yustus dan keluarga berharap agar ada perhatian serius dari pemerintah untuk membantu pengobatan dan biaya pengobatan.

Kepala Dusun Rais, Albertus Srefi kepada media ini mengatakan bahwa ia prihatin dengan kondisi yang sedang dialami Yustus. Juga ia mengaku kecewa dengan tindakan dan perhatian dari pemerintah yang tidak ada.

“Dia sudah alami sakit ini sejak dia anak-anak. Semakin kesini penyakitnya ini semakin tambah parah. Kami harap pemerintah bisa memberi perhatian segera. Karena sakitnya ini sudah lama,” kata Albertus.

Sebagai kepala Dusun, ia meminta pemerintah tindak lanjut dan segera lanjuti data yang pernah didata dan diambil dinas sosial maupun kesehatan Kab. Sorsel.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaULMWP: Kami Belum Terima Surat dari Presiden Joko Widodo
Artikel berikutnyaPengungsi OAP Dibungkam Ketimbang Non Papua, Mengapa?